Waktu berlalu, aku kembali diterima kerja di sebuah usaha dagang di bagian administrasi. Tekatku untuk kuliah tetap kulanjutkan walau dengan ancaman drop out menghantui pikiranku, ah...biar saja yang penting aku sudah bisa merasakan jadi mahasiswa, walau ada keinginan untuk bisa menyelesaikan pendidikan setinggi-tingginya, kalaupun itu hanya mimpi biar saja. Pekerjaanku juga terputus saat aku semester III, aku tidak galau, aku hanya menikmati setiap detiknya menjadi mahasiswa, aku tetap berusaha mencari pekerjaan dan terus mencari untuk dapat menyambung kuliahku. Kalaupun tak kudapat ya...paling Cuma drop out. Akhirnya aku kembali diterima bekerja di sebuah Konsultan Pajak, dimana semua orang yang terlibat didalamnya adalah dosen-dosen ekonomi, kondisi yang pas buat aku untuk belajar lebih banyak lagi. Mereka sangat mendukung kuliahku dan dari mereka pula aku belajar banyak hal.
Kerja keras dan pantang menyerah benar-benar menguasai segala pikiranku, tak jarang aku harus pulang kerja larut malam hanya untuk menyelesaikan pekerjaan dead line yang menghasilkan lemburan untuk sambungan kuliahku. Rasa lelah yang teramat kuat kadang membuat aku putus asa, aku benar-benar tenggelam dalam ambisi yang seperti tak berujung, tetapi jika mengingat kemiskinan Ibuku aku kembali semangat.
“Duh...Ibu jika tidak ada yang bisa membuatmu bangga dalam himpitan kemiskinan inilah aku anakmu yang akan memberimu bangga dengan tetesan keringat yang sudah menjadi darah ini, aku ingin Kau benar-benar bersyukur memiliki aku sebagai anakmu, aku ingin bisa memberimu bahagia...” setiap lelah menghampiri saat itu juga kudendangkan kalimat yang sudah menjadi lagu wajib bagiku itu, maka saat itu pula semangatku bangkit kembali. Begitu aku sangat mengasihi Ibuku, wanita hebat yang telah membesarkan aku walau dengan keterbatasan walau dengan kemiskinan, wanita yang setiap malam selalu mendendangkan lagu ketabahan untukku, wanita yang benar-benar sangat malang...
Tak terasa 4 tahun pun berlalu dengan seluruh kisah hiruk pikuknya aku mempertahankan kuliahku, aku dinyatakan lulus dan wisuda. Dengan toga hitam, dengan bangga memenuhi dada aku berjalan pelan menuju panggung pengukuhan, b*****, SE sah aku dikukuhkan demikian, aku kembali ke tempat duduk, diam kuresapi perjalanan kuliahku, hangat rasa bahagia menyusup dalam hati dan....
ya Tuhan aku ingat sesuatu, YESUS nama itu diam menyusup hangat dalam hatiku bersama dengan bahagiaku, kurasakan tatapan lembutnya, kurasakan jabatan tanganya memberikan ucapan selamat yang pertama. Bergetar tubuhku, menggigil dan air mata jatuh tak lagi dapat kubendung, YESUS KAU SUDAH MEMBUKTIKAN BAHWA ENGKAU ADALAH BENAR-BENAR TUHAN, KAU BUKTIKAN TANPA SYARAT APAPUN, KAU BUKTIKAN KASIHMU TIADA BATAS BAHKAN UNTUK ORANG SEPERTI AKU YANG TELAH MENUMPAHKAN MARAH YANG TAK PANTAS.
Saat itu pula aku memutuskan tidak saja menjadi simpatisan YESUS tapi aku memutuskan untuk menjadi hambaNya, muridNya, anakNya atau apapun namanya. YESUS memanggilku dengan caranya, YESUS membuktikan bahwa kasihNya tiada batas, YESUS mengajariku dengan tangaNya sendiri, membuka pikiranku tentang arti kasih TUHAN yang sebenarnya, YESUS membukakan pintu bagi siapa saja yang mengetuk rumahNya, YESUS memperlihatkan Diri bagi siapa saja yang mencarinya. YESUS ....entah kata apa lagi yang bisa mewakili keagunganNya.
YESUS mampu memporak porandakan semuanya, tetapi YESUS juga mampu menata kembali dengan sangat cantik, aku merasa memiliki kisah yang sangat romantis denganNya, aku merasa YESUS sangat mengasihiku, tetapi sungguh YESUS benar-benar guru yang mengajari aku pada banyak hal, walaupun DIA mengasihiku tetapi DIA tetap membiarkan aku berjuang untuk mewujudkan impianku karena dengan perjuangan saja maka impian menjadi sangat berharga.
YESUS membiarkan kita bekerja keras karena dengan bekerja keras maka kita telah memberikan ruang bagiNya untuk berkarya dalam hidup kita
Tidak ada yang tidak mungkin bagi YESUS, Impianku telah terwujud tetapi ternyata YESUS ingin impianku berkisah sangat manis, tetap bekerja keras itu adalah cara yang tepat bagiku untuk selalu mensyukuri kesempatan yang diberikan YESUS padaku.
YESUS menemani aku saat aku ingin merubah keadaanku, aku telah menyelesaikan pendidikan S1 Ekonomi, sekarang aku telah menjadi akuntan dibeberapa perusahaan dan tengah menyelesai thesis S2 Akuntansi di sebuah PTN terkemuka sekaligus mendapatkan promotor untuk S3.
“Hidup memang tidak boleh sederhana. Hidup harus kuat, luas dan bermanfaat. Yang sederhana adalah sikapnya” Motto ini yang selalu kupegang dalam hidupku dan kurasa YESUS pasti setuju...!!! Masih banyak sekali sentuhan pribadi YESUS dalam hidupku, ya sangat pribadi, yang ingin kukabarkan bahwa semua pengalaman ini bukan hanya untukku tetapi harus aku bagikan untuk saling meneguhkan dalam semangat persaudaraan. SEKIAN. GBU All