Entah sudah yang keberapa kali bos Aseng datang mengunjungi Markonah di rumahnya selama beberapa minggu setelah Madroi menawarinya untuk menikmati tubuh Markonah. Bos Aseng begitu terkesan dengan kenikmatan yang dia rasakan setiap kali memasukkan kontolnya ke memek Markonah yang imut seperti pemiliknya. Kenikmatan itu tidak pernah dia rasakan sebelumnya dengan istrinya di rumah. Ada atau tidak ada Madroi di rumahnya, Bos Aseng tetap bisa merasakan kehangatan memek Markonah, karena Markonah juga dengan senang hati membuka pahanya lebar-lebar setiap kali Bos Aseng meminta pelayanannya.
Sore itu, seperti beberapa hari yang lalu, Bos Aseng kembali datang mengunjungi Markonah. Setelah dipersilakan masuk ke ruang tamu dan berbasa-basi sebentar, Bos Aseng kembali mengutarakan maksud kedatangannya yang tak lain tak bukan adalah membenamkan kontolnya dalam-dalam ke memek Markonah dan memenuhi rahim Markonah dengan air maninya. Demi kelangsungan usaha suaminya, dan tentunya kepuasan dirinya sendiri, Markonah pun tidak pernah menolak. Tanpa membuang banyak waktu, Bos Aseng pun langsung melucuti pakaian Markonah dan pakaiannya sendiri sehingga kedua manusia berlainan jenis itu pun kembali seperti keadaan ketika mereka dilahirkan: tanpa sehelai benang pun di tubuh mereka. Kini mereka berdua berdiri telanjang di tengah ruang tamu, siap untuk mengarungi bahtera syahwat.
Sebagai pemanasan, Bos Aseng meremas kedua payudara Markonah sambil mengulum dan menghisap putingnya. Markonah pun merespon perlakuan Bos Aseng dengan belaian-belaian lembut pada tubuh telanjang Bos Aseng sambil mengeluarkan desahan-desahan kenikmatan. Puas bermain-main dengan kedua buah dada Markonah, Bos Aseng merebahkan Markonah di atas sofa. Bos Aseng menciumi tubuh Markonah mulai dari leher lalu turun ke dada, perut dan akhirnya singgah di selangkangan Markonah. Lidah dan bibir Bos Aseng dengan lincah menari-nari di antara lipatan bibir memek Markonah dan sesekali Bos Aseng mengulum dan menghisap-hisap itil Markonah yang sudah mengeras. Markonah menggelinjang hebat sambil membuka pahanya lebar-lebar agar Bos Aseng dapat leluasa merambah setiap sudut memeknya. Tanpa sadar, desahan kenikmatan yang keluar dari mulut Markonah semakin lama semakin nyaring, seiring dengan meningkatnya kenikmatan yang dirasakan Markonah.
Setelah yakin memek Markonah siap untuk menerima kunjungan kontolnya, Bos Aseng pun bersiap-siap dengan mengambil posisi di atas tubuh Markonah. Kontol yang sudah sangat keras itu pun dengan mudah menyeruak masuk ke dalam memek Markonah. Lenguhan panjang keluar dari mulut Markonah begitu kontol Bos Aseng terbenam seluruhnya di dalam tubuhnya. Sejenak mereka menikmati menyatunya tubuh mereka. Bos Aseng menatap mata yang sendu Markonah sambil tersenyum yang juga dibalas dengan senyuman oleh Markonah. Bos Aseng pun mengecup bibir Markonah dengan lembut.
Bos Aseng dan Markonah pun mulai mengayuh dayung-dayung birahi mereka mengarungi dahsyatnya samudera syahwat. Kontol Bos Aseng bergerak keluar masuk memek Markonah dalam tempo sedang. Setiap kali Bos Aseng mendorong kontolnya masuk, Markonah menyambutnya dengan mengerakkan pinggulnya. Semakin lama gerakan pinggul Bos Aseng semakin cepat dan desahan yang keluar dari mulut mereka pun semakin nyaring memenuhi ruang tamu, diseling suara tumbukan paha mereka dan suara kecipak yang timbul karena pergesekan alat kelamin mereka. Mereka terus bergerak semakin cepat seiring dengan semakin dekatnya puncak kenikmatan. Beberapa saat kemudian tubuh mereka pun mengejang. Markonah memeluk erat tubuh Bos Aseng sambil mendesah keras sementara Bos Aseng menekan kontolnya agar melesak sedalam-dalamnya ke memek Markonah. Cairan kental pun menyembur dari kontol Bos Aseng yang disambut oleh semburan cairan dari dalam memek Markonah. Mereka pun terkulai lemah sambil terus berpelukan di atas sofa, menikmati sisa-sisa dahsyatnya orgasme yang baru melanda mereka.
