Republika.co.id - Rabu, 22 Pebruari 2012 06 WIB
Apakah Anda seorang yang tertarik dengan dunia tulis menulis? Anda juga ingin tahu seluk beluk pembayaran dalam dunia ini? Ayo, kita cari tahu.
Dunia tulis menulis memang kian digemari. Semakin bertambah saja penulis-penulis baru dari hari ke hari. Termasuk penulis anak-anak yang masih sangat belia. Ternyata mereka juga mampu eksis sebagai penulis cilik yang bisa menghasilkan buku-buku best seller.
Lalu bagaimana sistem pembayaran kepada seorang penulis? Penerbitan buku biasanya memberikan dua opsi pilihan kepada penulis untuk membayar honor menulisnya, yaitu sistem Jual Putus dan Royalti. Berikut penjelasannya.
1. Sistem Jual Putus
Dalam sistem pembayaran ini, penulis hanya dibayar satu kali saja sesuai dengan kesepakatan sebelumnya dengan penerbit. Misalnya, penulis A menulis tentang buku komputer yang harganya dua juta rupiah, ketika penulis A telah menyelesaikan kewajibannya, penerbit pun membayarnya sejumlah dua juta rupiah. Sudah selesai sampai disitu. Walaupun ada cetak ulang, penulis A tidak akan lagi menerima kompensasi apa pun.
Sistem pembayaran ini biasanya diperuntukkan bagi buku-buku dengan tema happening yang sifatnya hanya sementara. Misalnya buku tentang program komputer, pesanan LSM, pesanan pemerintah, tren mode, dan lain-lain.
Sistem pembayaran jual putus ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya, jika ternyata buku kita laris manis di pasaran kita hanya bisa menikmati kebanggaannya. Namun, dari segi materi kita tidak akan mendapat apa-apa. Kelebihannya, ada jaminan di awal, bagaimanapun “nasib” buku kita di pasaran, kita sudah mendapatkan pembayaran.
2. Sistem Royalti
Pembayaran dengan sistem royalti adalah pembayaran tunda yang bergantung dari hasil penjualan buku kita. Royalti sendiri besarnya beragam, tergantung dari hasil diskusi dan lobi dengan penerbit. Ada yang 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10%. Sedangkan jenis royalti terdiri atas enam bagian, di antaranya:
a. Royalti yang dibayarkan berdasarkan bruto
Contoh: harga buku 55.000, jumlah cetak 5.000 eksemplar, royaltinya 10%. Maka perhitungannya adalah:
55.000 x 5.000 x 10% = 27.500.000 (nilai yang akan kita dapatkan langsung ketika tanda tangan kontrak)
b. Royalti yang dibayarkan berdasarkan netto
Contoh: harga buku 55.000, jumlah cetak 5.000 eksemplar, biaya pemasaran dan distribusi 50% dari harga jual buku, royalty 10%. Maka perhitungannya adalah:
55.000 x 5.000 x 10% x 50% = 13.750.000
c. Royalti dengan DP dihitung dari bruto
Contoh: harga buku 55.000, jumlah cetak 5.000 eksemplar, royaltinya 10%, DP atau uang muka yang diberikan sebesar 10%. Maka perhitungannya adalah:
55.000 x 5.000 x 10% x 20% = 5.500.000
d. Royalti dengan DP dihitung dari netto
Contoh: harga buku 55.000, jumlah cetak 5.000 eksemplar, biaya pemasaran dan distribusi 50% dari harga jual buku, royalty 10%, DP atau uang muka yang diberikan sebesar 10%. Maka perhitungannya adalah:
55.000 x 5.000 x 10% x 50% x 10% = 1.375.000
e. Royalti berdasarkan penjualan dihitung dari bruto
Contoh: harga buku 55.000, jumlah cetak 5.000 eksemplar, royaltinya 10%, Buku yang terjual 2.000 eksemplar. Maka perhitungannya adalah:
55.000 x 2.000 x 10% = 11.000.000.
Itulah nominal yang akan kita dapatkan setelah data penjualan buku direkapkan oleh penerbit.
f. Royalti berdasarkan penjualan dihitung dari netto
Contoh: harga buku 55.000, jumlah cetak 5.000 eksemplar, biaya pemasaran dan distribusi 50% dari harga jual buku, royalty 10%. Buku yang terjual 2.000 eksemplar. Maka perhitungannya adalah:
55.000 x 2.000 x 10% x 50% = 5.500.000
Itulah nominal yang akan kita dapatkan setelah data penjualan buku direkapkan oleh penerbit.
Nah, jadi yang mana pilihan Anda? Royalti atau Jual Putus? Yang terpenting, pelajarilah baik-baik perjanjian yang akan Anda tanda tangani.