ALAT BERAT
I. Pengenalan Alat Berat
1. Klasifikasi Alat Berat
a. Alat Pengolah Lahan
Contoh: Dozer, Motor Grader.
b. Alat Penggali
Contoh: Front Shovel, Backhoe, Dragline, Clamshell
c. Alat Pengangkut Material
Contoh: pengangkut horisontal yaitu Truk dan Wagon, pengangkut vertikal yaitu Crane
d. Alat Pemindahan Material
Contoh: Loader, Dozer
e. Alat Pemadatan
Contoh: Tamping Roller, Pneumatic-Tired Roller, Compactor
f. Alat Pemroses Material
Contoh: Crusher
g. Alat Penempatan Akhir Material
Contoh: Concrete Spreader, Asphalt Paver, Motor Grader, Alat Pemadat
2. Faktor yang mempengaruhi Pemilihan Alat Berat
a. Fungsi yang harus dilaksanakan
b. Kapasitas peralatan
c. Cara operasi
d. Pembatasan dari metode yang dipakai
e. Ekonomi
f. Jenis proyek
g. Lokasi proyek
h. Jenis dan daya dukung tanah
i. Kondisi lapangan
3. Alat Berat pada Macam – macam Proyek Konstruksi
a. Proyek Gedung
Yang digunakan yaitu pile driving, backhoe, crane, truck, concrete mixer, dan lain-lain.
b. Proyek Jalan
Yang digunakan yaitu alat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, dan lain-lain.
c. Proyek Jembatan
Yang digunakan yaitu pile driving, backhoe, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat dan lain-lain.
d. Proyek Bendungan
Yang digunakan yaitu alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, buldozer, grader.
II. Biaya Kepemilikan dan Pengoperasian Alat Berat
1. Sumber Alat Berat
a. Alat berat yang dibeli oleh kontraktor
Membeli alat sebagai aset perusahaan. Keuntungannya biaya pemakaian per jam sangat kecil.
b. Alat berat yang disewa-beli (leasing) oleh kontraktor
Pengadaan alat dengan pembayaran pada perusahaan leasing dalam jangka waktu lama dan di akhir masa sewa beli alat menjadi pemilik pihak penyewa.
c. Alat berat yang disewa oleh kontraktor
Biaya pemakaian alat sewa adalah yang tertinggi namun penyewaan dilakukan dalam waktu singkat. Pada metode ini perusahaan terbebas dari biaya investasi alat yang cukup besar.
2. Biaya Alat Berat
a. Nilai waktu terhadap uang
1. Nilai pada tahun sekarang
2. Nilai pada n tahun yang akan datang
3. Nilai pada rangkaian seragam
4. Nilai sisa aset pada akhir tahun ke n
b. Biaya kepemilikan alat berat
Faktor biaya kepemilikan alat berat yaitu:
1. Biaya investasi pembelian alat
2. Depresiasi atau penurunan nilai alat
3. Pajak
4. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar asuransi alat
5. Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan tempat penyimpanan alat
III. Dasar – dasar pemindahan Mekanis
1. Sifat – sifat dan Jenis Tanah
Material terdiri dari tiga unsur yaitu air, udara, dan tanah.
2. Waktu Siklus
Waktu siklus terdir dari beberapa unsur:
a. Waktu muat atau Loading Time (LT)
b. Waktu angkut atau Hauling Time (HT)
c. Waktu pembongkaran atau dumping time (DT)
d. Waktu tunggu atau spotting time (ST)
3. Efisiensi Alat
a. Kemampuan operator pemakai alat
b. Pemilihan dan pemeliharaan alat
c. Perencanaan dan pengaturan letak alat
d. topografi dan volume pekerjaan
e. kondisi cuaca
f. metode pelaksanaan alat
4. Produktivitas dan Durasi Pekerjaan
Hal yang perlu diketahui dalam menentukan durasi pekerjaan yaitu volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan seluruh sumber daya yang digunakan (input).
