PETUALANGANKU
BAGIAN I : PETUALANGANKU DENGAN YANTI
Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku dengan tante "U" di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga Oom U ke Medan, dua bulan menjelang aku ujian akhir SMA. Namun kami masih selalu kontak lewat surat atau telepon.
Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, belum pernah sekalipun aku tidur dengan wanita lain; walaupun pernah tante "U" memaksaku untuk melayani nafsu seorang temannya di rumah tante "H".
Di salah satu kamar di rumah tante H itulah kami biasa mengumbar nafsu kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku, dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya. Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan akibatnya. Yach. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku, membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di rahimnya...
Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah kontrakanku.
Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya, sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah berkeluarga, yaitu kak Rani dan kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti masih SMA kelas 1 (baru masuk).
Kak Rani dan kak Rina anak kembar, hanya saja nasib kak Rani lebih baik ketimbang kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki rumah serta dua anak perempuan, sedangkan kak Rina bersuamikan seorang pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan sayang benar sama cucunya, yaitu anak kak Rani.
Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti bukan hal yang baru lagi.
Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, di mana hujan turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang, berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam SMAnya.
Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian.  Saat aku menunggu Yanti, kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue. Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan kak Rina. Mata nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal kak Rina hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol, semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.
Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar. Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan kak Rina sore itu, baru kutahu kalau kak Rina sering melihatku saat aku berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berkenalan dengan keluarga Yanti.
Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu kak Rina di mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik telapak tangan kak Rina saat kugenggam, ternyata dia diam saja bahkan senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat bergegas kuliah.
Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau hujan. Saat kubuka pintu rumah , kulihat Yanti dan teman kostku sedang ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku.
Tak lama kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB. Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua. Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.
Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.
Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin, sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti. Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya, dan  segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.
Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya, selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut putting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.
Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku, dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian branya. Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya cd tipisnya saja yang tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman, kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap putting susunya, dan terus mulutku bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas cd-nya.
Begitu celana dalamnya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya, sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh. Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku, dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh. sungguh nikmat tak terbayang.
Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas. ayo. masukkan. ayo maas..
Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya.
Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati memeknya. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku, dan akhirnya akupun tak tahan..
Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku dengan pas., sehingga kadang terasa kontolku bagai dihisap dan diremas di dalam memeknya.
Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku; segera kuhentikan gerakan kontolku dan  segara kucabut. Kugeser tubuhku dan kumasukan kontolku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya kontolku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan kontolku, segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.
Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam posisi nungging. Segera kutancapkan kontolku ke memeknya dari belakang. Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku serta diciumnya mulutku, sementara kontolku tetap bekerja keluar masuk memeknya.
Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya kontolku masuk ke memeknya, dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku.  Kuremas payu daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk kontolku ke dalam memeknya.  Tak lama kemudian gerakan Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar lenguhan Ughhh. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk tubuhku erat-erat, mass. aku sudah...,keluar.ooh.. Enak.
Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan keras., terlihat mata Yanti mendelik , membalik ke atas.., mulutnya merintih dan mengerang..
Kupercepat gerakanku dan kugenjot kontolku sepenuh tenaga.., 15 menit kemudian terasa kontolku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti, dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya dengan cairan maniku...
Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal, yaitu Yanti hamil...
Dia cuma ketawa kecil dan  memelukku erat, sambil berbisik di telingaku bahwa dia sudah KB suntik.
Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan, kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di atasnya.
20 Menit berlalu, terasa kontolku mulai menegang dan mengeras. Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas, karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih, dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.
Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan, kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan kontolku, dan sesekali kami saling berciuman.
15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil kami berciuman panjang sekali., seolah tak akan henti.
Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore ini.
Menjelang maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias pemuas nafsuku. 
BAGIAN II : AFFAIRKU DENGAN KAK RINA DAN KAK RANI
Satu bulan lewat Yanti jadi pacarku, aku nggak tahu pacar Yanti yang nomer berapakah aku ini, aku juga nggak tahu sudah berapa banyak lelaki yang tidur dengan Yanti. Dibenak pikiranku hanya satu, yaitu aku dapat teman tidur dan dapat menyalurkan hasrat lelakiku kapan aku suka kepadanya. Nampaknya Yanti juga menikmati hal tersebut.
Ibu Yanti sudah kenal baik denganku, demikian pula kak Rina, kak Rani dan kedua anaknya serta suami-suami mereka. Pernah kak Rina 2 kali memergoki aku dan Yanti saat kami bercinta di dalam kamar Yanti. Namun agaknya bagi kak Rina bukan hal yang luar biasa melihat adiknya tidur dengan lelaki di kamarnya, kamar kak Rina dan Yanti bersebelahan, mungkin erangan dan suara pekikan Yanti saat kami bersenggama terdengar dari kamar kak Rina. Oleh keluarga itu aku sudah dianggap seperti keluarga sendiri, di rumah itu aku merasa seperti di rumah sendiri. Kadang aku tidur di rumah keluarga tersebut, biasanya aku tidur di kamar Yanti. Jika suami kak Rina tak di rumah biasanya Yanti tidur bersama kak Rina atau bersama ibu jika suami kak Rina ada. Namun biasanya saat mereka semua terlelap tidur, Yanti diam-diam mengendap masuk ke kamar-nya dimana aku tidur. Dan tentu saja, malam itu kami manfaatkan untuk bermesraan sepuas hati kami.
