Memberantas hoax di dunia maya banyak ragam caranya. Tergantung kita mau bergerak atau tidak, untuk memerangi hoax yang kian massif di dunia maya. Maka dari itu, kita bergerak maju perangi hoax. Salah satu agenda dalam memerangi hoax, kita bias sharing melalui pengalaman berikut. Pertama, menyelesaikan training to trainer (ToT) kepada 14 jurnalis AJI yang sudah berlangsung 5 hari penuh, untuk kemudian mereka akan menjadi trainer kepada 1800 jurnalis lainnya di seluruh Indonesia dalam topik verifikasi informasi. Ini adalah program Google News Lab Training Network yang disupport oleh Firstdraft dan Storyful, dua lembaga internasional yang fokus ke verifikasi informasi. Harapannya, semakin banyak jurnalis kita yang memahami bagaimana melakukan verifikasi informasi, sehingga berita yang disampaikan selalu akurat, sekaligus mereka bisa berperan sebagai fact checker untuk mendebunk jika ada hoax beredar di masyarakat. Mafindo berperan untuk melokalisasi konten dengan memberikan banyak contoh debunk hoax yang selama ini dilakukan di group FAFHH dan di situs TurnBackHoax.ID
Kedua, peluncuran 18 buku literasi digital oleh Kementrian Kominfo bersama gerakan nasional literasi digital Siberkreasi. Buku-buku tersebut dapat didownload gratis di literasidigital.id, dan dapat dicetak siapapun tanpa biaya. Ini adalah sebuah ikhtiar untuk meningkatkan pemahamana publik terkait pentingnya literasi digital ini. Termasuk juga bagaimana peran orang tua dalam berkembang bersama anaknya di era digital ini. Saya rasa sangat penting untuk dilewatkan, monggo rame-rame didownload saja. Saya diberi satu paket 18 buku hardcopy oleh Menkominfo, Chief Rudiantara. Sekaligus beliau mengkonfirmasi kehadirannya di Rakernas Mafindo, 10 Februari di Borobudur Jawa Tengah.
Ketiga, malamnya kami makan malam bersama dengan Google dan para pemimpin redaksi media online yang tergabung dalam AMSI. Ada dari Kompas, Katadata, Viva, Okezone, Tempo, Kumparan, Antara, Tirto, dan lainnya. Kami, bersama dengan Irene Google NewsLab APAC, Wahyu Dhyatmika Tempo, Sapto Tirto.ID, dan Eoghan Sweeney Firsdraft, mempresentasikan apa upaya yang bisa dilakukan bersama antara media yang tergabung dalam AMSI, Mafindo dan Google dalam melawan penyebaran berita bohong, apalagi menjelang Pilkada serentak 2018 ini. Mafindo sudah menyiapkan database induk dimana semua media bisa berkolaborasi, mengambil konten ataupun menyumbang verifikasi informasi. Harapannya klarifikasi terhadap issue bisa dilakukan dengan cepat, hasilnya bisa dipakai bersama-sama, sehingga diseminasi luas, dan masyarakat bisa terbantu supaya dapat terinformasi klarifikasi berita hoax dengan cepat. Kami tengah mempersiapkan Hoax Crisis Center di Jawa Tengah dan Kalimantan Barat.
Dan hari ini kami memulai workshop bersama kurang lebih 20 orang dari berbagai negara untuk merumuskan tools untuk mobile verification information, yang harapannya bisa menelurkan tool yang kuat di smartphone yang bisa dipakai oleh jurnalis, masyarakat umum, mencari tahu apakah informasi itu benar atau tidak. Kegiatan ini difasilitasi oleh Google News Lab Asia Pacific, dimana direkturnya Irene Jay Liu, sangat passionate terhadap upaya perlawanan hoax di Indonesia, dan memberikan dukungan penuh. Mafindo juga baru saja merilis aplikasi Hoax Buster Tools di Playstore yang gratis dan bisa dipakai siapapun untuk mempermudah debunking hoax. Ini adalah beberapa upaya kecil yang bisa kami lakukan untuk Indonesia yang lebih baik, bersih dari hoax, dan media sosial yang termanfaatkan untuk mempercepat Indonesia menjadi negeri yang maju.
Sumber: http://redaksiindonesia.com/read/komuni ... misme.html