PELABUHAN LAUT
1. PENDAHULUAN
1.1. Perkembangan Pelabuhan
pada awalnya pelabuhan hanya merupakan suatu tepian di mana kapal-kapal dan perahu-perahu dapat merapat dan membunag jangkar untuk bisa melakukan bongkar muat barang, menaik turunkna penumpang dan kegiatan lain. untuk bisa melakukan kegiatan tersebut, maka pelabuhan harus tenang terhadap gangguan gelombang, sehingga pada masa itu pelabuhan berada di tepi sungai, teluk atau pantai yang secara alami terlindung terhadap gangguan gelombang.
dengan berkembangnya kehidupan sosial dan ekonomi penduduk suatu daerah atau negara maka kebutuhan sandang, pangan serta fasilitas meningkat. hasil produsi suatu daerah yang berupa hasil bumi maupun industri semakin banyak sehingga diperlukan sarana dan prasarana pengangkutan yang lebih memadai. kapal yang semula sederhana dan kecil meningkat menjadi kapal-kapal besar dengan teknologi lebih canggih. bahkan berkembang kapal-kapal khusus sesuai dengan barang yang di angkut. pelabuhan sebagai prasarana angkutan laut juga berkembang. tidak lagi harus ada di daerah terlindung secara alami, tetapi bisa berada di laut terbuka, untuk mendapatkan perairan yang luas dan dalam, dengan membuat pemecah gelombang untuk melindungi daerah perairan. tipe pelabuhan juga disesuaikan dengan kapal-kapal yang menggunakannya. daerah pelabuhan harus cukup luas yang menyediakan berbagai fasilitas untuk bongkar muat barang, menaik turunkan penumpang dan sebagainya.
1.2. Arti Penting Pelabuhan
indonesia sebagai negara kepulauan, peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan/keamanan, dan sebagainya. bidang kegiatan pelayaran sangat luas meliputi angkutan penumpang dan barang, penjagaan pantai, hidrografi, dan masih banyak lagi.
kegiatan pelayaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu pelayaran niaga dan bukan niaga. pelayaran niaga adalah usaha pengangkutan barang, pelayaran bukan niaga meliputi pelayaran kapal patroli, survai kelautan, dan sebagainya.
1.3. Definisi Pelabuhan
Dalam Bahasa Indonesia dikenal dua istilah yaitu bandar dan pelabuhan.
Bandar (harbour) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang dan angin untuk berlabuhnya kapal-kapal. Bandar ini hanya merupakan daerah perairan tempat bersinggahnya kapal untuk berlindung, mengisi bahan bakar, reparasi, dan sebagainya.
Pelabuhan (Port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkat muat barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan diman kapal membongkar muatannya, dan gudang-gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan.
maka dapat disimpulkan bahwa pelabuhan merupakan bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang seperti dermaga, tambatan, dengan segala perlengkapannya. jadi suatu pelabuhan juga merupakan bandar, tetapi suatu bandar belum tentu suatu pelabuhan.
1.4. Pelabuhan di Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 3700 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui katulistiwa. kegiatan pelayaran sangat diperlukan untuk menghubungkan antar pulau, penjagaan wilayah laut, penelitian kelautan dan sebagainya. pelayaran niaga merupakan salah satu pelayaran terpenting yang dibedakan menjadi pelayaran lokal, pelayaran pantai dan pelayaran samudra.
1.5. Macam Pelabuhan
1.5.1. Ditinjau dari segi penyelenggaraannya
a. pelabuhan umum: diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.
b. pelabuhan khusus: diselenggatrakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.
1.5.2. Ditinjau dari segi pengusahaannya
a. pelabuhan yang diusahakan: diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang, menaik turunkan penumpang dan sebagainya.
b. pelabuhan yang tidak diusahakan: merupakan tempat persinggahan kapal/perahu tanpa fasilitas bongkar muat, bea cukai dan sebagainya.
1.5.3. Ditinjau dari fungsinya dalam perdagangan nasional
a. pelabuhan laut: pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing.
b. pelabuhan pantai: pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera asing.
1.5.4. Ditinjau dari segi penggunaannya
a. pelabuhan ikan: pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar.
b. pelabuhan minyak: pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum untuk keamanan. pelabuhan minyak tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa.
c. pelabuhan barang: pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi fasilitas bongkar muat barang.
d. pelabuhan penumpang: pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian.
e. pelabuhan campuran: umumnya pencampuran ini terbatas pada penumpang dan barang, sedang untuk keperluan minyak dan ikan tetap terpisah.
f. pelabuhan militer: pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perangdan agar letak bangunan cukup etrpisah.