Pada suatu pagi, saat aku lewat di depan rumah Yanti untuk berangkat ke kampus, ku dengar suara kak Rina memanggilku. Aku segera membelokkan arah langkahku menuju rumah Yanti, saat aku masuk ke rumah kudapatkan rumah dalam keadaan sepi, hanya kak Rina sendiri di rumah.  Kak Rina memintaku memperbaiki seterika yang rusak.
Seterika tersebut kuperbaiki di atas meja seterika di ruang belakang, kak Rina berdiri di sebelahku menunggui aku memperbaiki seterika. Saat aku hendak meraih obeng di meja, tanpa sengaja tangan kak Rina tersentuh olehku. Kak Rina diam saja, tiba-tiba timbul isengku, kupegang dan kuremas tangan kak Rina, ternyata kak Rina tak menarik tangannya, sehingga timbul keberanian dan kenekatanku. Kupeluk pinggangnya dan tubuhnya kutarik merapat ketubuhku, langsung mulutku menyergap mulutnya. Mungkin kak Rina tak mengira kenekatanku itu, namun ternyata dia tidak menolak bahkan membalas ciumanku.
Mendapat reaksi yang demikian aku tak ragu-ragu lagi, segera tanganku menjelajah kian kemari. Menyingkap daster bagian depan dan menyusupkan tangan ke balik celana dalamnya. Memeknya terasa hangat, tanpa ada gumpalan rambut, segera jariku beroperasi di dalam memeknya, membuat kak Rina mengerang.., mendekap tubuhku semakin kencang.
Kubuka kancing daster yang terletak di bagian belakang, dan segera kulepaskan dasternya, sehingga tubuhnya hanya tertutup bra dan celana dalam saja. Mencuat dua bukit kembar yang tertutup oleh bra warna cream. Kulepas tali Bh-nya dan langsung kuhisap putting susunya. Kak Rina sudah nggak bisa mengendalikan diri lagi, didekapnya kepalaku keras kedadanya, sementara tanganku terus bergerilya di dalam memeknya. Akhirnya kami berciuman, daster dan bra kak Rina sudah terlepas, sehingga bagian yang paling rahasia saja yang masih tertutup oleh celana dalam warna putih.
Setelah beberapa saat direnggangkan pelukannya, lalu cepat diraihnya daster, untuk menutupi tubuhnya ala kadarnya dan ditariknya tanganku menuju kamarnya. Di dinding kamar kak Rina terpasang gambar kak Rina dan suami, namun gambar foto itu sudah tak berarti lagi manakala kak Rina sudah terbuai oleh berahi yang memuncak. Segera dilepas celana dalamnya, dan segera dia telentang di atas tempat tidur sambil mengangkangkan pahanya lebar-lebar. Terlihat jelas celah di antara kedua pahanya yang putih menentang, siap menerima kehadiran kontolku. Merekah kemerahan memek kak Rina dan membuat kontolku keras menegang siap melumat lubang nikmat itu, kak Rina  menunggu dengan tak sabar. Perlahan-lahan kulepas pakaianku, mata kak Rina tak lepas-lepas mengawasiku saat aku melepas pakaianku.
Begitu celana dalamku terlepas, dan nampak kontolku tegak berdiri, maka segera kak Rina bangkit dan menarik tubuhku menindihnya., dengan rakus dipegang kontolku dan langsung dibimbingnya masuk ke memeknya. Kuikuti saja kemauan kak Rina, langsung kusentak kontolku hingga langsung amblas ke dalam memek kak Rina yang memang sudah basah kujarah tadi. Kugenjot kontolku keras-keras dan cepat, luar biasa erangan-nya..., Nampak sekali kak Rina menikmati, gerak tubuhnya luar biasa binalnya, bagai harimau betina yang sedang kelaparan mencari mangsa. Pinggulnya digoyang naik turun, kadang diputar-putar, wah ..nikmat sekali. Lima belas menit sudah kami bercinta, tiba-tiba badannya mengejang, pertanda dia telah mencapa klimaks, diiringi dengusan dan erangan yang agak keras; didekapnya badanku erat-erat. Terasa cairan hangat melumasi liang memeknya dan membuat kontolku semakin mudah bergerak.
Kucabut kontolku dan kubalik badannya, dalam posisi merangkak kuhunjamkan kontolku ke memeknya, langsung kugenjot keras-keras. Kepalanya menengok ke belakang, dan kembali kami berciuman, tanpa menghentikan  hentakan kontol di dalam liang memekya.
Kuremas-remas buah dadanya dari balik punggungnya, keras dan kenyal, semakin kupercepat genjotanku, kontolku sudah mulai berdenyut-denyut pertanda air maniku hendak muncrat., Di luar memeknya terlihat cairan berbusa, hal itu karena cairan memeknya yang tadi sudah keluar kukocok dengan kontolku.
Sesaat kemudian kurobah posisi, kak Rina menindihku. Digerakan pantatnya naik turun, aku mengimbangi dengan gerakan yang sama namun berlawanan. Badan kak Rina bergoyang-goyang, kadang membungkuk dan menciumku, kadang tegak sambil tangan kanannya memegangi kontolku untuk tetap tegak dan masuk ke dalam memeknya. Kembali klimaks dicapainya, terasa dinding memeknya semakin basah, sehingga kontolku semakin lancar bergerak di dalamnya.
