permisi, ikut komeng boleh yaak. :
Alasan pertama sama, karena ortu, jadi ane terlahir sebagai seorang Katolik.
Selanjutnya, pengalaman spiritual ane pada waktu umur 17 tahun, dimana ane mulai "mempertanyakan" Tuhan, baik itu agama dan eksistensiNya. Wong kelihatan aja ngga, kok mau dipercaya itu dari mana? Akhirnya ane mulai mengumpulkan jawabnya sedikit demi sedikit.
Ane keluar dari "kotak" agama, dan menjadi jiwa yang lepas untuk mencari Tuhan. Jawabnya pada waktu itu lumayan mudah sih (jawaban orang bego), eksistensi Tuhan terbukti dari "keteraturan".
Seperti; ada 26 huruf di alpabet latin (A-Z), jika kita tulis 1 huruf di masing2 kertas, dan kita mulai menyusunnya, peluang untuk bisa urut A, B, C, ..., Z adalah satu dibanding 26 pangkat 26. Berapa ya? Ente hitung sendiri dah. Jadi, bagaimana mungkin di alam semesta ini bisa serba teratur (mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil), kalau ngga ada Tuhan?
Setelah menemukan Tuhan (versi ane), baru mencari Tuhan menurut Agama (wahyu). Pertanyaan mulai muncul lagi. Kenapa ada banyak agama? Kok tidak satu saja? Dan banyak pertanyaan2 gak bermutu seperti itu muncul lagi. Akhirnya, setelah membaca ini dan itu, ketemu deh si "benang merah" (versi ane lagi : ) dari agama2 yang ada. Disemua agama terdapat surga dan neraka. Apapun agama orang, toh bisa masuk surga atau neraka. Menang debat agama atau cari umat sampai ngising beling pun juga percuma kalo dalam keseharian jadi orang bejat, karena hanya neraka yang bakal jadi ganjaran orang bejat, apapun agamanya.
Menerima Yesus sebagai Tuhan, pada waktu itu, juga bukan karena iman buta yang tanpa berpikir. Perlu waktu untuk belajar iman Katolik, dan mulai terbukalah hati ane. Dalam beberapa tahun terakhir, ane mulai bisa "melihat" Tuhan di semua tempat, dan beberapa kali melihat mukjizatNya. Owh iya ..., mukjizat Tuhan tetep masih ada sampai sekarang. Seperti apa mukjizatNya? Hehe, ntar dikira ane cerita pilem star trek lagi. Ente pasti juga punya pengalaman seperti itu lah ... :
Ngga ngurus orang lain percaya atau tidak tentang kesaksian iman ane, karena kalau dia tertawa, ane bakal tertawa lebih keras dari dia.