1.5.5. Ditinjau menurut letak geografisnya
a. pelabuhan alam: merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara alam.
b. pelabuhan buatan: suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang.
c. pelabuhan semi alam: merupakan campuran dari kedua tipe diatas.
1.6. Kapal
1.6.1. Jenis kapal
a. kapal penumpang: jarak antara pulau yang relatif dekat bisa dilayani oleh kapal penumpang. semakin banyak beroperasi ferri-ferri yang memungkinkan mengangkut mobil, bis, dan truk bersama-sama dengan penumpangnya.
b. kapal barang: khusus dibuat untuk mengangkut barang.
1) kapal barang umum: digunakan untuk mengangkut muatan umum yang dibungkus dalam peti, karung dan sebagainya.
2) kapal barang curah: untuk mengangkut muatan curah seperti beras, gandum, batubara, bijih besi dan sebagainya.
3) kapal tanker: untuk mengangkut minyak.
4) kapal khusus: untuk mengangkut barang tertentu seperti daging dalam keadaan beku, pengangkut gas alam cair dan sebagainya.
1.6.2. Karakteristik kapal
pengembangan pelabuhan dimasa mendatang harus meninjau daerah perairan untuk alur, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat pembuangan bahan pengerukan, daerah daratan yang diperlukan untuk penempatan, penyimpanan dan pengangkutan barang-barang. luas kolam dan dermaga sanagt dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang akanberlabuh.
2. PERENCANAAN PELABUHAN
2.1.Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan
pelabuhan harus bisa memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:
a. harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat.
b. pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang (daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
c. pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.
d. kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi bahan bakar.
e. pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang dan gudang-gudang penyimpanan barang.
f. pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.
perlengkapan pelabuhan:
a. pemecah gelombang
b. alur pelayaran
c. kolam pelabuhan
d. dermaga
e. alat penambat
f. gudang
g. gedung terminal untuk keperluan administrasi
h. fasilitas bahan bakar untuk kapal
i. fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk membawa kapal masuk/keluar pelabuhan.
j. peralatan bongkar muat barang
k. fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan muatan kapal.
2.2.Pemilihan Lokasi Pelabuhan
2.2.1. Tinjauan Topografi dan Geologi
keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk membangun suatu pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan dimasa mendatang. kondisi geologi juga perlu diteliti mengenai sulit tidaknya melakukan pengerukan daerah perairan dan kemungkinan menggunakan hasil pengerukan tersebut untuk menimbun tempat lain.
2.2.2. Tinjauan Pelayaran
pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan menggunakannya. kapal yang berlayar dipengaruhi oleh faktor alam seperti angin, gelombang dan arus yang dapat menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada badan kapal.
2.2.3. Tinjauan Sedimentasi
pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sedimentasi yang terjadi harus sesedikit mungkin (kalau bisa tidak ada). proses erosi dan sedimentasi tergantung pada sedimen dasar dan pengaruh hidrodinamika gelombang dan arus. proses sedimentasi ini sulit ditanggulangi, oleh karena itu masalah ini harus diteliti dengan baik untuk dapat memprediksi resiko pengendapan.
2.2.4. Tinjauan Gelombang dan Arus
gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan pelabuhan, oleh karena itu dibuat bangunan pelindung yang disebut pemecah gelombang. alur pelayaran harus searah dengan arah penjalaran gelombang terbesar dan arah arus agar memudahkan kapal memasuki pelabuhan.
2.2.5. Tinjauan Kedalaman Air
kapal-kapal memerlukan kedalaman air yang sama denga sarat (draft) kapal ditambah dengan suatu kedalaman tambahan.
2.3.Ukuran dan Bentuk Pelabuhan
ukuran pelabuhan ditentukan oleh jumlah dan ukuran kapal-kapal yang akan menggunakannya serta kondisi lapangan yang ada. luas minimum pelabuhan adalah ruang yang diperlukan untuk dermaga ditambah dengan kolam putar yang terletak di depannya.