Kucabut kontolku, kuambil tissue dan aku lap bagian dalam memek kak Rina, kutelentangkan badannya,  kutindih lagi tubuhnya, kudekap tubuhnya erat-erat, lalu kugenjot memeknya cepat dan dengan sepenuh tenaga. Reaksi kak Rina luar biasa, dia mengerang, bahkan kadang menjerit lirih pertanda diapun menikmati permainan itu. Tiba-tiba kuhentikan gerakanku, kak Rina sepertinya sudah tak sabar, digerakan pahanya ke atas, sepertinya mengejar kemana kontolku pergi. Benar-benar kak Rina menikmati sekali permainan itu, tak henti-henti bibirnya berucap, ough. Nuki .. terus .. Nuki .. ouh .. aaah .. enaak .. ough ..  Kutekan dan kugenjot terus kontolku keras-keras ke dalam memeknya. Terdengar bunyi dan derik dipan tempat tidur kak Rina , erangan dan rintihannya semakin menambah gairahku, bunyi berkelepak akibat beradunya badan kami saat aku menekan masuk kontolku ke dalam memek kak Rina., seirama dengan goyang dan gerakan yang kami lakukan.
Sesaat kemudian kembali kak Rina mengerang agak keras, ooh... Nuki. teruss. aahh.. aahh.. teruus. aahh.. dan badannya kembali menegang pertanda klimaks telah dicapainya lagi.
Aku sudah tak dapat menehan lagi keinginan untuk memuntahkan air maniku, sehingga aku percepat gerakan tubuh, akhirnya lepas dan terbuanglah air maniku dengan pancaran yang kuat sehingga air maniku masuk jauh ke dalam liang memek kak Rina, terasa sebagian air maniku meleleh keluar dari lubang memek kak Rina, membasahi seprei hingga terlihat noda bercak spermaku bercampur cairan memek kak Rina. Puuas.., betul-betul hebat  Benar-benar.pertempuran yang hebat dan melelahkan..., pelan-pelan kurebahkan tubuhku disampingnya, namun  sebelum niatku kesampaian kak Rina menahanku, dan memintaku tetap dalam posisi menindihnya, sementara kontolku tetap dalam vaginya.
Keringat bercucuran..,membasahi tubuh kami berdua, sprei tempat tidur sudah berantakan, dan bercak-bercak akibat tetesan air maniku bercampur air mani kak Rina mengotori sprei itu.. Buah dada kak Rina, semakin mengkilat terkena keringat  dan benar-benar merupakan pemandangan yang sangat menggairahkan. Segera kuhisap dan kuremas payudaranya, ohh. enak Nuki. enak....
Kami tidur berdampingan, aku telentang dan kak Rina memelukku. Kaki kirinya disilangkan di atas tubuhku, sedangkan kepalanya diletakkan di dadaku. Terasa hangat dan berlendir memeknya, menempel di perutku. Matanya menatapku penuh mesra, tangan kirinya tak henti-henti mengelus kontolku.  Kami berbicara pelan sambil bercanda mesra, dia bertanya kepadaku, kenapa aku begitu nekad memeluk dan menciumnya. Aku jawab bahwa memeknyalah yang mengajak dan memintaku berbuat begitu.., kak Rina tertawa geli dan dicubitnya perutku... Kak Rina bilang, bahwa dia memang menunggu kesempatan seperti ini, dia bilang sangat terangsang mengintip aku dan Yanti saat kami bercinta. Dia selalu terbayang dengan kejadian itu.. dan saat keadaan rumah sepi, timbul ide untuk mengajakku berbuat seperti itu.., apalagi sudah 2 bulan lebih suaminya tidak memberinya nafkah batin. Katanya permainanku hebat, baru kali ini dia merasakan nikmat bersenggama..., selama ini dengan sang suami tak pernah dia peroleh klimaks seperti yang dia rasakan denganku.
Lima belas menit kemudian, terasa kontolku menegang dan mengeras lagi. Tanpa permisi si emunya memek, segera kutindih tubuhnya dan kubenamkan kontolku di memeknya. Kami bergelut dan bercumbu tanpa ada rasa was-was dan khawatir., akhirnya setelah dua kali kak Rina menikmati orgasme, kutumpahkan lagi air maniku ke dalam memeknya... Permainan itu kami ulangi lagi beberapa saat kemudian, hingga terdengar lonceng jam berdentang 12 kali. Segera kak Rina memintaku berpakaian. Setelah selesai kami berpakaian dan merapikan tempat tidur kembali kami keluar kamar menuju ruang tamu, sambil saling merangkul. Di sofa ruang tamu kami duduk berdampingan, tubuh kami rapat dan saling melingkarkan tangan merangkul satu sama lain. Bibirnya kucium dan kulumat dalam-dalam.., saat kami sedang bermesraan seperti itu.. tiba-tiba pintu samping terbuka. Kak Rani masuk sambil membawa tas belanjaan, melihat apa yang kami lakukan kak Rani sempat tertegun sejenak, namun segera dia menguasai diri langsung pergi menuju ke dapur. Nampak di wajah kak Rina terbesit rasa khawatir, kuelus dan kubisikkan bahwa jangan khawatir, semuanya pasti beres. kataku menenteramkan hatinya.
Kukejar kak Rani ke belakang, kulihat kak Rani sedang meletakkan belanja di meja dapur. Segera kuhampiri dan langsung kupeluk dari belakang, kak Rani terkejut dan memutar badannya menghadapku, tangannya berusaha mendorong tubuhku dan mencoba melepaskan diri dari pelukkanku. Aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, kupeluk kak Rani lebih erat dan langsung bibirnya kucium, mula-mula kak Rani meronta-ronta mau melepaskan diri.., namun akhirnya dia menyerah.. bahkan saat jari tanganku menerobos masuk ke dalam celana dalamnya dan langsung menusuk ke liang memeknya dia mengerang lirih dan mendekap erat tubuhku, rupanya kak Rani menikmati apa yang aku lakukan padanya.
