Hari Ketiga
Pagi itu hujan tapi tidak terlalu deras, sekitar jam 10.07 waktu besuk aku lagi bengong di teras kamarku dan rombongan orang pada besuk keluarganya ataupun saudaranya yang sedang sakit dan dirawat di rumah sakit tempat aku dirawat.
Di antara kerumunan orang yang sedang berjalan memasuki sal-sal... aku melihat serombongan orang yang aku kenal... mereka adalah Andi bersama Nuke dan di belakangnya ada Donna ( adik Sammy ), Dian, Mita, sikembar Mona dan Moni, Rena dan Doddy cowocnya.
Wah bakal rame nich yang besuk hari ini pikirku. " Hai... gimana kabarnya hari ini ? " tanya Nuke ( dia ada di cerita part 3 - Anak Model ) sambil tersenyum manis sekali, hari itu dia mengenakan rok ketat mini dengan tali di pundaknya... tampak sekali dada supernya yang menggembung...
" Baikan... semalam sudah bisa tidur " jawabku sambil melirik penuh arti pada Mita yang juga baru saja dateng... yang aku lirik senyum kecil karena nangkep arah bicaraku... ( detail baca di part 6 ).
Singkat cerita jam 10.45 mereka pada pulang karena ada janji yang tinggal hanya Doddy dan Rena. " Jos... loe gimana sekarang khan repot... ngga' bisa gini-gini " kata Doddy sambil mempraktekan gaya orang lagi main. " Iya Dod... kacau... mana aku pusing lagi ngelihat susternya sini seksi-seksi " kataku. Doddy dan Rena emang tau banget kebiasaanku ngentot tiap hari. " Loe mau ngga' ditolong ? " tanyanya menawarkan. " Emang loe mo apain ? " tanyaku bingung...
" Ya gue bantuin keluarin elo " jawab Doddy sambil senyum-senyum. " Ah loe gila kali... aku bukan hombreng tau ! " kataku setengah sengit. " Ngga' maksudku aku sama Rena sama kasihan lihat loe gini... ntar gue pinjemin Rena buat ngebantu elo keluar mau ngga' ? " tanya serius. " Kalo loe ngga' keberatan si boleh aja, tapi loe tunggu di luar ya " kataku ngelumjak... udah dipinjemin bininya aku suruh dia keluar kamar lagi...
Akhirnya Doddy keluar dan Rena dengan senyum manis mulai mengelus dadaku dan menciumku... " Joss, sebenernya gua udah lama pengen gini ama loe... tapi waktunya ngga' pernah ada " katanya membuka. " Iya Ren... sama... cuman aku ngga' enak sama Doddy... nah kebetulan dia nawrin ya langsung aja aku iyain " kataku.
" Sebenernya tadi aku yang mancing Doddy, aku bilang kasihan kamu " kata Rena. " Ren... kamu mo bantu aku ngocokin atau kamu mo main ? " tanyaku penasaran karena sebenernya pengen ngentotin doi, lagian takut ngga' ada lagi kesempatan.
" Apa bisa kalo mo main ? " tana Rena, kaya'nya doi pengen juga. " Qiuck sex ajalah " saranku.
Diapun langsung melakukan blow job tanpa buang waktu... dia membungkuk sambil ngisep sehingga aku dapat melihat dadanya yang ranum menggantung indah depan mata... sebentar diisep dan dikasi pemandangan gitu... meriamku langsung siaga 1.
