Ada sangat banyak indikator teknikal. Anda tidak perlu mempergunakan semuanya. Lalu apa yang sebaiknya dipergunakan?
Anda bisa mengkombinasikan setidaknya DUA JENIS indikator. Strategi yang Anda susun sebaiknya bisa memberikan informasi mengenai trend dan petunjuk kapan sebaiknya membuka posisi (buy atau sell). Sebagai contoh, Anda bisa memasukkan Moving Average, Bollinger Band, atau Parabolic SAR sebagai indikator arah trend. Tidak perlu memasukkan tiga-tiganya, cukup pilih salah satu saja.
Sebagai petunjuk kapan waktunya buy atau sell, Anda bisa memilih stochastic oscillator, CCI, MACD, dan sebagainya. Juga tidak perlu memasukkan terlalu banyak. Maksimal dua osilator saja cukup.
Hindari memasukkan terlalu banyak indikator ke chart Anda, sebab hal itu berpotensi akan membuat Anda bingung. Dua atau tiga macam indikator saja sebenarnya sudah cukup baik, asalkan kedua fungsi yang disebutkan di atas (trend dan petunjuk masuk posisi) sudah terpenuhi.
Jika Anda sudah cukup mahir, bisa jadi Anda tak membutuhkan indikator teknikal sama sekali. Anda bisa mempergunakan pattern, misalnya. Yang jelas, Anda harus memilih: indikator mana yang akan Anda pergunakan, hanya akan menggunakan pattern, atau justru mengkombinasikanya.
Tentu saja, Anda harus mempelajari terlebih dahulu tiap-tiap indikator. Ini memang memakan waktu, namun Anda bisa mencobanya terlebih dahulu melalui Backtest. Setelah mencoba, Anda akan tahu indikator apa yang paling Anda sukai.