Terima kasih untuk pertanyaannya.
Sudah kita ketahui bahwa sejak awal bangsa Yahudi menolak Yesus. Alasan ini bisa kita ketahui karena :
1. Herodes sebagai raja Yudea ingin membunuh Yesus sejak mulanya (Mat 2,16-18)
2. Yesus berkuasa menetapkan hukum. Jika nabi lain mengatakan; "Beginilah sabda Tuhan / demikianlah sabda Tuhan", maka dengan jelas Yesus mengatakan; "Aku berkata kepadamu" (Mat 5-6). Hal ini dilakukan oleh Allah sendiri kepada Musa seperti di Keluaran 3 yang berbunyi; Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
3. Banyak orang takut melihat kuasa Yesus karena mengusir setan (Mat 8, Mark 5-17, Luk 8-37).
4. Yesus berkuasa mengampuni dosa. Padahal hanya Allah yang mempunyai kuasa ini, dan orang Yahudi menganggap bahwa Yesus menghujat Allah (Mat 9-3)
5. Yesus berkumpul dengan orang berdosa. Hal ini tidak dilakukan oleh orang-orang yang menganggap diri mereka suci (Mat 9-12).
6. Banyak orang yahudi yang tidak mempercayai mukjizat Yesus (Mat 9-34, Mat 12-24, Mat 13, Luk 11-15), dan merencanakan untuk membunuhNya (Mat 12)
7. Yesus melakukan pekerjaan di hari Sabat (Mat 12 -8). Hari sabat adalah hari yang diagungkan orang Yahudi.
8. Yesus mengubah ketentuan Haram dan Halal menjadi batu sandungan untuk orang Yahudi (Mat 15-12)
9. Hendak melempari Yesus karena mengatakan bahwa Yesus ada sebelum Abraham (Yoh 8-59)
10. Puncaknya dengan menyalibkan Yesus karena mengatakan bahwa Dia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 26-66).
11. Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?" (Yoh 18)
Sebenarnya masih ada lagi alasan lain kenapa bangsa Yahudi menolak Yesus jika kita membaca secara lengkap dan runtut kitab Injil. Jika Injil sebagai sumber dirasa kurang 'ilmiah/historis', maka sebenarnya kesaksian Injil ini juga didukung oleh catatan sejarawan abad-abad pertama. Jika TS menanyakan apakah ada bukti/sumber lain yang lebih ilmiah atau masuk akal, hehe, lebih baik saya angkat tangan.
Untuk denominasi. Sebagai umat katolik, maka saya akan menjelaskan dari sudut pandang katolik.
Katolik mempunyai 3 pilar (kitab suci, tradisi suci, & magisterium gereja) dan 4 tanda (satu, kudus, katolik, & apostolik). Kristus sendiri yang memilih Petrus untuk memegang kunci kerjaan surga (Mat 16-19), dan Petrus adalah Paus pertama. Jadi apa yang diwariskan Yesus pada Petrus, dan Petrus pada pengikutnya itu adalah yang dijaga gereja Katolik selama 2000 tahun terakhir ini (lihat 3 pilar gereja katolik).
Sejalan waktu, banyak yang memisahkan diri dari takhta suci kepausan, dan itulah kenapa ada denominasi-denominasi dalam kristen. Ada lebih dari 28.000 denominasi, dan diantaranya mempunyai doktrin yang berbeda-beda. Walau sama-sama kristen, jangan sangka katolik itu sama dengan protestan. Serupa, namun tidak sama. Seperti halnya katolik dan islam, berbeda doktrin dan beda agama.
Hal ini terjadi umumnya karena cara menginterpretasikan Kitab Suci yang berbeda karena tidak memegang tradisi suci (ajaran lisan) para rasul, ditambah lagi tidak mengakui magisterium (hak mengajar) gereja.
Untuk Tradisi suci, Jemaat mula-mula “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul… ” (Kis 2, lih. 2 Tim 1), dan ini sudah terjadi sebelum kitab Perjanjian Baru ditulis, berabad – abad sebelum kanon Perjanjian Baru ditetapkan di akhir abad ke 4. Kitab Suci juga mengatakan bahwa pengajaran para rasul disampaikan secara lisan, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” (2 Tim 2); dan bahwa pengajaran para rasul tersebut disampaikan “baik secara lisan, maupun secara tertulis.” (2 Tes 2; lihat juga bahwa ‘ajaran yang diteruskan/ diberitakan melalui pembicaraan’ oleh para rasul inilah Tradisi suci -1 Kor 11, 23; 2 Yoh 12, 3 Yoh 13). “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” (Yoh 21). Kitab Perjanjian Baru sendiri mengacu kepada Tradisi suci, yaitu pada saat mengutip perkataan Yesus yang tidak terekam pada Injil, yaitu pada Kis 20, di mana rasul Paulus meneruskan perkataan Yesus “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”; yaitu perkataan Yesus yang tidak tertulis dalam Injil.
Lalu siapakah yang berhak/mempunyai otoritas untuk menginterpretasikan kitab suci, Rasul Petrus mengatakan bahwa ada hal-hal di dalam Kitab Suci yang memang sulit untuk dicerna (lih. Kis 8-31; 2 Pet 1-21; 2 Pet 3-16), dan ketidakhati-hatian dalam penafsiran akan mendatangkan kesalahan yang fatal. Berapa banyak kita mendengar dari agama lain, yang menggunakan Kitab Suci untuk menyanggah kebenaran iman Kristen, seperti tentang ajaran Tritunggal Maha Kudus, ataupun bahwa Yesus adalah sungguh- sungguh Tuhan. Disini Magisterium gereja berperan.
Demikianlah penyebab kenapa muncul banyak denominasi dalam kristen. Capek juga ternyata mengetik sedemikian banyak .. ahaha.
Semoga membantu. :)