Begitu siap meriamku, tanpa buang waktu dan aku tidak melihat Rena membutuhkan pemanasan... karena saat ngisep tadi nafsunya sudah juga terangkat... tampak dari nafasnya yang memburu... aku jamah selangkangannya dan agak lembab walau belum becek... dia turunin CDnya segera dan dimasukin dalam hand bagnya. Diapun naik ke atas ranjangku dan siap memasukkan meriamku dalam-dalam... kamipun bergoyang cepat-cepat tanpa berpikir keindahan, yang ada sama-sama puas dalam tempo sesingkat mungkin... dan kamipun berhasil... setelah sepuluh menit Renapun mengalami orgasme... karena gerakan kami sangat liar dan membabi-buta... akupun berusaha menyusulnya...sambil tetap memilin putingnya. Akupun mencapai orgasme sempurna.... tanpa tunggu lama Renapun turun dari ranjang karena waktunya sudah habis, dia rapikan roknya, rambutnya yang teracak... dan segera menggunakan kembali CDnya. " Nanti bilang sama Doddy kalo gua cuman ngocokin aja ya " pesan Rena setengah takut. " Sudah ? " tanya Doddy dari luar tak lama kemudian. " Masuk Dod " jawabku.
" Dod... thanks berat nih... loe emang temen sejati... nauin aja kebutuhan temen " kataku sambil menyalaminya.
" Gimana... diisep ngga' sama Rena ? " pancing Doddy.
" Ngga' sempet... kaya'nya dia juga ngga' mau ngisep aku " jawabku.
" Tapi loe aslinya penegn diisep khan ? " godanya.
" Kalo loe ngasih... " kataku terpotong karena Rena keburu keluar dari kamar mandi abis cuci tangan biar kaya'nya tangannya kena spermaku ( pura-puranya ).
" Ren... Jossy pengen tau isepan kamu yang bikin orang melayang Ren " kata Doddy pada Rena.
" Gua kasi iklannya aja dulu ya Dod ya ? " tanya Rena memancing.
" Loe kasi aja dikit... biar dia makin penasaran... " kata Doddy gila.
Dan Renapun langsung tanpa tunggu komando kedua, dia sibak sedikit selimutku dan meraih meriamku... langsung dijilatnya biji serta batang meriamku... beberapa lama dia mainkan lidahnya di selangkanganku... emang rasanya gila dan tadipun semenarnya aku sudah merasakan... tapi kaya'nya Rena masih kangen dengan meriam jamurku, terlihat sekali kalo dia dengan lahapnya menyantap meriamku dan mengeluar masukkannya dalam mulut mungilnya.
Sebentar lagi aku akan mencapai orgasme keduaku... tiba-tiba ada ketukan dari suster jaga memperingatkan waktunya sudah lewat 10 menit, jam besuk sudah habis dan kedua temankupun langsung pamit... tampaknya Rena kecewa karena tidak berhasil mengeluarkan aku kedua kalinya. " Sambungannya besok ya Joss... " demikian kata Rena mengakhiri pamitannya sambil melambaikan tangan... merekapun menghilang di balik pintu.
Suster Fatima masuk sambil membawakan obat untukku. " Sus... bisa sini bentar " panggilku. Dan suster Fatimapun mendekat... " Saya mo minta tolong... tadi pas jam besuk saya digodain sama temen saya... godainnya ngerem ginian saya " kataku. " Terus kenapa sekarang sakit abis diremens-remes, khan mestinya enak, mana cewecnya tadi cakep banget " kata suster Fatima.
" ngga' sakit tapi saya pusing... sampe sekarang masih tegang terus... suster bantuin keluarin ya " kataku nakal... sambil langsung meraih tangannya dan meletakkan di atas meriamku dari luar selimut.
Dia merasakan dasyatnya meriamku yang sedang meradang... " Okay... tapi cepetan ya karena saya banyak tugas. " katanya dan langsung memasukkan tangannya dalam pakaianku dan meraih serta mengocok meriamku... saat dia mengocok aku mulai meremas dadanya... wah asyik... setelah 10 menitan dikocok... akhirnya dia nafsu sendiri dan langsung mendekatkan mulutnya dan akupun diisepnya.
" Suster kayaknya kepengen ya... " kataku sambil merogoh CDnya dengan menyingkap rok dinasnya. Wah sudah basah banget. " Sus... bantu saya turun ranjang aja... kita main aja dech... biar cepet " kataku.
Dibantunya ku turun ranjang dan aku minta dia berpegangan pada meja kecil samping ranjangku, lalu aku singkap sampe sepinggang rok dinasnya dan aku lorotkan CDnya....