5. Pemotongan dan Penimbunan Tanah
Permukaan tanah pada umumnya tidak datar. Pada suatu proyek, tanah harus diratakan. Jika tingginya melebihi elevasi yang diinginkan, tanah harus dipotong atau digali, jika ketinggian tanah kurang dari elevasi maka harus ditimbun. Ada beberapa Cara yang dipakai untuk menentukan volume tanah yang harus dibuang atau ditimbun. Untuk proyek bangunan umumnya dipakai Metode grid, untuk proyek jalan dipakai Metode ruas. Metode lain yang juga dipakai untuk proyek jalan adalah Metode diagram mass
IV. Dozer
Dozer merupakan traktor yang dipasangkan pisau atau blade dibagian depannya.
1. Penggerak (primer mover)
Ada dua macam penggerak dozer yaitu roda crawler dan roda ban. Roda crawler digunakan untuk menarik dan mendorong beban berat serta mampu bekerja pada permukaan kasar dan berair
2. Pisau (Blade)
Dua fungsi utama pisau yaitu mendorong material ke depan (drifting) dan mendorong material ke samping (side casting)
Beberapa jenis pisau yang dipasang pada dozer:
a. Straight Blade (S-Blade). Digunakan untuk pengerjaan pengupasan dan penimbunan tanah.
b. Angle Blade (a-Blade). Digunakan untuk menyingkirkan material ke sisinya, penggalian saluran, dan pembukaan lahan.
c. Universal Blade (u-Blade). Digunakan untuk mengangkut material dalam jumlah besar pada jarak tempuh relatif jauh.
d. Cushion Blade (C-Blade). Digunakan untuk mendorong scrapper.
3. Teknik Pengoperasian
a. Side by side dozing. Dua dozer bekerja bersama secara berdampingan. Pisau kedua dozer dihimpitkan sedekat mungkin.
b. Slot dozing. Dibuat semacam penghalang di sisi pisau, yang berfungsi untuk menghindari adanya spillage dari dozer.
4. Perhitungan Produktivitas Dozer
a. Kapasitas blade
Dapat dicari dari data pada tabel atau melalui perhitungan.
b. Waktu siklus
Waktu angkut dan kembali buldozer dapat ditentukan dari jarak dibagi kecepatan untuk suatu variabel.
c. Produktivitas
Dapat dihitung menggunakan rumus atau kurva.
5. Ripper
Ripper adalah alat menyerupai cakar (shank) yang dipasang dibelakang traktor. Fungsinya untuk menggemburkan tanah keras.
6. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan meliputi pemindahan semak, pohon dan sampah.
V. Scraper dan Motor Grader
1. Scraper. Merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengeruk, mengangkut, dan menabur tanah hasil pengerukan secara berlapis. Dapat digunakan untuk pengankutan jarark jauh ± 2000 m.
Scraper berdasarkan tipenya:
a. Towed Scraper (scraper yang ditarik)
Dibantu alat lain seperti dozer. Alat ini bekerja dengan kecepatan gerak lamban. Kelebihannya yaitu mengangkut, berputar pada radius kecil, menyebarkan material secara merata tanpa memerlukan alat lain, dan ekonomis pada pekerjaan pembukaan lahan.
b. Motorized Scraper (scraper bermotor)
Mempunyai kekuatan 500 hp atau lebih dengan kecepatan mencapai 60 km/jam karena menggunakan alat penggerak ban.
c. Self loading scraper (scraper yang mengisi sendiri)
Kedua tipe scraper diatas tidak dapat memuat sendiri hasil pengerukannya maka scraper tertentu ditambah dengan conveyor untuk memuat tanah yaitu self loading scraper.
2. Motor Grader
Fungsi motor grider:
a. Meratakan dan membentuk permukaan
b. Merawat jalan
c. Mengupas tanah
d. Menyebarkan materia ringan
Motor Grader terdiri dari enam bagian utama yaitu:
a. Prime mover (penggerak): roda ban yang terletak dibelakang
b. Frame (kerangka): menghubungkan penggerak dan as depan
c. Moldboard (pisau): dapat digerakkan sesuai kebutuhan bentuk permukaan
d. Sacrifier: unit motor grider yang dikontrol secara hidrolis. Bagian ini mempunyai gigi yang berfungsi menghancurkan material.
e. Circle: bagian motor grider yang berbentuk seperti cincin dengan bagian dalam/luar bergigi. Berfungsi menggerakkan blade agar dapat berputar
f. Drawbar: menghubungkan circle dengan bagian depan grader.