2.4.Pemecah Gelombang
pemecah gelombang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan semi alam dan buatan. layotu pemecah gelombang tergantung pada arah ggelombang dominan, bentuk garis pantai, ukuran minimum pelabuhan yang diperlukan untuk melayani trafik di pelabuhan tersebut.
2.5.Lokasi dan Lebar Mulut Pelabuhan
untuk mengurangi tinggi gelombang di perairan pelabuhan, mulut pelabuhan tidak boleh lebih besar dari yang diperlukan untuk keamanan pelayaran atau arus berbahaya yang ditimbulkan oleh pasang surut.
3. ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMBANG
3.1.Angin
sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut angin. untuk keperluan perencanaan pelabuhan diperlukan data-data tentang angin.
3.2.Pasang Surut
pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. pengetahuan pasang surut sangat penting didalam perencanaan pelabuhan. contoh, muka air pasang menentukan elevasi puncak bangunan pemecah gelombang, dermaga, dsb. sementara muka air surut menentukan kedalaman alur pelayaran/pelabuhan.
beberapa tipe pasang surut:
a. pasang surut harian ganda (semi diurnal tide): dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
b. pasang surut harian tunggal (diurnal tide): dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. periode pasang surut 24 jam 50 menit.
c. pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal): dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.
d. pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal): dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda
3.3.Gelombang
gelombang merupakan faktor penting dalam perencanaan pelabuhan. gelombang digunakan untuk merencanakan bangunan-bangunan pelabuhan seperti pemecah gelombang,studi ketenangan di pelabuhan, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
4. ALUR PELAYARAN
4.1.Pemilihan Karakteristik Alur
alur masuk ke pelabuhan biasanya sempit dan dangkal. alur-alur tersebut merupakan tempat terjadinya arus terutama yang disebabkan oleh pasang surut.
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke pelabuhan:
a. keadaan trafik kapal
b. keadaan geografi dan mateorologi di daerah alur
c. sifat-sifat fisik dan variasi dasar saluran
d. fasilitas-fasilitas atau bantuan-bantuan yang diberikan pada pelayaran
e. karakteristik maksimum kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan
f. kondisi pasang surut, arus dan gelombang.
4.2.Kedalaman Alur
untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh.
kedalaman air diukur terhadap muka air refernsi. biasanya muka air referensi ini ditentukan berdasarkan nilai rerata dari muka air surut terendah pada saat pasang besar dalam periode panjang.
4.3.Lebar Alur
lebar alur tergantung pada beberapa faktor:
a. lebar, kecepatan dan gerakan kapal
b. trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua jalur
c. kedalaman alur
d. apakah alur sempit atau lebar
e. stabilitas tebing alur
f. agin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur.
4.4.Layout Alur Pelayaran
beberapa ketentuan berikut ini perlu diperhatikan dalam merencanakan trase alur pelayaran:
a. sedapat mungkin trase alur harus mengikuti garis lurus
b. satu garis lengkung akan lebih baik daripada sederetan belokan kecil dengan interval pendek
c. garis lurus yang menghubungkan dua kurva lengkung harus mempunyai panjang minimum 10 kali panjang kapal terbesart
d. sedapat mungkin alur tersebut harus mengikuti arah arus dominan, untuk memperkecil alur melintang
e. jika mungkin, pada waktu kapal terbesar masuk pada air pasang, arus berlawanan dengan arah kapal yang datang
f. gerakan kapal akan sulit apabila dipengaruhi oleh arus atau angin melintang. hal ini dapat terjadi ketika kapal bergerak dari daerah terbuka ke perairan terlindung. untuk itu maka lebar alur dan mulat pelabuhan harus cukup besar.
g. pada setiap alur terdapat apa yang disebut titik tidak boleh kembali diman kapal tidak boleh berhenti atau berputar, dan mulai dari titik tersebut kapal-kapal diharuskan melanjutkan sampai ke pelabuhan. titik tersebut harus terletak sedekat mungkin dengan mulut pelabuhan dengan merencanakan/membuat tempat keluar yang memungkinkan kapal-kapal yang mengalami kecelakaan dapat meninggalkan tempat tersebut, atau dengan membuat suatu lebar tambahan.
4.5.Kolam Pelabuhan
kolam pelabuhan harus tenang, mempunyai luas dan kedalaman yang cukup, sehingga memungkinkan kapal berlabuh dengan aman dan memudahkan bongkar muat barang.