" Sus agak nungging sedikit ya " pintaku.
Kemudian aku mulai sodok dari belakang sambil tangan kiri pegang pinggulnya dan tangan kanan remas dadanya... ngga' lama kemudian dia terpekik... mengejang dan lemes... akupun menyusul ngga' lama kemudian.
Malamnya abis makan malem aku minta didorong pake kursi roda ke ruang jaga suster dan di sana kamipun ngobrol ber lima karena suster jaganya empat orang plus aku jadi lima. sambil nonton TV 21 inch yang ada di ruang jaga tersebut kami ngobrol ke sana kemari yang topiknya ngga' jauh-jauh dari selangkangan... sekitar jam 9 pas berita, kamipun sudah sampe pada praktek sentuhan kami duduk di ruang dalem dan aku duduk di atas meja kerjanya. Suster Anna duduk di ujung meja dan membelakangiku sedang tubuhnya disandarkan pada dadaku... tanganku melingkar dipinggangnya dan aku menciumi tengkuknya dari belakang... sambil sesekali mendenguskan nafas hangat ke belakang telinganya. Beberapa menit kemudian dia berbalik bada dan meletakkan tangannya di pundakku dan merengkuhku dalam dekapan serta ciumannya. Suster yang lainnya masih asyik ngobrol sambil memperhatikan tingkah kami yang cuek.<small> Cukup lama kami dengan bernafsu saling melumat bibir, hingga nafas kami terengah-engah. Ciuman kami terlepas, kemudian perlahan kudorong dia hingga setengah mereteran jaraknya dari wajahku, kutatap lagi wajahnya, wah memang cantik suster ini dan dadanya... duh... nantang banget untuk diremas. Perlahan tanganku bergerak ke atas, kulepas satu kancing bajunya .... mataku tetap menatapnya .... kulepas satu lagi .... tiga kancing baju dinasnya terlepas sudah .... kedua tangannya bergerak menumpang pada bahuku dan meremasnya .... kuturunkan sedikit badanku .... bibirku menyentuh pangkal dadanya .... napasnya semakin memburu .... kuturunkan lagi, hingga wajahku persis di hadapan dadanya, kulihat ada gesper di bagian depan BH hitam yang dipakainya. Kulepas gesper itu .... buah dadanya menyembul keluar .... kudongakkan wajahku untuk menatapnya .... suster Anna tampak merundukkan kepalanya memandangi ulahku ...<small>.</small>Tanganku bergerak turun, meraba kedua pahanya .... sambil menaikkan kembali badanku kuangkat kedua tanganku bergerak naik menyibakkanbaju dinasnya yang dikenakannya .... dan lebih naik lagi ke atas .... hingga terhenti pada bukit pantatnya ... Hmm... kurasakan kedua telapak tanganku terasa hangat menyentuh bongkahan daging padat nan kenyal pada pantatnya, tak ada yang menghalanginya.</small>
<small>Wajahku kini berhadapan lagi dengan wajahnya, kepalaku tersandar di dinding, kedua matanya meredup menatapku .... kuremas perlahan bongkahan pantatnya ..... bibirnya merekah .... terdengar rintihan halus dari dalam mulutnya .... kukecup lehernya .... suster Anna mendesah .... kecupan bibirku berubah menjadi lumatan dan bergerak ke bawah dan semakin ke bawah .... menelusuri pangkal dadanya .... lebih ke bawah lagi .... menuju ke satu arah .... puting susunya yang merah dan sudah runcing mengeras .... ketika bibirku mencapai puting susunya kembali dia merintih .... kukulum perlahan-lahan .... dari dalam mulut lidahku bergerak menyentuh ujung puting susunya .... kemudian menjentik-jentikkannya .... kedua tangannya bergerak meremas rambutku dan rintihannya berubah menjadi erangan ....</small>
<big>K</big><small>ulepaskan permainan bibir dan lidahku dari puting susunya ... bergerak kembali ke atas .... sambil kuangkat salah satu kakinya dan kutumpangkan pada pinggangku ..... wajahku kembali berhadapan dengan wajahnya .... kedua matanya terpejam .... perlahan kukeluarkan dan kugenggam meriamku yang sudah berdiri tegap meregang otot-otot yang memenuhi sekujur tubuhnya ....
