PONTIANAK, JUMAT - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi berjanji akan mengangkat 100 atlet berprestasi untuk menjadi pegawai negeri sipil. Bahkan pada tahun berikutnya, kuota atlet yang diangkat menjadi PNS akan ditambah menjadi 1.000 orang.
"Atlet harus memenuhi kriteria tertentu untuk bisa diangkat menjadi PNS. Misalnya setidaknya harus meraih medali emas untuk tingkat nasional, medali perak untuk regional, dan medali perunggu untuk tingkat internasional," kata Taufik yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Institut Karate-do Nasional (PB Inkanas), Jumat (7/3), usai meresmikan Inkanas Kalimantan Barat.
Mengangkat atlet menjadi PNS, menurutnya, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memikirkan masa depan atlet. Upaya ini sekaligus untuk meningkatkan prestasi olah raga nasional.
Khususnya untuk pengembangan olah raga karate di tanah air, menurutnya, Federasi Olah Raga Karate-do Indonesia (FORKI) berencana akan melatih satu pelatih karate di tiap kabupaten/kota. Ini berarti ada lebih dari 450 orang yang akan direkrut menjadi pelatih karate.
"Pelatih ini nantinya Insya Allah juga akan diangkat menjadi pegawai negeri. Dia (pelatih itu) bisa melatih atau menjadi guru olah raga di sekolah-sekolah," katanya.
Secara umum ia menilai, pembinaan olah raga harus dilakukan secara menyeluruh. Pembinaan dimulai dengan pembibitan secara benar dari tingkat sekolah dasar, seperti yang diterapkan di negara lain. Untuk itu ia juga berharap banyak dari peran Departemen Pendidikan Nasional yang memiliki anggaran cukup besar untuk turut melakukan pembinaan atlet tersebut.
"Selain itu, kemampuan atlet juga perlu terus ditingkatkan melalui pelatihan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan adopsi teknik olah raga yang baru, mengikuti perkembangan yang ada. Perbanyak try out dan ikuti event (olah raga)," katanya.
Atlet juga perlu dibekali kemampuan berbahasa Inggris yang baik sehingga bisa memahami instruksi-instruksi yang diberikan saat berkiprah di kancah internasional. Peningkatan kemampuan yang relatif sama juga perlu diberikan kepada para pelatih dan wasit.
Untuk mewujudkan hal tersebut, menurutnya peran masyarakat untuk mendorong putra-putrinya agar menyenangi olah raga juga harus ditingkatkan. "Jangan orang tua malah memarahi anaknya yang gemar olah raga," katanya.