halaman 2
Minggu, 8 Juli 2001
Pukul 16.00 wib gw berangkat bersama Rini ke terminal antar kota, kami berboncengan motor honda Astrea Grand tahun 95 warna hitam legam. Sepanjang jalan tangan Rini ga lepas dari pinggangku, sambil kepalanya direbahkan di pundakku. Ketika sudah dekat dengan terminal, kira2 5 menit lagi sampai, Rini berbisik...."Awas ya di Surabaya....di sana banyak cewek cantik, "itu"nya jangan nakal...." Dengan santai kujawab "Tenang Rin, aku bakalan pake pengaman...hihihi..." Spontan dia cubit pinggangku, "awas ya kalo dipake sama cewek lain..." Jawabku enteng lagi,"Kaya kamu ga pernah dipake ama pacar kamu aja" "Engga..." jawabnya cepat dengan nada agak kenceng sambil tetep manja..."Cuma kamu yang udah menjamah aku sampe sejauh ini...." "Yaudah, besok kalo ga ada gw kamu maen aja ama pacarmu....ajarin cara kita bercinta kemaren...hihihihi..."iiih nakal..." cubitnya...
Sampai sudah kami di terminal, dan bus patas Haarapanjaya pun bersiap untuk berangkat. Setelah cipika-cipiki sebentar, akupun say goodby dan melangkah masuk ke dalam bus, menuju tempat duduk yang masih kosong di seat 4a. Ketika bus berangkat, dari balik kaca kulihat lambaian tangan rini sambil memberikan senyuman penyemangat untukku meraih masa depan. Bye Rini, wish U'll ok here and we'll meet soon and gotta F*CK again....yeah...
Beberapa menit bus melaju meninggalkan terminal, terlihat cewek usia sekitar 30 tahun (kurang atau lebih dikit) sedang melambai ingin menumpang. Bus berhenti dan cewek itu masuk kemudian duduk di sampingku. Hmmm lumayan...pikirku.... Tinggi sekitar 160 cm, rambut sedikit berombak sebatas bawah bahu dikit, body ramping sekel, kulit kuning langsat, wajah 7 dari maksimal 10. "Mau ke mana mas?" sapanya sopan dan lembut.... "Ke Surabaya mba, mba sendiri?"....dan seterusnya basa-basi...dan perkenalanpun terjadi...Diah namanya, usia 30 tahun, dan ternyata tinggal deket sama kampusku. Percakapan kamipun berjalan dengan hangat, dan dari sinilah nama "FAY" bermula. Mba Diah inilah yang memberiku nama, katanya aku mirip gitaris kondang Steve Vai....ahahahahahahaha.... Terserahlah mau panggil apa, yang penting mau ML ama gw...pikirku....
Setelah lama berbincang akhirnya kami capek juga. Mba Diah tertidur pulas, dan sesekali kepalanya entah sengaja atau tidak tersandar ke pundakku. Gw diamin aja, dalam hati berkata 'biarin deh aga2 berumur, yang penting body masih kenceng nih, apalagi face mendukung, kayaknya enak nih disodok...hehehehe.... Selama dia tidur, dengan hati2 gw curi2 kesempatan untuk meraba pahanya yang dibungkus rok putih sebatas lutut. Tak lupa sesekali gw cium pipinya dengan hati-hati biar dia ga bangun. Hmmm....harum aroma BVLGARY tercium dari sekitar area lehernya....ingin rasanya ku cupang tuh leher yang mulus dan ditumbuhi bulu2 halus...tapi sabar fay....musti pelan2, jangan sampai nih orang tersinggung, malah dapet damprat plus malu kau nanti.... Pelan2 kuintip belahan dada yang terlihat dari balik kaos putih....hmmmm....masih sekel nih cewek....dan birahikupun mulai naik dibuatnya....
Kucoba pelan-pelan singkap roknya yang menempel di kakiku, dan mmmhhhh mulus juga nih cewek....tambah konak aja nih daku dibuatnya....sampai akhirnya tiba2 dia membuka matanya dan menatapku. Sempat aku ketakutan dibuatnya, sebelum akhirnya gw menyadari kalo sebenernya dia juga menikmatinya. Dia malah merem lagi dan makin manja nyandarin kepalanya. Hal ini membuatku semakin berani mengeluskan tanganku dibalik rok putihnya menyusuri kulit pahanya yang mulus ditumbuhi bulu2 halus. Pelan2 kugerakkan tanganku sambil menikmati mulus pahanya, dan samar2 ku dengar nafas mba Diah mulai berat. Dan ketika tanganku sudah se inchi lagi menyentuh pangkal pahanya, tiba2 mba Diah menahan tanganku sambil berbisik "jangan buru2 dong..." Suasana temaram di dalam bus membuatku berani mencium pipi mb Diah dan diapun membalas ciumanku sambil masih pura2 tidur. Birahiku udah naik hingga peler rasanya mau tegang pecah menahan muncratan birahi. Pelan2 kembali kuletakkan tanganku ke pahanya, sambil merabanya pelan2 menuju ke area kenikmatannya. Ketika ujung jariku mencapai tepian celana dalamnya tiba-tiba tangan mba diah meremas lembut kontiku....ah...hampir aja q teriak keenakan.... jadi semangat nih, sambil ngelus-elus ku dielus-elus....hehehehe... Akhirnya kuberanikan diri untuk menyingkap tepian celana dalam itu dengan ujung jari telunjukku. Dan ketika jari telunjukku masuk ke dalam celana dalam mba diah, kurasakan suasana lembab yang hangat di ujung jariku. Perlahan kuarahkan lebih dalam sambil kurasakan lembutnya cairan yang membasahi permukaan kulit yang ditumbuhi bulu-bulu yang telah dipangkas habis. Ketika jariku menyusuri lipatan di tengah gundukan daging itu, terdengar desahan lembut dari mba diah...ohh...nafsuku semakin memburu...dan semakin berani aku bermain di area kenikmatan itu...Kukorek-korek memeknya yang udah mulai basah dengan perlahan dan hati-hati....dari atas kebawah dan balik lagi keatas....sampai ke benjolan kecil, kugerakkan memutar jariku....Desahan mba Diah semakin menjadi2, dan kali ini dia cengkeram tanganku dengan agak kuat...Mungkin dia menikmati permainanku...Melihat mba diah udah semakin bergairah, semakin semangat pula kukobel-kobel mekinya...hingga akhirnya desahannya terhenti dengan tarikan nafas panjang diiringi mengalirnya cairan hangat di jariku...rupanya mba diah mendapatkan "her Big O"...Setelah beberapa lama kukorek dengan pelan sambil menikmati aliran lendir hangatnya... Setelah puas, kulepas jariku perlahan dari area kenikmatan itu. Diam-diam kucium jariku yang barusan gw pake ngobel...hmm...aroma yang khas dari meki....cuman kali ini aromanya beda ama punya si Rini, aroma bawangnya lebih berasa...