"Keluarga dan teman saya tidak ada yang protes. Mereka sudah tahu skenarionya sejak awal dan mendukung saya sepenuhnya," katanya seusai acara dialog dengan agamawan di Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Menurut Masayu, sebagai pemain kewajibannya adalah memerankan tokoh Desi dengan optimal, tentang hasil akhirnya terserah terhadap penilaian masing-masing pribadi.
"Jujur saja, saya menghadapi dilema waktu menerima tawaran main film ini, karena saya harus berani melakukan beberapa kali adegan ciuman dengan Hengky. Tapi saya justru menganggap itu semua sebagai tantangan untuk bermain semaksimal mungkin agar terlihat wajar," ujarnya.
Masayu juga mengatakan bahwa masalah ditariknya film tersebut dari pasaran adalah urusan produser dan pihak-pihak lain yang terkait. Sebagai pemain dia tidak berhak memprotes keputusan tersebut.
"Bagi saya adegan ciuman itu sama sekali tidak porno. Judul film ini juga tidak porno," kata Masayu ketika ditanya pendapatnya tentang film BCG.
Judul film itu dibuat hanya sekedar untuk menarik perhatian orang saja, agar mau menonton filmnya. "Cuma untuk seru-seruan saja," ujarnya.
Walaupun film pertamanya ini memanen kritik, Masayu mengaku tidak merasa trauma justru dia akan lebih berhati-hati. "Bagi saya adegan ciuman memang tidak masalah tetapi kalaupun ada tawaran film lagi saya akan lebih memperhatikan isi ceritanya," katanya.
Bintang sinetron ABG itu juga mengatakan bahwa dirinya merasa senang, karena semua pihak sudah terbuka dan setuju untuk menyamakan visi.
Dalam film BCG, tokoh Desi merupakan pelajar kelas tiga SMA yang telah dua tahun berpacaran dengan Ardi (Hengky Kurniawan), namun Ardi berusaha menjauhi segala bentuk kontak fisik antara mereka, termasuk ciuman. Karena itu, Desi saat berada di studio radio harus membual mengenai pengalaman ciuman pertamanya dengan Ardi sekalipun belum pernah mengalaminya.