Aku bopong tubuhnya, dan langsung kubawa masuk ke kamar kak Rina, yang baru saja aku dan kak Rina pakai bermesraan. Segera kujatuhkan tubuhku di atas dipan dalam posisi menindih tubuh kak Rani. Aku tak mau mengambil resiko, cepat kulepas celana dalam kak Rani dan juga celanaku, langsung kudorong kontolku ke memeknya, kak Rani mengerang dan melenguh. oough.. Nuki.. oouh.. jangan.. Nuki.. jangan.. aaahhh., akhirnya kugerakkan pantatku naik turun. Mula-mula sulit kugerakkan kontolku memasuki memeknya, namun sesaat kemudian kak Rani semakin terangsang dan semakin mudah kontolku menyeruak masuk ke dalam memeknya., dan akhirnya bebas merdeka.. menjelajahi bagian dalam memeknya.
Kak Rani mengerang-erang menikmati genjotan kontolku di memeknya, sambil tetap menggenjot kubuka baju atas dan tali branya, lalu ku campakkan jauh ke lantai.., kuhisap putting dan kuremas payudaranya, semakin menggila gerakkannya..
Memek kak Rani lebih longgar di banding memek kak Rina, barangkali ini akibat dia pernah melahirkan., namun kulit kak Rani lebih halus dan wajahnya lebih cantik dan bersih., mungkin semua itu karena dia rajin merawat tubuh dan wajahnya., di samping itu kak Rani lebih berada.., sehingga ada biaya untuk merawat tubuh dan wajahnya.
Saat aku sedang berpacu mengumbar nafsu di atas tubuh kak Rani, pintu kamar terbuka dan kulihat kak Rina berdiri di sana melihat apa yang sedang kami perbuat. Sesaat dia berdiri mengawasi kami, lalu dia tersenyum dan pergi menuju ke ruang tamu, untuk memberi kami kesempatan untuk berasyik-masyuk..
Hentakkan tubuhku semakin cepat dan bertenaga.., kepala kak Rani bergoyang-goyang, tangannya semakin kuat meremas-remas sprei .., akhirnya kak Rani nggak tahan. diangkat pantatnya ke atas untuk menyambut gerakkanku, dan akhirnya dihempaskan diiringi erangan yang keras. ouhh.Nuki, ough.. Nuki.. teruusss.. teruss.. ough.., tubuhnya mengejang sesaat, tangannya memeluk kepalaku dan membenamkannya di antara kedua payudaranya., seer..seetr.terasa sesuatu yang hangat melumasi kontolku... Pelan-pelan kugerakkan kontolku..., belum terasa denyutan pertanda air mani bakal keluar.., pelan dan dengan penuh perasaan kugenjot kontolku... kak Rani merengkuh kepalaku dan segera melumat bibirku..., sambil berdesah dia berkata. kamu kurang ajar Nuki., kurang ajar aaugh..ooh...eehmmm.., begitu katanya saat kubekap mulutnya dengan mulutku dan kusentak kontolku keras-keras di memeknya. Cairan kental keputihan meleleh, jatuh ke rok bawahnya, yang belum sempat ku lepas.
Sesaat kemudian ku balik posisi, kak Rani menindih tubuhku, tak lupa kulepas rok bawahnya dan kulempar jauh ke lantai. Kutempelkan kontolku dimulut memeknya, dan segera kudorng masuk ke dalam memek kak Rani.., kembali kak Rani mengerang. ough.Nuki.kau..jahaaat.Nuki.ough..
Aku tak peduli dengan ocehannya., kugerakkan kontolku keluar masuk memeknya, menggesek dinding dalam memek kak Rani.., kuremas buah dadanya..jari-jari tangan kanan kak Rani, memainkan bibir memeknya.sssh..sssh.. ooough.ough.Nuki ..sssh.. eenak. terus Nuki.terus..
Makin cepat dan keras.goyangan pantatku., tubuh kak Rani terlonjak-lonjak di atas badanku.., seperti sedang menunggang kuda yang binal.., tak henti dari mulutnya keluar suara erangan.dan lenguhan... Kak Rani betul-betul menikmati kebersamaan kami.., bahkan sesaat kemudian tubuhnya aktif bergerak menghentak-hentak semakin cepat.sambil mendesis, mengerang.melenguh...kembali lagi tubuhnya menelungkup di atas tubuhku dan mulutnya dengan rakus mencari mulutku dan kemudian menciumku penuh dengan nafsu., dipererat pelukannya. dan akhirnya kembali tubuhnya mengejang mencapai klimaks untuk kedua kalinya.. Penisku terasa mulai berdenyut. hampir kehilangan kontrol..
Kudorong tubuhnya. dan kuatur dalam posisi merangkak, kuhunjamkan kontolku kembali kedalam memeknya., mudah terasa.., karena sudah diperlicin dengan cairan memek kak Rani. Denyutan makin terasa., kuputar lagi tubuhnya, kutelentangkan.. Kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuserbu lagi memeknya dengan kontolku, langsung cepat dan keras.., terdengar erangan dari mulutnya.., tak kupedulikan.kugenjot-genjot terus memeknya.., kontolku bertambah keras berdenyut .. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras kulepas masuk benih anak-anakku, ke dalam rahim kak Rani.., terasa cukup banyak air mani yang kulontarkan., dan sebagian meleleh keluar jatuh mengotori seprei tempat tidur kak Rina... Kudekap erat dan kucium mulut kak Rani.