5. PEMECAH GELOMBANG
5.1.Tipe Pemecah Gelombang
pemecah gelombang dibedakan menjadi 3 tipe:
a. pemecah gelombang sisi miring
b. pemecah gelombang sisi tegak
c. pemecah gelombang campuran
5.2.Pemecah Gelombang Sisi Miring
pemecah gelombang sisi miring dibuat dari tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau beton dengan bentuk tertentu. pada tipe ini energi gelombang dapat dihancurkan melalui runup pada permukaan sisi miring.
5.3.Pemecah Gelombang Sisi Tegak
pada pemecah gelombang sisi tegak, yang biasanya ditempatkan dilaut dengan dengan kedalaman lebih besar dari tinggi gelombang, akan memantulkan gelombang tersebut. superposisi antara gelombang datang dan gelombang pantul akan menyebabkan terjadinya gelombang stasioner yang disebut dengan klapotis. tinggi gelombang klapotis ini bisa mencapai dua kali tinggi gelombang datang. oleh karena itu tinggi pemecah gelombang di atas muka air pasang tertinggi tidak boleh kurang dari 1 1/3 sampa 1 ½ kali tinggi gelombang maksimum, dan kedalaman di bawah muka air terendah ke dasar bangunan tidak kurang dari 1 ¼ sampai 1 ½ kali atau lebih baik sekitar 2 kali tinggi gelombang.
5.4.Pemecah Gelombang Campuran
terdiri dari pemecah gelombang sisi tegak yang dibuat di atas pemecah gelombang tumpukan batu. bangunan ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan tanah dasar tidak mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak. pada waktu air surut bangunan berfungsi sebagai pemecag gelombang sisi miring, sedang pada waktu air pasang berfungsi sebagai pemecah gelombang sisi tegak.
5.5.Pemecah Gelombang Pancaran Udara dan Pancaran Air
pemecah gelombang pancaran udara menggunakan semburan udara untuk menghancurkan gelombang, sedang pemecah gelombang pancaran air menggunakan semburan air untuk menghancurkan gelombang.
6. DERMAGA
6.1.Pendahuluan
dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik turunkan penumpang.
6.2.Pemilihan Tipe Dermaga
pemilihan tipe dermaga didasarkan pada tinjauan berikut ini:
a. tinjauan topografi daerah pantai
b. jenis kapal yang dilayani
c. daya dukung tanah
6.3.Wharf
wharf adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan dapat dibuat berimpit dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut. wharf dibangun apabila garis kedalaman laut hampir merata dan sejajar dengan garis pantai.
6.4.Pier Atau Jetty
pier adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut terhadap garis pantai. pier dapat digunakan untuk merapat kapal pada satu sisi atau kedua sisinya. pier berbentuk jaari lebih efisien karena dapat digunakan untuk merapat kapal pada kedua sisinya untuk panjang dermaga yang sama. perairan diantara dua pier yang berdampingan disebut slip.
6.5.Ukuran Dermaga
lebar aproon tergantung pada alt bongkar muat (kran) yang digunakan, jumlah jalur kereta api dan truk.
6.6.Gaya-Gaya yang Bekerja Pada Dermaga
6.6.1. Gaya Benturan Kapal
pada waktu merapat ke dermaga kapal masih mempunyai kecepatan sehingga akan terjadi benturan antara kapal dan dermaga daalm perencanaan dianggap bahwa benturan maksimum terjadi apabila kapal bermuatan penuh menghantam dermaga pada sudut 10o terhadap sisi depan dermaga.
6.6.2. Gaya Akibat Angin
angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. apabila arah angin menuju ke dermaga, maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga, sedang jika arahnya meninggalkan dermaga akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat penambat.
6.6.3. Gaya Akibat Arus
seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga akan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada dermaga dan alat penambat.
6.6.4. Gaya Tarikan Kapal Pada Dermaga
gaya yang ditimbulkan oleh angin dan arus pada kapal menyebabkan gya benturan pada dermaga atau gaya tarik pada alat penambat yang ditempatkan pada dermaga.
7. FENDER DAN ALAT PENAMBAT
7.1.Fender
fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga.
beberapa tipe fender:
a. fender kayu: berupa batang-batang kayu yang dipasang horisontal atau sejumlah batang kayu vertikal.
b. fender karet: berupa ban-ban luar mobil yang dipasang pada sisi depan di sepanjang dermaga. fender ban mobil ini digunakan untuk kapal-kapal kecil.
c. fender gravitas: terbuat dari tabung baja yang di isi dengan beton dan sisi depannya diberi pelindung kayu dengan berat sampai 15 ton. prinsip kerja fender ini adalah mengubah energi kinetis menjadi energi potensial.