VI. Loader dan Truk
1. Loader
a. Loader beroda crawler
Mempunyai roda yang mirip dengan dozer hanya dipasang lebih maju ke depan untuk menstabilkan alat pada saat mengangkut material
b. Loader beroda ban
Terdiri atas 4-wheell-drive (cocok untuk membawa bucket bermuatan penuh) dan rear-wheel-drive (dipakai untuk menggali)
2. Truk
Kelebihan truk dibanding alat lain:
a. Kecepatan lebih tinggi
b. Kapasitas besar
c. Biaya operasional kecil
d. Kebutuhannya dapat disesuaikan dengan kapasitas alat gali
Kekurangannya memerlukan alat lain untuk pemuatan.
Jenis truk:
a. Rear Dump
Reae dump terdiri dari dua jenis, yaitu rear dump truck dan rear dump tractor wagon. Rear dump truck paling sering dipakai karena mampu bergerak pada jalan menanjak. Pembongkaran alat tipe ini dengan cara menaikkan bak bagian depan dengan sistem hidrolis. Paling sering dipakai untuk mengangkut material lepas seperti tanah dan pasir kering.
b. Side Dump
Side dump truck dan side dump tractor wagon mengeluarkan material yang diangktunya dengan menaikkan salah satu sisi bak ke samping.
c. Bottom Dump
Adalah semitrailer. Material yang diangkut dapat dikeluarkan melalui bagian bawah bak yang dapat dibuka di tengah-tengahnya.
VII. Crane
1. Crane dengan Penggerak
Artinya crane tersebut dapat melakukan mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain. Terdir atas tiga jenis:
a. Crane Beroda Crawler (Crawler mounted Crane)
Tipe ini mempunyai bagian atas yang Dapat bergerak 360o dengan adanya Turntable.pada saat Crane akan dipindah maka diangkut menggunakan Lowbed Trailer.
b. Truk Crane (Truck Mounted Crane)
Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lain tanpa bantuan dari alat pengangkutan. Truk Tipe juga ini mempunyai bagian atas yang Dapat bergerak 360o
c. Crane beroda Ban (Whell Mounted Crane)
Lengan Crane tipe ini adalah boom hidrolis. Struktur atas Crane ini dilengkapi dengan telescopic boom, silinder hidrolis tunggal untuk pengangkat dan kait. Boom crane jenis ini dpt di perpendek atau di perpanjang sesuai kebutuhan tanpa ada pembongkaran boom.
2. Struktur Atas Crane dengan Penggerak
Boom pada crane dengan penggerak berupa:
a. Latice boom: boom crane yang terdiri dari rangkaian baja
b. Telescopic boom: boom hidrolis yang panjang pendeknya diatur dengan menggunakan silinder hidrolis.
3. Bagian Tower Crane
a. Mast (tiang utama): tiang vertikal yang berdiri diatas base atau dasar
b. Jib: tiang horisontal yng panjangnya ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan
c. Counter jib: tiang penyeimbang
d. Counter weight: dipasang pada counter jib, sebagai penyeimbang beban
e. Trolley: alat yang bergerak sepanjang jib yang digunakan untuk memindahkan material secara horisontal dan pada trolley dipasang hook atau kait.
f. Tie ropes: kawat yang berfungsi untuk menahan jib supaya tetap dalam kondisi lurus 90o terhadap tiang utama.
4. Jenis Tower Crane
a. Free Standing Crane
Berdiri diatas pondasi yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. Untuk mencapai ketinggian besar diperlukan pondasi seperti tiang pancang agar mampu menahan momen akibat angin dan ayunan beban, berat crane dan berat material yang diangkat. Alat ini dapat berdiri sampai ketinggian 100 m.
b. Rail Mounted Crane
Penggunaan rel pada crane mempermudah alat untuk bergerak sepanjang rel khusus. Desain pemasangan rel memperhatikan ada tidaknya tikungan. Ketinggian maksimum jenis ini adalah 20 m dengan berat beban kurang dari 4 ton.
c. Tied in Crane
Yaitu crane yang ditambatkan atau dijangkar pada struktur bangunan. Fungsi penjangkaran untuk menahan gaya horisontal. Crane ini dapat mencapai ketinggian 200 m
d. Climbing Crane
Crane ini digunakan pada lahan yang terbatas. Crane tipe ini diletakkan dalam struktur bangunan yaitu pada core atau inti bangunan.