Sambil tetap menatap wajahnya kuturunkan sedikit tubuhku .... mengarahkannya ... dan perlahan bergerak naik ke atas .... mencari jalan ke pintu gerbang kenikmatan yang menanti untuk di dobrak .... dengan tangan yang lain kusibakkan celana dalam yang menutupinya .... hingga akhirnya kepala meriamku berhasil menyentuhnya .... kedua mata suster Anna tiba-tiba terbelalak sesaat dan kemudian meredup memandang wajahku ..... rasa hangat dari pintu gerbang itu mulai terasa menjalar .... kugerakkan meriamku untuk mulai mendobrak .... ahhh, sulit .... bagaikan ada perlawanan di balik pintu gerbang itu .... posisi berdiri memang menggairahkan namun juga menyulitkan pikirku .... suster Anna menggerakkan kakinya lebih naik lagi pada pinggangku .... hmm, rupanya musuh mulai mau bekerja sama pikirku .... kudorong kembali meriamku .... perlahan namun bertenaga dia mendesakkan kepalanya tepat di belahan pintu gerbang itu .... kudorong lagi .... belahan pintu gerbang itu mulai terbuka sedikit .... suster Anna merintih .... kudorong lagi .... setengah dari kepala meriamku mulai menyelip masuk .... suster Anna kemudian menggelinjangkan pinggulnya dan kusambut usahanya itu dengan mendorong lebih jauh lagi .... perlahan-lahan kepala meriamku melesak masuk .... menerobos di antara celah pintu gerbang yang sudah mulai terbuka itu dan... teeeettt..... teeett... ternyata ada pasien yang sedang membutuhkan bantuan suster... dan suster Ratihpun lari menyambut panggilan tersebut.</small>
<big>L</big><small>alu kamipun melanjutkan permainan yang sempat terhenti walau sejenak... aku mulai mengayun kembali meriamku dalam liang kenikmatan suster Anna, sedang suster Dewi dan suster Wiwik asyik menonton kami dan merekapun kelihatannya mulai panas, mereka berpelukan satu dengan yang lain dan saling meraba dada lawannya.</small>
<small>Sebenarnya aku kesulitan menggoyang dalam posisi terduduk demikian, akhirnya aku minta pada suster Anna untuk dia yang duduk di meja, sedang aku menyodok dari depan... sulit juga maka setelah beberapa menit aku minta dia nungging dan pertumpu pada sisi meja kerjanya dan aku sodok dari belakang... kali ini lebih enak dan gampang... sedang tangan kananku ikut menumpu berat tubuhku pada sisi meja... sedang tangan kiriku aku gunakan untuk meremas dada suster Anna yang mantap itu... waktu berlalu cukup cepat karena tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan saat itu aku lihat suster Ratih telah tiba menunaikan tugas pagilan dari pasiennya dan telah bergabung dengan suster Dewi dan suster Wiwik. Sekitar jam setengah sebelas ketika aku selesai memuntahkan laharku dalam liang kenikmatan suster Anna dan akupun duduk tersandar di meja kerja suster... kemudian suster Dewipun segera meraih meriamku dan membersihkannya dengan lidahnya... pada batang meriamku masih berlumuran spermaku bercampur dengan sperma suster Anna yang sempat keluar dua kali malam itu... dan suster Dewipun menghisapnya tuntas... tas... tas... tas... kemudian dilapnya dengan tissue dari lemari samping meja kerja yang diberikan oleh suster Ratih...</small>
<small>" Gimana Wi... enak ? " goda suster Ratih. " Asin tapi menyegarkan " jawab suster Dewi.</small>
<small>" Nanti malem kamu yang nemenin tidur ya kalo kamu masih pengen ngerasain meriamnya " kata suster Wiwik.</small>