7.2.Perencanaan Fender
7.3.1. Posisi Daerah yang dilindungi
tipe fender yang digunakan dan penempatannya pada sisi depan dermaga harus dapat melindungi dan menyerap energi benturan dari semua jenis dan ukuran kapal untuk berbagai elevasi muka air laut.
7.3.2. Alat Penambat
alat penambat adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk keperluan berikut ini:
a. mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi pergeseran atau gerak kapal yang disebabkan oleh gelombang, arus dan angin
b. menolong berputarnya kapal
alat penambat bisa diletakkan di darat (dermaga) dan di dalam air. menurut macam konstruksinya alat penambat dapat dibedakan menjadi tiga macam:
a. Bolder / alat pengikat: kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat ke bagian haluan, buritan dan badan kapal.
b. pelampung penambat (mooring buoy): pelampung penambat berada di dalam kolam pelabuhan atau di tengah laut.
c. Dolphin: adaalh konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal tangker berukuran besar yang biasanya digunakan bersama-sama dengan pier dan wharf untuk memperpendek panjang bangunan tersebut.
8. FASILITAS PELABUHAN DI DARATAN
8.1.Terminal Barang Potongan (general cargo terminal)
fasilitas-fasilitas yang ada dalam terminal barang potongan yaitu:
a. apron: halaman di atas dermaga yang terbentang dari sisi muka dermaga sampai gudang laut atau lapangan penumpukan terbuka. apron digunakan untuk menempatkan barang yang akan dinaikkan ke kapal atau barang yang baru saja diturunkan dari kapal.
b. gudang laut dan lapangan penumpukan terbuka laut disebut juga gudang transit yaitu gudang yang berada di tepi perairan pelabuhan dan hanya dipisahkan dari air laut oleh dermaga pelabuhan. gudang ini menyimpan barang-barang yang baru saja diturunkan dari kapal dan yang akan dimuat ke kapal, sehingga barang terlindung dari huajn dan terik matahari. untuk barang yang tidak memerlukan perlindungan, seperti mobil, truk, besi beton dan sebagainya dapat ditempatkan pada lapangan penumpukan terbuka. barang-barang tersebut harus diselesaikan urusan administrasinya, seperti pengecekan untuk menyesuaikan antara barang dan packing list, pembayran bea masuk (import) atau bea eksport dan biaya-biaya lainnya.
c. gudang (warehouse): digunakan untuk menyimpan barang dalam waktu laam. gudang ini dibuat agak jauh dari dermaga.
d. banguna pendingin (cold storage): apabila barang memerlukan pendinginan dikapalkan oleh kapal dengan pendingin dan didistribusikan ke daerah tujuan dengan kereta api atau truk, maka diperlukan bangunan pendingin di dermaga sehingga barang-barang beku tersebut dapat dipindahkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga perubahan temperatur yang terjadi sekecil mungkin. dengan demikian kerusakan makanan yang terjadi dapat ditekan.
e. fasilitas penanganan barang potongan
1) derek kapal (ship’s derricks) digunakan untuk mengangkat muatan yang tidak terlalu berat dan pengangkatan berlaku untuk radius kecil yaitu sekitar 6 meter dari lambung kapal.
2) kran darat (shore crane) adalah pesawat untuk bongkar muat dengan lengan cukup lpanjang yang ditempatkan di atas dermaga pelabuhan, dipinggir permukaan perairan pelabuhan. kran ini mempunyai roda dan dapat berpindah sepanjang rel kererta api.
3) kran terapung (floating crane) adalah pesawat bongkar muat yang mempunyai mesin sendiri untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
4) alat pengangkat muatan di atas dermaga diantaranya fork lift, kran mobil, gerobag yang ditarik traktor dan sebagainya.
8.2.Terminal Barang Curah
muatan curah harus dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan muatan. tipe fasilitas penyimpanan tergantung pada jenis muatan, yang bisa berupa lapangan untuk mengangkut muatan, tangki-tangki untuk minyak, silo atau gudang untuk material yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca, atau lapangan terbuka untuk menimbun batu bara, biji besi dan bauxit.
