dan, aku memang seorang ibu yang bejat! sebab sejak malam aku diperkosa oleh anak lelaki remajaku itu. aku jadi ketagihan! sehingga aku mengabaikan dosa, salah, terlarang, dan apa saja yang tidak mengijinkan diriku untuk tidak mengulang lagi perkosaan anakku kediriku itu! aku, sang ibunda kandung, yang malah disetiap malam harinya, memohon-mohon, meminta-minta bahkan malah sudah tanpa punya rasa malu atau ingat akan harkat dan martabat sebagai seorang ibu, aku, ya aku mengemis-emis! sungguh aku mengemis-emis pada diri putra remajaku yang berkelakuan layaknya binatang itu, untuk memperkosa dan memperkosa diriku.....!!! terus menerus dan minta diperkosa seganas-ganasnya, sebrutal-brutalnya, setega-teganya dengan tenaga muda yang luar biasa kuatnya itu tanpa henti.... ya, tanpa henti, meski aku pingsan, sadar, pingsan kembali dan tersadar kembali.... aku tak peduli... pokoknya perkosa dan perkosa terus ibunda kandungmu ini, Oooooh anakku, anak laki darah dagingku! perkosa dan perkosalah terus dengan ganas, brutal dan teganya! baru ibumu ini puas dan terlampiaskan nafsu birahi ibumu ini....!!!! ternyata hubungan seks yang seganas dan sebrutal ini yang baru mampu mempuaskan nafsu seks ibumu...... ibumu bejat??? Ya! ibumu memang seorang ibu yang bejat luar biasa .....!!!!!
akhirnya, akupun hamil...... dan ketika aku takut dan ingin menggugurkan kandungan bejatku itu, sudah terlambat, usia kandunganku sudah 4 bulan, hingga tak ada seorang dokter kandungan yang mau dan berani mengugurkan kandunganku itu. maka dengan menanggung semua hati dan perasaan yang kacau balau, cemas dan ketakutan yang teramat sangat, kulahirkan bayi perempuan cantikku itu dengan selamat dan sehat......
hanya kini setiap aku memandang anak gadisku yang kini telah tumbuh sebagai seorang anak gadis remaja yang cantik dan pintar, hatiku terasa seperti diiris-iris dan disayat-sayat pedihnya, sebab gadis jelita ini seperti sebuah barang bukti bagi kebejatan seorang ibu baik-baik yang melakukan dosa terkutuk yang tak terperikan. yang akan membayangi dan menghantui diriku untuk seumur hidupku.
dan, aku tak berani dan jelas tak berani untuk mengungkapkan siapa sebenarnya papa kandung biologisnya? masak kakak laki kandung yang begitu ia sayangi dan hormati mendadak jadi berubah menjadi papa kandungnya? bagaimana gadis seremaja ini untuk menerima semua fakta dosa ini? jelas ia akan hancur jiwa dan hatinya..... bagaimana ia akan sanggup membayangkan mamanya dan kakak lakinya melakukan sebuah hubungan dosa yang kotor dan menjijikan bahkan sampai membuat ia terlahir oleh kebejatan mama/anak laki yang se terkutuk itu?
dan, yang membuatku merinding ngeri adalah melihat dan membayangkan kedekatan gadis remajanya dengan kakak laki/ayah kandung yang begitu rapat dan lekatnya, kemanjaan sang adik perempuan ke kakak lakinya, sungguh membuat hatiku tak enak dan cemas, sebab toh mereka lain jenis dan pergaulan seerat dan serapat itu, rasanya bisa mengundang iblis untuk ikut campur dan terjadilah dosa-dosa yang tak diinginkan, dan bila itu terjadi, sungguh merupakan suatu pukulan dan hukuman bagi diriku...... karmaku atas dosa-dosa yang kuperbuat, yaitu, terulangnya kembali hubungan incest yang kotor seperti yang kulakukan dulu itu dengan anak laki kandungku sendiri. hanya kini dilakukan oleh anak lakiku sebagai papa kandung terhadap diri anak gadisnya sendiri.....
Ya, Tuhan, ampunilah dosa-dosaku, jangan kau hukum diriku lagi dengan cobaan yang sebesar itu, aku pasti tidak akan tahan, dan lebih baik aku mengakhiri hidupku yang penuh dosa ini, daripada aku disuruh melihat hasil perbuatan dosaku sendiri ini dengan menyaksikan hubungan dosa incest antara anak-anakku sendiri yang sebenarnya juga sepasang papa-anak perempuan sekandung.......!!!
apalagi gejala kearah itu sudah terlihat tanda-tandanya, yaitu aku memergoki mereka bergumul dalam keadaan yang nyaris bugil di kamar yang separuh tertutup disaat aku pergi. hanya mereka berkilah mereka cuma bergumul saking serunya bercanda! hanya instingku sebagai wanita dewasa berkata lain, tapi apa yang bisa kuperbuat? melarang anak lakiku atau anak gadisku, pasti akan menimbulkan rasa tak senang dan kecurigaan dari anak gadisku, maka aku terpaksa diam tak berdaya.......cuma menunggu, menunggu petir dahsyat yang akan ditimpakan oleh Tuhan kediriku. atau seperti seorang terpidana mati menunggu hukuman mati itu dilaksanakan saja.