Selesai permainan kami babak pertama, kubiarkan kontolku tetap di dalam memeknya., kuciumi sekujur mukanya.., kujelajahi mulutnya dengan lidahku.., kak Rani membiarkan saja ulahku.., hal demikian berlangsung hampir sepuluh menitan. Dengan menegang dan mengeras kembali kontolku, segeara kumulai babak kedua permainanku. Kak Rani pasrah saja kuperlakukan demikian., nampak betul dia menikmati saat-saat kebersamaan kami., hingga akhirnya tercapai kembali klimaks beberapa kali. sebelum akhirnya air maniku tertumpah lagi ke dalam memeknya.. Setelah permainan babak kedua selesai., terasa benar tubuhku lemas dan tak bertenaga rasanya. Tenagaku benar-benar terkuras habis.meladeni dua wanita kembar tersebut.
Kak Rina dengan kemanjaannya dan suka rela melayaniku, sedangkan kak Rani yang semula kupaksa akhirnya menikmati pula permainanku. Setelah cukup beristirahat, kami segera memakai kembali pakaian kami dan keluar meuju ruang tamu.dimana kak Rina menunggu.. 
Melihat kak Rina, kak Rani tersenyum tersipu dan segera duduk di dekatnya. Sejenak mereka berdua saling berdiam diri tak tahu apa yang akan mereka bicarakan. Aku datang dan langsung duduk diantara  mereka, kupeluk dan kuciummereka berdua bergantian. Kubisikan bahwa mulai hari ini kami bertiga menjadi kekasih., kami harus menjaga rapat-rapat rahasia ini.
Tanpa malu-malu kusingkap rok depan mereka, tangan kanan dan kiriku segera bergerilya menyusup masuk ke dalam celana dalam meraka, jari-jari tanganku beraksi memainkan kelentit dan mulutku aktif mencium mulut mereka bergantian., sungguh sorga dunia yang tak terkira nikmatnya..
Sejak saat itu kami bertiga sering melakukan, paling sering kami lakukan di rumah kak Rani saat suami kak Rani ke kantor, di rumah kontrakkannku dan kadang di losmen. Rahasia itu kami jaga rapat-rapat., hingga Yanti pun tak tahu apa yang telah kami perbuat selama ini..
BAGIAN III : KEKASIHKU TIGA CEWEK KAKAK BERADIK
Dua mingu pertama sejak aku meniduri kak Rina dan kak Rani tak pernah lewat begitu saja. Kencan biasanya kami lakukan pagi hari antara pukul 09.00-12.00 WIB. Saat itu Yanti dan anak-anak kak Rani ke sekolah, suami kak Rani ke kantor. Suami kak Rina sudah hampir 1 bulan ini kanvas ke luar kota, ke Surabaya, Malang dan beberapa kota besar lainnya di Jawa Timur.
Sementara itu hubunganku dengan Yanti tetap berjalan seperti biasanya, aku bahkan  semakin sering meniduri Yanti di rumahnya. Kak Rina benar-benar memberi kesempatan penuh kepada kami untuk bercumbu dan berkencan sepuas hati. Pernah aku sengaja meniduri Yanti di sofa ruang tamu, kak Rina melihat dengan mata kepala sendiri saat aku menghujani memek Yanti dengan serbuan kontolku yang membuat nikmat Yanti.
Saat aku dan kak Rina berkencan, maka semua gaya yang aku lakukan dengan Yanti harus aku praktekan. Rupanya kak Rina punya hobby mengintip, katanya menambah gairahnya saat kami bersama. Pada hari ke-10 sejak aku pertama kali meniduri kak Rina dan kak Rani, kami bertiga pergi dan kencan di suatu hotel di Jl. Setiabudi. Hari itu hari Sabtu, sekitar pukul 13.00 WIB, kami bertiga sudah ada di salah satu kamar.
Kami mulai permainan tersebut dengan oral antara kak Rina dan kak Rani. Di atas tempat tidur mereka saling menjilati memek dalam posisi 69. Kak Rina di atas sedang kak Rani di bawah. Mereka berdua benar-benar sudah lupa.., tak lama kemudian aku melibatkan diri. Pertama-tama memek kak Rina aku jilati, sementara kontolku dikulum dan disedot oleh mulut kak Rani.
Selang beberapa lama, kumasukkan kontolku ke kemaluan kak Rina. Kugenjot keras-keras pinggulku, sehingga kak Rina bergoyang hebat maju mundur mengimbangi gerakkanku. Lidah kak Rani tak henti-hentinya menjilati memek kak Rina, tak dapat kubayangkan betapa nikmatnya kak Rina, dia mengerang, menjerit dan memekik kecil saat menikmati hunjaman kontolku di liang memeknya.
Beberapa kali kontolku kutarik keluar, dan kumasukkan ke mulut kak Rani yang ada di posisi bawah, wuuah.., nggak bisa kuceritakan seperti apa nikmatnya. Dikulum dan dikocok pelan kontolku, setelah agak berkurang dorongan maniku yang sepertinya sudah pengin keluar, kumasukkan lagi kontolku ke memek kak Rina.
Sampai akhirnya kak Rina mengerang dan mendengus keras, menarik seprei keras-keras seolah hendak merobeknya dan akhirnya terlepaslah puncak gejolak nafsunya dalam genjotanku. Kuganti posisi, memek kak Rani yang telentang di bawah kugenjot keras-keras dengan kontolku, dinding memek kak Rani sungguh nikmat, dan berbau harum..., kak Rani tak kalah keras erangan dan jeritannya, pantatnya melonjak-lonjak mendorong memeknya menyambut kehadiran kontolku di dalam memeknnya, sementara lidahnya tetap menghujani memek kak Rina.
