Globalisasi merupakan medan pertarungan terbuka bangsa-bangsa di dunia. Pertarungan itu terjadi di berbagai bidang, baik sumberdaya, modal, pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, baik melalui perdagangan, bantuan asing, pendidikan maupun teknologi informasi. Globalisasi yang mengusung ideologi neoliberalisme sangat berdampak bagi bangsa Indonesia, berupa pergeseran tata nilai, ideologi dan budaya. Globalisasi bisa menjadi penjajahan gaya baru. Di Indonesia sudah berlaku pasar bebas Asia Tenggara dan China (ACFTA) tahun 2010 ini sudah membuat risau para produsen tekstil dalam negeri dan para buruh. Dalam menghadapi globalisasi/pasar bebas, kita perlu memperkokoh wawasan kebangsaan serta nilai-nilai kearifan lokal sebagai suatu pandangan yang mencerminkan sikap dan kepribadian bangsa Indonesia, rasa cinta tanah air, menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan perlu dikaji lagi dan ditemukan kembali untuk meningkatkan daya saing dan karakter bangsa.
Penanaman Nilai Pancasila
Penanaman nilai-nilai Pancasila harus melalui peserta didik karena saat ini materi pelajaran mengenai wawasan kebangsaan dan idiologi Pancasila tidak dilakukan sehingga kedepan agar mulai dari masa orientasi sekolah diberikan materi wawasan kebangsaan. Semangat kedaerahan tidak melanggar, namun jangan mengeksklusifkan paham kedaerahan. Di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi ideologi bangsa, oleh karena itu kita jangan sampai melupakan sejarah bangsa untuk membangkitkan semangat kebangsaan. Untuk itu, perlunya peran “Bela Negara” dari segenap komponen bangsa di luar TNI, dapat diwujudkan dalam bentuk keterlibatan dalam komponen cadangan dan komponen pendukung. Peran masyarakat dalam upaya bela negara dapat diawali dengan, mengikuti pendidikan kewarganegaraan baik secara formal maupun informal sehingga memiliki rasa cinta kepada tanah air dan memiliki bekal awal kemampuan bela negara.
Peran Pendidikan
Pendidikan di Indonesia saat ini cenderung lebih mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan, namun mengabaikan pendidikan karakter. Pengetahuan tentang kaidah moral yang didapatkan dalam pendidikan moral atau etika di sekolah sekolah saat ini semakin di tinggalkan, sebagian orang mulai tidak memperhatikan lagi bahwa pendidikan tersebut berdampak pada prilaku seseorang. Pengajaran kearifan lokal terutama di tingkat pendidikan tinggi, wajib diikuti para mahasiswa. Hal ini bertujuan agar budaya lokal tidak tercerabut dan generasi mendatang tidak kehilangan adat istiadat leluhur. Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh generasi muda terdidik dan terlatih, apalagi generasi yang banyak mendapatkan berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Dunia Pendidikan. Oleh karena itu, mahasiswalah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasannya. Diharapkan mahasiswa berperan dalam menanamkan ideologi bangsa demi tanggung jawab atas masa depan bangsa. Mahasiswa diharapkan mampu memberi kontribusi terhadap moral, etos kerja dan mengikis struktur-struktur yang korup, memerangi struktur-struktur kemiskinan, memerangi proses pembodohan dan mencerdaskan bangsa, membuka jalan kepada dialog peradaban berhadapan dengan globalisasi, sehingga ideologi bangsa tetap ajeg. Selain itu, Mahasiswa mampu memberikan panutan dan pencerahan kepada masyarakat tentang betapa pentingnya ideologi Negara/bangsa Pancasila bagi bangsa Indonesia.
Peran Membendung Pengaruh Globalisasi
Pengaruh globalisasi bisa berdampak kepada budaya non Indonesia, ideologi, bahasa, teknologi, pengelolahan sumber daya, pendidikan dan agama. Untuk itu, perlunya peran bersama antar komponen bangsa, pemerintah, swasta dan masyarakat benar-benar diperlukan untuk membangun dan menggiring semangat dan wawasan kebangsaan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembinaan ideologi Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. “Cara untuk meningkatkan ideologi bangsa, maka kita harus mengingat sejarah perjuangan bangsa”. Muatan pendidikan yang diberikan didesain untuk menumbuh kembangkan semangat persatuan dan kesatuan ditunjang oleh pandangan dan wawasan nusantara serta pribadi yang merupakan bagian dari bangsa yang besar yang tahu akan status diri dan lingkungannya.
sumber