5. Kriteria pemilihan Tower Crane
a. Berat, dimensi, dan daya jangkau pada beban terberat
b. Ketinggian maksimum alat
c. Perakitan alat di proyek
d. Berat alat yang harus ditahan oleh strukturnya
e. Ruang yang tersedia untuk alat
f. Luas area yang harus dijangkau alat
g. Kecepatan alat untuk memindahkan material
6. Pemasangan dan Pembongkaran Tower Crane
a. Tahap pemasangan Tower Crane:
1. Menempatkan keempat kaki crane pada permukaan mendatar block footing tepat di tengah-tengah
2. Kaki-kaki tersebut di cor supaya menjadi satu bagian dengan block footing
3. Pemasangan mast atau tiang yang harus benar-benar tegak lurus dan juga dipasangkan climbing device sebagai alat penambah ketinggian tiang
4. Slewing dipasang di atas mast dilanjutkan pemasangan operator cabin
5. Pemasangan counter jib, counter weight, jib beserta trolley dan hook.
b. Tahap pembongkaran Tower Crane merupakan kebalikan dari tahap pemasangan tower crane.
7. Pemilihan Kapasitas dan Jangkauan Crane
Berat material yang diangkut sebaiknya:
a. Untuk mesin beroda crawler adalah 75% dari kapasitas alat
b. Untuk mesin beroda ban adalah 85% dari kapasitas alat
c. Untuk mesin yang memiliki kaki (outrigger) adalah 85% dari kapasitas alat
VIII. Alat Gali (Excavator)
1. Alat penggali Sistem Hidrolis
a. Backhoe
Backhoe Digunakan pada pengerjaan penggalian di bawah permukaan serta untuk penggalian material keras. Umumnya digunakan untuk penggalian saluran, terowongan atau basement.
b. Front Shovel
Front Shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya di atas permukaan di mana alat tersebut berada.
2. Alat Penggali Sistem Kabel
a. Dragline
Merupakan alat gali yang dipakai untuk menggali material dengan jangkuan yang lebih jauh dari alat-alat lainnya.
b. Clamshell
Digunakan untuk penggalian tanah lepas seperti pasir, kerikil, batuan pecah, dan lain-lain. Clamshell mengangkat material secara vertikal.
IX. Alat Pemadatan
1. Metode Pemadatan
a. Kneading atau peremasan
Tanah diremas oleh gigi pada roda sehingga udara dan air yang terdapat diantara partikel material dapat dikeluarkan
b. Static weight atau pemberat
Permukaan tanah ditekan oleh suatu berat tertentu secara perlahan-lahan
c. Vibration atau getaran
Tanah dibawah alat pemadatan diberikan getaran yang berasal dari alat tersebut sehingga partikel tanah yang kecil dapat masuk diantara partikel-partikel yang lebih besar untuk mengisi rongga yang ada
d. Impact atau tumbukan
Menjatuhkan benda dari suatu ketinggian. Selain tanah menjadi lebih padat, partikel tanah yang lebih besar menjadi pecah sehingga butiran partikel menjadi seragam.
2. Jenis – Jenis Alat Pemadatan
a. Tamping roller
Alat pemadatan yang berupa sheep’s foot rooler. Mempunyai roda baja yang pada permukaannya terdapat gigi-gigi.
b. Modified tamping roller
Disebut juga grid roller. Pemberat (Ballast) berupa balok beton.
c. Smooth-wheel roller
Roda alat ini menggunakan baja dengan permukaan rata. Alat Memakai metode berat statis dan dibagi berdasrkan tipe dan beratnya. Kadang alat ini diberi pemberat tambahan berupa air atau pasir.
d. Pneumatic tired roller
Gabungan antara metode kneading action dan static weight.tekanan alat pada permukaan tanah diatur dengan cara mengatur berat alat, menambah atau mengurangi tekanan ban, mengatur lebar ban, dan mengatur tekanan ban.
e. Vibrating compactor, termasuk tamping, smooth-wheel, dan pneumatic
Alat ini mempunyai roda depan besi dan roda belakang karet.
f. Vibrating plate secara manual
Alat ini digunakan sebagai pemadat tanah dan lapisan aspal yang digerakkan secara manual
g. Compactor manual
Baik digunakan untuk pemadatan tanah yang kohesif dan tanah campuran.