8.3.Terminal Peti Kemas
pengangkutan dengan menggunakan peti kemas memungkinkan barang-barang digabung menjadi satu dalam peti kemas sehingga aktivitas bongkar muat dapat dimekanisasikan. hal ini dapat meningkatkan jumlah muatan yang bisa ditangani sehingga waktu bongkar muat menjadi lebih cepat.
8.4.1. Penanganan Peti Kemas
penanganan dibedakan menjadi dua macam:
a. lift on-lift off (Lo/Lo). dilakukan dengan dua cara. kapal peti kemas menggunakan krannya untuk mengangkat peti kemas pada dan dari kapal. cara ini sudah banyak ditinggalkan. pada saat ini penanganan peti kemas banyak dilakukan dengan menggunakan peralatan yang ditempatkan di dermaga yaitu gantry crane yaitu kran raksasa yang dipasang di atas rel disepanjang dermaga untuk bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal. untuk menangani muatan di daratan dilakukan dengan menggunakan straddle loader/carrier yang dapat menumpuk peti kemas dalam dua tingkat. side loader juga digunakan untuk mengangkat peti kemas dan menumpuknya sampai 3 tingkat. peralatan lainnya yaitu transtainer yaitu kran peti kemas yang berbentuk portal dan dapat berjalan pada rel atau mempunyai ban karet. alat ini dapat menumpuk sampai empat tingkat.
b. roll on/roll off (Ro/Ro). peti kemas berada di atas chasis atau trailer yang ditarik traktor masuk ke kapal. kapal tipe Ro/Ro mempunyai geladak yang bertingkat. kelebihannya dapat memuat jenis muatan lain seperti pipa dan baja dengan ukuran panjang, tangki-tangki besar, mobil, truk, dan sebagainya.
8.4.2. Fasilitas Pada Peti Kemas
a. dermaga
b. apron
c. marshalling yard (lapangan penumpukan sementara berada di dekat apron)
d. container yard (lapangan penumpukan peti kemas)
e. container freight station/CFS (gudang untuk barang yang di angkut)
f. menara pengawas
g. bengkel pemeliharaan
h. fasilitas lain seperti sumber tenaga listrik, suplai bahan bakar, suplai air tawar, penerangan dan lain-lain.
8.4.3. Sistem Penanganan Peti Kemas di Container Yard
a. sistem chasis: peti kemas ditaruh di atas chasis dan ditempatkan di marshalling yard. peti kemas dan chasisnya ditarik oleh traktor menuju ke dermaga dan kemudian gantry crane mengangkat peti kemas dari chasis dan memasukkannya ke dalam kapal. selanjutnya gantry crane mengambil peti kemas dari kapal dan menempatkannya di atas chasis yang masih berada di dermaga. kemudian traktor membawanya kembali ke marshalling yard. sistem ini memungkinkan peti kemas dapat diambil setiap saat karena peti kemas tidak ditumpuk.sistem chasis cocok untuk pengiriman door to door. kekurangannya yaitu diperlukan lapangan yang luas.
b. sistem straddle carrier: peti kemas ditempatkan di atas tanah (yang telah diperkeras/dibeton) pada marshalling yard. pengangkatan atau pemindahkan dilakukan oleh straddle carrier. kelebihan sistem ini adalah dimungkinkan menyimpan peti kemas dalam tumpukan sehingga luas lapanmgan dapat dikurangi. sedang kekurangannya diperlukan kembali mnegangkut peti kemas ke truk trailer, sehingga frekuensi pemuatan lebih tinggi.
c. sistem transtainer: digunakan transtainer untuk penanganan peti kemas di container yard. pemakaian transtainer memungkinkan untuk menyusun peti kemas dalam enam sampai sembilan baris dan penumpukan sampai lima tingkat. selain itu tidak diperlukan gang, sehungga pemakaian lapangan dapat lebih efektif.
9. ALAT PEMANDU PELAYARAN
9.1.Pendahuluan
alat pemandu pelayaran diperlukan untuk keselamatan, efisiensi dan kenyamanan pelayaran kapal. alat ini dipasang di sungai, saluran, pelabuhan dan di sepajang pantai, sehingga pelayaran kapal tidak menyimpang dari jalurnya. alat ini juga berfungsi sebagai peringatan adanya bahaya seperti karang, tempat dangkal dan juga sebagai pemandu agar kapal dapat berlayar dengan aman di sepanjang pantai, sungai, saluran serta memandu kapal masuk ke pelabuhan.