Jika aku merasa hampir keluar, cepat-cepat aku cabut kontolku dan segera kusorongkan ke mulut kak Rina yang segera menhisap dan melumat kontolku di dalam mulutnya, setelah berkurang denyutan di kontolku aku masukkan lagi ke memek kak Rani. Begitu berulang-ulang, hingga akhirnya saat puncak kepuasan aku dapat. Aku tumpahkan air maniku ke dalam memek kak Rani. Kak Rani benar-benar menikmati denyutan kontolku di dalam memeknya dan dengan ikhlas menerima kiriman benih spermaku di rahimnya.
Keringat mengalir keluar dari dalam tubuh kami dengan deras, bercampur dan membasahi seprei. Tetesan air maniku dan mani kak Rani juga menetes di atas kasur. Kami berbaring kelelahan, kurangkul tubuh kak Rani, juga kak Rina. Mereka berdua benar-benar puass.., dan menikmati betul moment indah nikmat kami tersebut.
Setelah beberapa saat kami istirahat, kami ulangi lagi permainan kami. Aku buat mereka berdua mabuk kepayang, hingga akhirnya aku lontarkan spermaku di rahim kak Rina.
Lima belas menit istirahat, satu babak permainan lagi kami lakukan. Dan setelah itu kami berkemas pulang karena hari sudah menjelang maghrib. Tak terasa kami kencan hampir 4 jam lebih di kamar hotel itu. Sungguh suatu pengalaman yang tak terlupakan. Turun dari angkot kami masih bersama dan di mulut gang kami berpisah. Aku segera pulang ke rumah. Sesampai di rumah aku terkejut, Yanti sudah menungguku di kursi ruang tamu, sejak Yanti menjadi kekasihku dia kuberi satu anak kunci rumah dan kamarku. Jadi di rumah kontrakkanku Yanti merasa seperti di rumah sendiri. Saat itu temen satu kost sedang pulang ke daerah asalnya, biasanya setiap hari Sabtu minggu ke-empat. Yanti duduk sendiri sambil membaca majalah di sofa ruang tamu. Begitu melihatku segera dia bangkit dari duduknya dan segera menghampiri aku, celaka betul., aku bakalan nggak bias istirahat rupanya..
Kututup pintu rumah dan segera kukunci, aku tahu bahwa sebentar lagi pertempuran seru bakalan terjadi antara aku dan Yanti. Sebelum dia memberondongku dengan berbagai pertanyaan, segera kugelandang dia masuk ke kamar dan langsung kukunci mulutnya dengan ciuman penuh nafsu. Yanti terbuai dengan ciumanku, dan langsung dia lepas seluruh pakaiannya juga pakainku. Selanjutnya pertempuran dengan musuh dan medan yang baru aku mulai. Aku serbu memeknya dengan genjotan dan hentakkan kontolku. Erangan dan rintihannya keluar dari mulutnya.
Selang 20 menit kemudian kami capai puncak kenikmatan bersama, tubuh kami lemas, keringat bercucuran dan tak henti-hentinya mulut dan bibir kami saling pagut.
Yanti bangkit dan menindihku dengan posisi terbalik 69, memeknya tepat di mukaku dan mulutnya sigap menghisap dan mengocok kontolku, memeknya yang berlendir aku jilati, dia menerang-erang, eegghhm.uuugh.., eughmmm..., sambil terus dikulumnya kontolku.
Akhirnya kontolku kembali tegak berdiri, Yanti mengambil inisiatif, ia jongkok di atas tubuhku, kontolku dipegang dan digesek-geseknya didinding luar memeknya, badannya menghadapku, sehingga dengan mudah kuraih payudaranya dan aku hisap putting susunya. Pelan-pelan dimasukkan kontolku ke dalam memeknya, dengan mudah kontolku menyeruak masuk ke dalam memeknya, menggesek dinding dalam memeknnya. Yanti nampak histeris, langsung digoyang-goyangnya banadnnya naik turun dengan cepat, dari mulutnya terdengar erangan dan terkadang pekikan.
Aku memberi respons setiap gerakkannya, kontolku masih cukup kuat rupanya melakukan senggama satu babak lagi dengan Yanti. Tubuh Yanti terlonjak-lonjak di atas tubuhku saat kugenjot pantatku naik-turun, kontolku menggesek-ngesek liang kemaluannya.., membuat Yanti merasakan kenikmatan yang luar biasa., matanya kadang terpejam kadang menedlik saat menikmati hunjaman kontolku di memeknya. Semakin lama gerakannya semakin menggila dan akhirnya... tubuhnya terdiam kejang di atas tubuhku, pelukannya semakin erat dan semakin keras erangannya...  Kupercepat gerakan pantatku, agar segera dapat kuutumpahkan air maniku ke dalam memeknya.., akhirnya.. Dengan suatu sentakan yang keras. aku lontarkan spermaku masuk menyembur keras di dalam memeknya..., ouhh. nikmat. Yanti...
Hari sudah malam, sekitar pukul 21.00 WIB permainan babak kedua kami berakhir. Kami berbaring saling memeluk, tutbuh kami basah oleh keringat. Nampak senyum kepuasan terpancar dari bibir Yanti.., dengan penuh mesra kucium bibr Yanti dan sekujur mukanya. Aku bisikkan ke telinganya bahwa aku menyayanginya.., dia cubit perutku dan dicium mulutku dengan lembut..., kami bercumbu.. Saling menumpahkan rasa kasih dan saying kami masing-masing. Kuminta dia tidur menemaniku malam ini, dengan sepenuh hati diiyakannya ajakanku.