3. Metode Pemadatan Jalan
Pekerjaan dimulai pada jalur tepi terendah. Hal ini bertujuan untuk menahan pergeseran tanah.
4. Produktivitas Alat Pemadatan
Untuk mendapatkan produktivitas yang efektif, ketebalan lapisan yang akan dipadatkan janganlah terlalu besar.
X. Alat Pemancang Tiang
1. Alat Pemancang Tiang
a. Drop Hammer
Merupakan palu berat yang diletakkan pada ketinggian tertentu diatas tiang kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai kepala tiang. Biasanya pada kepala tiang dipasang semacam topi atau cap untuk menahan energi
b. Diesel Hammer (pemancang diesel)
Alat pemancang tipe ini paling sederhana. Diesel Hammer memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston atau ram, tangki bahan bakar, tangki pelumas, pompa bahan bakar, injector, dan mesin pelumas.energi alat ini didapat dari berat ram yang menekan udara dalam silinder
c. Hydraulic Hammer (pemancang hidrolis)
Kerja hammer ini berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan hidrolis. Alat ini dimanfaatkan untuk memancangkan pondasi tiang baja H dan pondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram, didorong, dan ditarik
d. Vibratory Pile Driver (pemancangan dengan getaran)
Alat ini sangat baik digunakan pada tanah lembab. Alat ini memiliki beberapa batang horisontal dengan beban eksentris. Pada saat pasangan batang berputar dengan arah berlawanan, berat yang disebabkan beban eksentris menghasilkan getaran pada alat.
2. Penahan dan Pengatur Letak Tiang
a. Fixed Lead
Pengaturan posisi tiang dengan cara ini menggunakan lead yang terdiri dari rangkaian baja dengan tiga sisi berkisi. Pada rangkaian ini terdapat rel tempat rel bergerak. Pada saat penumbukan tiang, lead diikat pada alat pemancang tiang, dengan bagian bawah disambungkan dengan crane atau pelat pemancang sehingga posisi tiang menjadi benar.
b. Swing Lead
Yaitu lead tidak disambungkan dengan crane atau pelat pemancang dibagian bawahnya
c. Hydraulic Lead
Yaitu menggunakan silinder hidrolis sebagai pengatur. Silinder hidrolis merupakan penghubung bagian bawah lead dengan pemancang.
3. Pemilihan Crane Pengangkat Alat Pemancang Tiang
Memperhatikan beban yang akan dipikul crane yaitu berat tiang pancang dan palu, juga beban lead. Juga faktor jangkauan vertikal dan horisontal crane.
4. Pemilihan Alat Pemancang Tiang
Meliputi kriteria:
a. Jenis material, ukuran, berat, dan panjang tiang yan akan dipancang
b. Kondisi lapangan yang mempengaruhi pengoperasian, seperti pemancangan dibawah air atau lokasi terbatas.
c. Hammer yang dipilih sesuai dengan daya dukung tiang dan kedalaman pemancangan
d. Pilihlah alat yang ekonomis dengan kemampuan alat yang sesuai dengan yang dibutuhkan
e. Pilihlah tipe lead yang sesuai,ukuran rel untuk hammer, panjang hammer dan tiang yang akan dipancang
5. Perhitungan Pemancang Tiang
Perhitungan daya dukung tiang pancang tergantung dari jenis tanah, alat pemancang tiang dan tiang itu sendiri.
XI. Alat Pemroses Agregat dan Pengangkutannya
1. Crusher
Crusher terdiri dari beberapa bagian, yaitu crusher primer, crusher sekunder, dan crusher tersier. Setelah batuan diledakkan, batuan dimasukkan ke dalam crusher primer, dari crusher primer ke sekunder untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Bila hasil belum memenuhi spesifikasi yang ditetapkan, maka batuan di masukkan ke dalam crusher tersier. Begitu seterusnya.
Crusher dibagi berdasarkan cara alat memecahkan batuan:
a. Jaw crusher
Menggerakkan salah satu jepit, sementara jepit lainnya diam.
b. Roll crusher
Roll crusher digunakan sebagai crusher sekunder atau tersier setelah batuan melewati crusher lain sebagai crusher primer. Roll crusher terdiri dari single rool dan double roll. Single roll digunakan untuk memecah batuan lembab.