9.2.Alat Pemandu Konstruksi Tetap
dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. rambu pelayaran yang ditempatkan pada ujung pier, wharf, dolphin, dan sebagainya
b. rambu suar yang ditempatkan pada pemecah gelombang, pantai, dan sebagainya
c. mercu suar yang merupakm konstruksi menara yang tinggi dengan lampu suar ditempatkan dipuncaknya.
9.3.Alat Pemandu Pelayaran Konstruksi Terapung
a. kapal rambu suar
di suatu lokasi yang sulit dibangun mercu suar, maka kapal kecil dengan bobto 500 ton digunakan untuk menggantikannya. kapal ini bisa di awaki atau tidak dilengkapi dengan lampu otomatis dan sinyal kabut. peralatan cahaya terdiri dari empat pasang cermin pemantul yang ditempatkan di sekeliling lampu dan dapat berputar pada kecepatan tertentu untuk memancarkan jumlah tertentu kilatan cahaya. lambung kapal rambu suar biasanya dicat merah dan nam stasiun divat putih pada kedua sisinya. sember tenaga kapal ini berasal dari mesin uap atau disel. kapal ini bertambat pada satu jangkar.
b. pelampung
pelampung (buoy) juga digunakan sebagai alat bantu pelayaran yang diangker pada suatu tempat yang dianggap tepat. berikut beberapa macam pelampung:
1) pelampung berbentuk tiang: pelampung yang tidak bercahaya dan berbentuk tiang panjang dan tipis terbuat dari kayu atau logam, panjangnya berkisar antara 6 m dan 15 m, dicat serta tampak dipermukaan air dan diikat dengan rantai yang dihubungkan dengan beban yangdiletakkan didasar laut.
2) pelampung berbentuk kaleng (can buoy): pelampung yang tidak bercahaya, bagian atas rata dan diletakkan di sebelah kiri pelabuhan atau disebelah kiri alur bilamana kapal masuk dari arah laut. dibuat dari logam, dicat hitam dan diberi nomor dengan nomor ganjil.
3) nun buoy: pelampung yang yang tidak bercahaya, bagian yang di atas air berbentuk kerucut, dan diletakkan di sebelah kanan kapal atau di sebelah kanan alur apabila kapal masuk dari arah laut. dibuat dari logam, dicat merah dan diberi nomor dengan nomor genap.
4) pelampung berbentuk bola (spherical buoy): berbentuk bola dan biasanya diletakkan pada tempat khusus di kanal pada tempat yang dangkal. pelampung jenis ini kadang diberi lampu kadang tidak. dibuat dari logam dan dicat menurut posisinya dan digunakan pada kanal.
5) pelampung bercahaya (lighted buoy) yang bercahaya dan mempunyai kerangka (menara baja) yang tinggi atau konstruksi menara yang terletak pada konstruksi dasar yang terapung yang dilengkapi dengan pelampung yang stabil dan mampu menahan angin. dasar yang terapung tersebut juga direncanakan untuk menampung cadangan bahan bakar yang biasanya adalah gas acetylene atau baterai. cahaya lampu diletakkan pada bagian atas konstruksi. pelampung ini digunakan pada kedua sisi alur auat pada tempat khusus, sesuai kebutuhan pelayaran. pelampung ini dicat dan diberi nomor menurut posisinya sepanjang kanal atau tempat lainnya.
pelampung dengan tanda suara (sound warning buoy): pelamnpung yang dilengkapi dengan cahaya ataupun tidak, mempunyai kerangka logam yang tinggi dan terletak pada dasar yang terapung yang dilengkapi dengan pelampung yang stabil dan mampu menahan angin. pelampung ini serupa dengan pelampung bercahaya. lampu tersebut berada pada puncak konstruksi sedang sumber suara diletakkan di bawahnya. tanda suara bisa berupa bel, gong, peluit atau terompet, yang dioperasikan sesuai gerakan pelampung atau secara otomatis. pelampung ini digunakan pada tempat yang khusus atau tersembunyi untuk memberi peringatan pada kapal yang kena kabut pada siang atau malam hari. pelampung dicat dan diberi nomor menurut lokasinya. apabila perlu bisa dilengkapi dengan radar reflektor.