Saat kami bercumbu, terdengar perutku berkeruyuk, tanda minta diisi. Aku bangkit dan segera keluar ke dapur.., Yanti mengikutiku dan membantuku menyiapkan makan malam. Dengan cekatan dan trampil, Yanti menghangatkan sayur dan nasi, khusus untukku dia goreng telor mata sapi, biar tambah kuat katanya sambil ketawa cekikikan.
Aku gemas sekali, kupeluk tubuhnya dan kuciumi lehernya. Tubuh Yanti mengelinjang menahan geli. Sessat kemudian makan malampun siap sudah, kami segera menyantap de-ngan cepat, seolah tak mau kehilangan waktu percuma untuk bermesraan.
Yanti memang pandai merawat tubuhnya, dia makan tidak terlalu banyak, sehingga bentuk tubuhnya tetap nampak indah. Selesai makan dibereskan meja dan dicucinya piring dan gelas yang kotor. Aku menemaninya di dapur, sambil tak hentinya tanganku yang nakal menggodanya, kuremas payudaranya, pantatnya, dan kugesek-gesek memeknya, yang masih tertutup celana panjang hitam ketat. Terasa lipatan celah memeknya ditanganku, rupanya Yanti nggak mengenakan celana dalam. Sambil kupererat pelukanku ke tubuhnya, kuperkeras gosokan tanganku dimemeknya, sementara tengkuknya kuciumi, sehingga Yanti semakain terbakar nafsunya. Diputarnya badanya sehingga kami saling berhadapan, dirangkulnya kepalaku dan kami berciuman panjang.
Dielus-elus bagian depan celanaku yang menutupi kontolku, reseleting celanaku dibukanya dan tangannya langsung menyusup masuk ke dalam celana dalamku. Dipelorotkan celana dalamku sehingga kontolku lepas dan tegak berdiri, langsung Yanti jongkok menghisap dan mengulum kontolku dengan mulutnya. Kubiarkan sejenak aksinya, sesaat kemudian aku raih tubuhnya untuk bangkit dan langsung kubopong ke kamar.
Aku berjalan ke kamar sambil membopong Yanti, celana dan celana dalamku masih melorot, sehingga kontolku mencuat tegak menggesek-nggesek pantatnya, persis kayak robot jalanku.
Segera kubaringkan tubuhnya di tempat tidurku, kulepas semua pakaiannya, sehingga tak ada selembar benangpun lagi yang melekat ditubuhnya. Sambil melepas pakaian, akau terus mengamati Yanti yang sudah terlentang di tempat tidur tanpa busana. Dibuka dan ditutupnya pahanya, sehingga nampak celah nikmatnya menutup dan merekah menggo-daku...  Kutindih tubuhnya, dan langsung tanpa ba..bi.bu.. kumasukkan kontolku ke dalam memeknya.., terdengar Yanti mengerang-ngerang. nikmat.. Ouuh. ooh.. Maasss... ough.. Masss.. Saat kugenjotkan kontolku menggesek dinding dalam liang memeknya.
Kembali keringat kami bercucuran.., padahal di luar cuaca dingin. Kami coba berbagai  posisi yang sering kami lihat di Blue Film., sampai akhirnya pada posisi Yanti di bawah kugoyang dan kukocok kontolku sekuat-kuatnya, erangannya semakin keras dan pantatnya semakin keras menekan ke atas, seolah ingin melahap semua batang kontolku. Dan sambil mengerang keras, Yanti mengejan melepaskan rasa nikmat yang dia alami Kuteruskan genjotanku dan.. Akhirnya. kubuang dan kupancarkan lagi spermaku ke dalam memeknya. Ouugh.. enak.. Yanti.. oough.. puuasss.. masss.. ooh...
Jam berdentang 11 kali, pertanda waktu saat itu adalah pukul 11 malam. Kami berbaring sambil berpelukan, memeknya menenpel di perutku. Tak lama kemudian kami terlelap tidur. dalam keadaan tanpa busana.
Saat kubangun pagi, kulihat Yanti masih tertidur pulas. Nampak senyum tersungging di bibirnya. Kucumbu Yanti dalam keadaan masih tidur, kontolku tegak berdiri. siap melahap kembali lubang nikmatnya. Pelan-pelan kurenggangkan pahanya..  Dan kujilati memeknya.., tubuhnya menggelinjang.. dan segera kutindih, kontolku kuarahkan ke memeknya.. langsung blessss masuk ke dalam memeknya. Dalam keadaan antara tidur dan tidak kugenjot terus memeknya.., tak lama kemudian dia terbangun dan segera mencari mukaku., diraih dan dipeluknya aku. Kembali ciuman hangat Yanti menerpa seluruh wajahku, akhirnya berhenti saat bibir kami saling berpagut lama. Rintihan. eranngannya kembali terdengar..., mengiringi keluarnya air mani memeknya saat dicapainya klimaks...
Tak  terasa waktu menunjuk pukul 09.00 WIB. Segera kami beranjak bangun dan keluar kamar menuju kamar mandi. Bibik pembantuku terperanjat melihat Yanti keluar dari kamarku. Yanti tersenyum dan menghampiri bibik, entah apa yang dikatakan Yanti kepadanya., namun nampak bibik manggut-manggut... mengiyakan.