2. Conveyor Belt
Merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan tanah, pasir, kerikil batuan pecah beton, dan lain-lain. Bagian dari belt conveyort adalah belt ataun ban berjalan, idler, unit pengendali, pulley, dan struktur penahan.
XII. Alat Pemroses Beton dan Aspal
1. Alat Pemroses Beton
a. Pencampuran beton
Agregat pada batching plant diletakkan pada staple material atau storage bin. staple material merupakan tempat menyimpanan agregat dinama setiap jenis material dipisahkan oleh dinding. Sedangkan storage bin merupakan bak-bak penampungan material dengan pintu pada bagian bawah.
b. Pemindahan campuran beton
Alat pengangkut beton adalah truck mixer, truck agitator, conveyor, pompa, dan crane yang dilengkapi bucket
c. Pengecoran beton
Setelah beton plastis dituangkan ke dalam cetakan, beton kemudian dikonsolidasikan dan diratakan dan dibiarkan mengering.
2. Alat Pemroses Aspal
Alat yang memproses aspal disebut Asphalt Plant. Ada dua macam asphalt plant yang sering digunakan:
a. Batch Plant
Komponen dari Batch Plant yaitu cold feed system atau cold bin yang berfungsi untuk menyimpan agregat dan mengatur aliran agregat saat pencampuran, drum dryer (drum pengering), hot elevator (elevator pemanas), screen (saringan), hot bin (penampungan), dan pugmill mixer.
b. Drum Mix Plant
Setelah agregat diukur beratnya pada cold feed system maka agregat dialirkan ke drum mixer yang berotasi secara vertikal. Bersamaan dengan masuknya agregat ke dalam drum, gas paans dari pembakaran (burner) juga dialirkan. Pada bagian akhir drum, aspal dicampurkan ke dalam agregat kemudian diaduk.
XIII. Alat Pengeras Beton
Pengerasan jalan yang menggunakan beton disebut pengerasan kaku (rigid pavement).
Alat yang digunakan dalam pengecoran beton untuk pengerasan kaku yaitu:
1. Paving mixer
Adalah alat pengaduk khusus yang digunakan untuk pengerasan
2. Concrete Spreader
Alat untuk menyebarkan beton plastis dalam pekerjaan pengerasan kaku dan kemudian menggetarkannya
3. Transverse Concrete Finisher
Untuk meratakan dan membentuk permukaan beton sesuai dengan kemiringan yang diinginkan
4. Automatic Curing Machine
Alat penyemprot air pada pengerasan beton
5. Slipform Paver
Menyebarkan beton, memadatkan dan menyelasaikan pengerjaan akhir pengerasan beton.
XIV. Alat Pengeras Aspal
Pengerasan jalan yang menggunakan aspal disebut pengerasan lentur (Flexible Pavement)
Selain truk yang digunakan untuk mengangkut aspal, dalam pelaksanaan pembangunan pengerasan lentur digunakan alat sebagai berikut:
1. Asphalt Distributor (distributor aspal)
Berfungsi Untuk menghamparkan aspal cair ke atas permukaan pondasi jalan dengan kecepatan yang sama. Tangki distributor aspal mempunyai sistem yang dapat mempertahankan suhu aspal juga dilengkapi bumer yang berfungsi meningkatkan suha aspal sesuai ketentuan. Alat ini juga dilengkapi pompa yang mebantu dalam penyemprotan aspal cair.
2. Asphalt Paver atau Asphalt Finisher
Merupakan traktor beroda ban atau crawler yang dilengkapi dengan suatu sistem yang berfungsi menghamparkan campuran aspal di atas permukaan pondasi jalan. Paver dengan roda ban sebaiknya dipilih jika pada pengaspalan alat tersebut sering dipindahkan. Sedangkan penggunaan paver denga roda crawler lebih menguntungkan jika kondisi jalan yang akan dibangun menanjak atau menurun.
3. Compactor (Pemadat)
Ada 3 macam alat pemadat
a. Smooth-wheel roller
Tekanan yang diberikan alat ini tergantung pada kecepatan alat
b. Pneumatic tired roller
Pengaturan tekanan yang akan di distribusikan oleh alat ini tergantung pada tekanan ban alat
c. Vibrating steel drum roller
Tekanan dapat diatur dengan mengubah frekuensi getaran