<small>" Iya... kalian jaga yang baik ya " sahut suster Dewi.</small>
<big>D</big><small>an malam itupun aku tidur ditemani suster Dewi dan aku malah ngga' bisa sempat tidur karena suster Dewi rupanya sedang in the mood... aku diajaknya main terus sampe 4 kali dalam semalam itu dan permainan terakhir selesai sekitar jam 5 pagi... baru kami berusaha untuk tidur sejenak. Jam 6 suster Dewi bangun dan keluar kamar... dengan sebelumnya meninggalkan kecupan di kening serta bibirku sebagai ucapan terima kasihnya atas kepuasan yang aku berikan. Aku lalu melanjutkan tidur sampe jam 8 pagi dan itupun karena dibangunkan oleh suster shift pagi, suster ini baru aku lihat dekat... selama ini aku kurang perhatian kalo ada suster tinggi dan cantik seperti ini di shift pagi... yang aku tau cuman suster Fatima dan suster Atty... sama suster Fatima aku sudah dapat pelayanan sex... jadi kalo dihitung dalam rumah sakit ini aku sudah dapat pelayanan sex dari 5 suster jaga, empa suster dari shift malam dan satu suster dari shift pagi. Itulah recordku selama dirawat di sini tiga hari.</small>
<big>Hari keempat</big>
<big>S</big><small>uster yang satu ini memang cantik dan aku belum tau namanya. " Sus... namanya siapa, kok saya baru lihat sekarang ? " tanyaku sambil males-malesan... karena baru bangun tidur... lagi semalem kurang tidur gara-gara ngelembur suster Dewi.</small>
<small>" Panggil saja saya suster Nenny " katanya lembut dan terdengar pelan sekali. Aku edarkan pandangan nakalku ke dadanya yang lumayan menggembung... wah suster-suster di sini kok dadanya ngga' ada yang kecil ya pikirku dalam hati. Dan suster yang ini paling kecil juga 34 C karena badannya kurus tapi kembungan dadanya ngga' salah dech kalo ukurannya cup C. Tingginya sekitar 167 Cm kira-kira. Dia memeriksa luka-lukaku juga... " Abis gini mandi ya " katanya. " Iya Sus... tapi siapa yang bantuin ? " tanyaku. " Lho memangnya belum bisa jalan ke kamar mandi ya ? " tanyanya.</small>
<small>" Belum Sus... biasanya kalo mandi masih dibantuin sama suster-suster yang lainnya. " jawabku.</small>
<small>" Okay, kalo gitu sebentar ya saya ambil peralatan mandinya " kata suster Nenny.</small>
<small>Lima menit kemudian suster Nenny sudah datang dengan membawa semua peralatan, mulai dari ember mandi, sabun dan handuk... sementara dia menyiapkan air hangat, aku gosok gigi dulu...</small>
<small>Dan kemudian acara mandipun mulai... seperti biasa ngga' ada yang aneh... sampe pada bagian pinggang ke bawah mulai terjadi hal yang mengagetkan... karena mandiinnya tidak pake wash lap... tapi pake angan seperti biasanya permintaanku pada tiap ssuster yang mandiin aku, selalu aku minta pake tangan saja dengan sabun tanpa lap mandi. Sebenarnya lumrah saja saat dia memegang meriamku... tapi karena pikiranku yang ngeres, saat dipegang aku mulai menegang dan aku perhatikan dadanya yang menggantu di dalam baju dinasnya dan akupun mulai membayangkan bila baju itu terbuat dari plastik yang transparan... wah betapa asyiknya ya. Dan celakanya meriamku tidak berhenti mengembang dan salmpailah paada puncaknya dalam ketegangan full... di mana semua ototnya merenggang kepenuhan darah... keras sekali seperti batu... suster Nenny mulai komentar " Kok tegangnya gini sekali sich ?