Begitulah hari-hari kulewatkan..., kubuang waktu belajarku percuma... aku habiskan waktuku hanya untuk bersenang-senang dengan mereka bertiga. Hingga akhirnya.. Pada suatu hari saat aku dan kak Rani kencan di kamarku.., kak Rani mengatakan padaku bahwa dia sudah 2 bulan ini tak menstruasi Aaduhh. gawat..kataku.., kak Rani begitu yakin bahwa aku adalah ayah calon bayi yang dikandungnya. Kak Rani bilang, bahwa saat aku memperkosanya.. dia baru saja memasuki masa subur.., dan dia tidak memakai kontrasepsi..., selama 2 minggu kemudian dia nggak mau melayani suaminya.., kak Rani merasa dirinya kotor dan sudah nggak berarti lagi.. padahal selama 2 minggu tersebut justru aku hampir tak pernah absen menidurinya.
Kak Rani minta pertanggungan jawabku dan mengajaku kawin lari... Pada awalnya aku juga sempat bingung, namun dengan penuh kelembutan dan kesabaran kuberi pengertian tentang hakekat hubunganku dengannya, bahwa aku dan dia hanya sekedar melepaskan hasrat berahi., mencari kepuasan sesaat. Akhirnya aku berjanji bahwa sekiranya bayi tadi lahir dan mengakibatkan hubungan kak Rani dengan suaminya retak.., maka aku akan menikahinya..., namun jika tidak ada kejadian apa-apa, maka kuminta kak Rani mau memilih keluarganya.. dan melupakan segala affair yang telah terjadi.
Kak Rina kuberitahu tentang kondisi kak Rani., dia mendukung rencanaku. Akhirnya hari yang dinanti tiba.. Kak Rani melahirkan di Barromeus.., seorang bayi laki-laki.. dengan berat sekitar 3,5 kg, dan panjang 58 cm. Kutengok kak Yanti di ruang perawatan, tubuhnya masih lemah dan pucat.., namun dia nampak bahagia.. Ditariknya tanganku, danb dibisikinya aku.., Nuki.. bayi ini anakmu Nuki., darah dagingmu. Aku terse-nyum, sambil kugenggam tangannya kuucapkan selamat atas kelahiran putra ke-3. Kata kak Rani suaminya sangat bahagia mendapatkan seorang bayi laki-laki yang selama ini dia tunggu-tunggu. Artinya amanlah rahasia kami..., affair kami... dan perselingkuhan kami..
Selama kak Rani hamil 8 bl hingga 3 bulan usia bayi, affairku dengan kak Rani terhenti. Waktuku banyak kuhabiskan bersama Yanti atau kak Rina. Suatu hari aku berkunjung ke rumah kak Rani sambil menengok sang bayi (anakku). Kak Rani ada di kamar menyusui sang bayi. Kulihat anakku melahap susu kak Rani, aku duduk di ranjang sebelah kak Rani. Si bayi sehat, montok dan lucu, kulitnya putih dan bersih persis seperti kulit kak Rani, alisnya lebat kayak alisku... Kuamati kak Rani, sungguh pintar benar kak Rani merawat tubuh.., tubuhnya sudah langsing dan nampak kecantikan wajahnya. Pelan-pelan pahanya kuraba dan kuelus pelan, kak Rani menatapku dan mengatakan jangan. Nuki.. jangan kau siksa lagi batinku dengan hal seperti itu lagi.. Aku hentikan rabaanku.. Dan aku minta ma'af padanya, ma'af kak Rani. kau benar. Tak semestinya aku berbuat seperti itu kepadamu... Kak Rani bangkit dan diletakkannya bayi tadi ke Box Bayi dalam keadaan tidur.
Perlahan didekatinya aku.., dan dipeluk serta diciumnya aku..., Nuki. Kau tak tahu. betapa aku merindukanmu., aku selalu membayangkanmu.. Aku terkadang iri saat membayangkan kau sedang meniduri Rina, sementara aku menyusui bayiku ini. ya. anakmu.. Nuki..
Hati kecilku selalu mengatakan : jangan lagi kau berbuat seperti itu, namun suara hatiku yang lain terasa mendorongku untuk mengulangi apa yang telah kita lakukan Nuki.. aku benar-benar bingung dan amat rindu padamu Nuki..
Pelan-pelan kugeser berdiriku, badanku semakin merapat ke badannya.., dan secara otomatis aku memeluk pinggangnya., dan mencium lembut bibirnya. Kami berdua menikmati betul ciuaman itu, bahkan secara perlahan kugeser posisi kami semakin mendekati tempat tidur... Dengan dorongan pelan kurebahkan tubuh kak Rani di dipan, kaki kirinya ditekuknya, sehingga tersembul jelas paha kak Rani yang putih, juga celana dalam putih  yang menutupi memeknya terlihat jelas... Segera tanganku bergerak menyelusup masuk ke dalam celana dalamnya.., kembali suara erangan kak Rani terdengar di telingaku., setelah sekian lama tak terdengar. Dan akhirnya.. Kembali kami bergumul, menumpahkan rasa rindu dan melapiaskan nafsu kami yang sudah sekian lama tertahan.
Pada saat kami asyik bercumbu, tiba-tiba pintu terbuka., kami kaget dan cepat berpakaian ala kadarnya., aku piker habis sudah riwayatku.., karena kami pasti akan diarak keliling kampung... Hatiku menjadi lega, karena rupanya kak Rina yang berdiri di depan kami. Dia tersenyum dan tertawa melihat apa yang sedang kami lakukan, segera dia masuk dan menutup pintu kamar dan selanjutnya bergabung dengan kami dalam berasyik-masyuk. Kubagi kesempatan bercumbu dengan kedua wanita kakak-beradik tersebut dengan adil, sampai kami mencapai klimaks kepuasan bersama.
TAMAT