1. Kondisi swing
Pada kondisi ini market bergerak bolak balik secara mendatar sehingga biasanya membentuk sebuah lorong.Tiap sisi atas dan bawah lorong ini kemudian menjadi area support dan resistance .Pada kondisi seperti ini cara trading yang bisa digunakan adalah dengan cara scalping yaitu dengan cara membeli di area support dan menjual diarea resistance.
Arah market selanjutnya bisa di prediksi dengan menggunakan indikator jenis pembalikan seperti stochastic oscilator yang menghasilkan signal di area support dan resistance.
Secara umum arah market selanjutnya bisa diketahui dari posisi grafik dan stocastic . Jika grafik berada di sekitar garis support maka arah selanjutnya adalah naik , jika grafik berada di sekitar garis resistance arah market selanjutnya adalah turun.
Setelah diketahui perkiraan arah marketnya , Fokus selanjutnya adalah mencari entri point di area support dan resistance tersebut .Sehingga cara analisa yang bisa digunakan adalah seperti ini :
Buatlah garis support dan resistance
Pasang indikator stocastic oscilator untuk memberikan signal siap siap masuk pasar
Entry pointnya adalah ketika candlestick membentuk pola reversal dan stocastic menunjukan overbought/oversold . Atau ketika terjadi crossing stocastick.
2. Kondisi break / volatile
Kondisi break adalah kondisi dimana market baru saja menghancurkan pembatas ,sehingga tenaga market sedang besar.Oleh karena itu pada kondisi break harga akan melaju dengan sangat cepat .
Arah market pada kondisi ini telah diketahui yaitu jika candle yang melakukan break adalah bullish maka arah selanjutnya adalah naik , jika candle yang melakukan break adalah bearish maka arah selanjutnya adalah turun.
Dengan demikian analisanya akan berfokus pada mencari titik untuk masuk pasar dengan tepat.
Indikator yang tepat pada kondisi ini adalah Bolinger band dan Volume .Cara analisa nya :
Pasang bollinger band untuk melihat volatilitas market
Gunakan indikator volume untuk melihat tenaga break
Entry pointnya adalah ketika open candle selanjutnya terbentuk , dimana bollinger band melebar dan volume candle yang melakukan break lebih besar dari volume sebelumnya.
3. Kondisi jenuh
Kondisi jenuh adalah kondisi dimana seolah market tidak bisa lagi bergerak lebih jauh , sehingga kemungkinan terbesarnya adalah market akan balik arah.Moment pembalikan arah ini adalah daerah pembukaan posisi dengan resiko sangat minim .
Indikator yang tepat digunakan pada kondisi ini adalah indikator jenis oscilator mosalnya RSI atau stochastick .Selain itu bisa menggunakan money flow index .
Arah market pada kondisi jenuh diketahui dari kondisi jenuh itu sendiri. Jika saat ini sedan jenuh beli ( overbought) maka arah market selanjutnya adalah turun. Jika saat ini sedang jenuh jual (oversold) maka arah market selanjutnya adalah naik .
Fokus analisa pada kondisi jenuh ini adalah mencari entry point yang menunjukan market siap balik arah.Cara analisanya :
Pasang indikator money flow index ( 5)
Pasang stochastic oscilator
Entry point adalah ketika stocahstik bernilai dibawah 20 atau diatas 80 , serta MFI bernilai 0 atau 100 .
4. Kondisi chaos
Pada kondisi chaos market lebih sulit diprediksi karena arahnya tak menentu namun kita masih bisa menentukan arahnya ketika terjadi konvergen.
Arah market baru diketahui ketika terjadi konvergen .Dan indikator yang bisa digunakan untuk kondisi ini misalnya MACD , stochastic,RSI ,William % range atau MFI .
Fokus analisa pada kondisi ini adalah mencari kondisi konvergen lalu mencari entry pointnya. Caranya :
Gunakan indikator , misalnya MFI atau stochastic
Konvergen adalah ketika grafik menjadi lebih rendah namun indikator menjadi lebih tinggi , atau grafik meninggi namun indikator merendah.
Enty pointnya adalah pada saat open candle selanjutnya terbentuk setelah terjadi konvergen.