
Melihat anak-anak mengisap jempol tangannya sepertinya bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Tapi, bagaimana reaksi Anda apabila melihat seorang dewasa melakukan itu?
Berdasarkan sebuah survey, disimpulkan bahwa satu dari 10 orang dewasa masih memiliki kebiasaan mengisap ibu jarinya. Menurut sejumlah psikolog, kebiasaan ini umumnya muncul sebagai gerak refleks sebelum tidur, dan dilakukan secara bawah sadar untuk mendapatkan kenikmatan dan kenyamanan, sama seperti bayi yang mendapatkan kenyamanan saat menyusu ke ibunya. Refleks ini juga meningkatkan aliran hormon endorfin ke otak.
Nah, dengan demikian, apakah artinya mengisap ibu jari adalah kebiasaan yang bagus? Tentu tidak.
Meski kelihatannya tidak merusak, kebiasaan mengisap jempol merupakan kebiasaan yang sepenuhnya negatif untuk kesehatan gigi dan rahang. Jempol bersandar pada gigi bawah, dan membuatnya miring ke belakang, sedangkan gigi atas miring ke depan. Ini membuat gigitan tak simetris.
Selain itu, berhubung jempol tangan merupakan salah satu bagian tubuh kita yang paling sering bersentuhan dengan obyek apapun, kebiasaan mengisap jempol juga dapat membuat gigi menjadi tempat subur untuk perkembangbiakan bakteri.
Nah, karena itu, apabila Anda masih memiliki kebiasaan tersebut di usia dewasa, Anda harus berusaha menghilangkannya. Beberapa cara yang dapat Anda coba antara lain dengan selalu membungkus jempol Anda dengan plester, sehingga ketika Anda melakukan refleks mengisap jempol, Anda akan langsung tersadar.
Selain itu, Anda juga bisa mencoba mengganti rasa nikmat yang didapat oleh mulut Anda saat mengisap jempol, misalnya dengan cara ngemut cemilan dengan bentuk seperti Momogi. Tapi sama seperti kebiasaan-kebiasaan adiktif lainnya, refleks mengisap jari tentu dapat dihilangkan secara total hanya dengan kesadaran dan kontrol diri.
Semoga menjadi info yang nice yaa! :