Gini gimana sus ? " tanyaku kaget dan gugup
Keras sekali... lagi mikirin apa ? " tanyanya lagi
Ngga' mikir apa-apa kok, cuman karena tangan suster enak dan lembut lagian dielus orang cantik seperti suster khan jarang-jarang " jawabku mulai mencoba menggoda
Ini kepalanya besar sekali " komentarnya lagi sambil membersihkan leher kepala meriamku
Iya Sus... tau kenapa bisa gitu... Suster bisa bantu ngecilinnya... soalnya kalo berdiri terus gitu suka sakit " kataku mencoba memancing.Ngecilin gimana ? " tanyanya...
Gimana aja terserah Suster dech " jawabku pura-pura pasrah.
Ada dua cara... pertama diikat pake benang... yang kedua dikocok sampe keluar, mo yang mana ?
ya jelas yang kedua donk... yang pertama sakit khan " jawabku.
Dan suster Nennypun mulai mengelus lembut... sepertinya dia menikmati permainannya pada meriamku... lama sekali aku dikocoknya... terkadang dielus bijiku... Kok lama sekali... ngga' keluar-keluar ? " tanyanya... bosen kali.
Iya Sus... kalo searah suka gitu... kalo dua arah lebih cepet " jawabku.Dua arah gimana... ini khhan sudah dua arah... naik dan turun ? " tanyanya bingung... atau pura-pura bloon.
Ya Suster kesinian donk biar bisa dua arah
Suster Nennypun mendekat dan aku raih pinggulnya mulai dengan mengelusnya. Kemudian naik dengan perlahan ke dadanya... terus aku selipkan di antara kancing bajunya untuk menggapai permukaan dadanya yang menyembul di atas BHnya yang kekecilan. Diapun diam saja dan masih terus dengan usahanya merangsang meriamku supaya cepat keluar.... aku juga meremas gemas dadanya... serta melayangkan fantasiku kemana saja yang penting cepet keluar.
Aku merasakan meriamku mulai berdenyut-denyut... dan " Aduh... Sus... aku mo keluar " kataku.
Dan diapun langsung menyorongkan mulutnya untuk mengecup kepala meriamku sehingga pas keluar... semprotan itu langsung kemulutnya.... abis semprotan pertama yang sempat menyiram hidung dan pipinya... dia buka mulutnya lebih lebar... dan semprotan kedua masuk ke dalam rongga mulutnya... aku tambah nafsu saat melihat wajahnya yang cantik tersiram spermaku... dan mulai meleleh ke dagunya.
A... duh Sus.... enak sekali.... " kataku... sambil memberikan remasan lebih keras ke dadanya... kali ini tanganku sudah menyusup ke dalam BHnya. " Suster pinter sekali " pujiku nakal.Sekarang saya yang jadi kepanasan... gara-gara gini " jawab suster Nenny.
Apa mo saya bantuin keluarin gantian ? " tanyaku memancing.
Ngga' usah... saya banyak kerjaan... dan ini sudah lama sekali ayo cepetan segera pake baju nanti kedinginan " katanya sambil bantu aku bersihin meriamku. Dan setelah itu bantu aku pake baju... dia terus beresin peralatan mandiku lalu ngeloyor keluar...
ari kelima dan seterusnya sampe 2 minggu aku dirawat di rumah sakit itu... setiap saat penuh dengan acara permainan terlarang... tapi sampe aku keluar dari rumah sakit itu suster Nenny belum berhasil aku nikmati... cuman beberapa kali dia sempat ngocokin aku sampe keluar... record terjauhku dengan suster yang satu ini hanya sampe bikin dia keluar dengan jari-jariku... barangnya rapet banget dan kering sekali...
Serial ini ( Suster aku sayang kamu ) tidak aku ceritakan lebih detail kelanjutannya karena sisanya kurang ada sensasi sebab aku lebih banyak tidak dapat aktif... semuanya karena keterbatasanku sebab kakiku masih di gips. Sepulangnya aku dari rumah sakit akan aku ceritakan pada part berikutnya... yang pasti tambah seru... soalnya aku dapet prawan... masih kencur banget dan hebohnya... mereka berdua kakak beradik.
Ada yang suka kasih support donk...