Tiba-tiba dari arah pintu depan ada seseorang berkata, Baguuuusss
Jadi begini kelakuan kalian, ya?
Suara itu adalah suara ketua RT yang rupanya telah lama berdiri di sana tanpa disadari oleh Bos Aseng dan Markonah. Di belakangnya ada tiga orang Hansip berdiri tegak sambil tersenyum lebar memandangi tubuh telanjang Markonah. Bos Aseng dan Markonah pun cepat-cepat bangkit dari sofa dan berusaha secepatnya mengambil dan memakai baju mereka. Setelah kedua manusia yang baru saja bersetubuh itu menutup tubuh mereka seadanya dengan baju, pak ketua RT duduk di salah satu sudut sofa sementara ketiga Hansip itu berdiri tak jauh dari dia.
Kamu tau, Nah
Karena kelakuan kamu ini, saya bisa saja meminta kamu dan keluarga kamu pergi dari kampung ini, kata pak ketua RT sambil menyulut rokok.
Jangan, pak
Jangan usir saya dari kampung ini. Ini tempat usaha suami saya, kata Markonah dengan mata yang berkaca-kaca.
Ya, pak
Tolong lah, pak
Saya siap membayar kalau memang bapak mau uang, tapi jangan usir Markonah dan Madroi, timpal Bos Aseng.
Gimana Gun, Man, Sep? Bos ini mau kasih uang suap, kalian mau, gak? Tanya pak ketua RT kepada ketiga anggota Hansip di sebelahnya. Ketiga Hansip itu cuma nyengir sambil manggut-mangut. Mata mereka gak lepas dari tubuh Markonah yang cuma ditutup daster sekenanya.
Oke, kami mau berdamai. Bos siapin aja duitnya. Hansip-hansip ini cukup 1 juta seorang, saya minta 2 juta. Muarh kan? kata pak ketua RT sambil tersenyum lebar.
Baik, pak
Semua jadi 5 juta, saya siapin segera pak
kata Bos Aseng.
Tapi itu baru dari situ, Bos
Dari Markonah belum
, kat pak ketua RT lagi.
Saya harus bayar berapa, pak? tanya Markonah.
Kamu gak usah bayar pake duit, Nah
Sebagai gantinya, mulai malam ini kamu harus ngelayanin kita selama seminggu di pos Hansip. Gimana? jawab pak ketua RT sambil mengelus-elus selangkangannya yang sudah menggembung. Ketiga Hansip itu langsung tertawa keras karena sebentar lagi mereka bisa menikmati tubuh yang dari setadi mereka pandangi itu.
Baiklah, pak
Asal saya dan keluarga saya jangan diusir dari kampung ini, kata Markonah dengan suara bergetar. Dia sudah terbayang bagaimana capeknya melayani keempat orang ini setiap malam selama seminggu.
Nah, sebagai tanda kamu setuju, gimana kalo saya coba memek kamu sebentar? kata pak ketua RT sambil membuka celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sudah keras.
Meski agar ragu, Markonah pun bangkit dan berjalan mendekati pak ketua RT. Baju yang dia gunakan untuk menutupi dada dan selangkangannya tadi dia taruh di meja. Pak ketua RT meminta Markonah menungging sambil berpengangan pada sandaran sofa. Tanpa basa-basi, pak ketua RT pun melesakkan kontolnya ke memek Markonah dari belakang. Dengan penuh semangat dia menggenjot memek Markonah. Gerakkannya begitu brutal. Untunglah memek Markonah masih basah oleh sisa-sisa sperma Bos Aseng sehingga tidak terlalu sakit bagi Markonah. Karena terlalu bersemangat, pak ketua RT tidak dapat bertahan lama. Dua menit kemudian dia pun sudah melenguh panjang sambil menyemprotkan air maninya ke punggung Markonah.
Ahhhh
Itu baru memek, Gun
Enak banget! kata pak ketua RT sambil kembali memakai celananya. Ketiga Hansip itu hanya bisa menelan air ludah tak sabar menunggu sampai malam datang.
Ada apa ini? tiba-tiba Madroi datang.
Ah, Madroi
Kami baru saja menangkap istri kamu ngentot dengan laki-laki ini. Jawab pak ketua RT.
Tapi tadi saya liat pak ketua RT yang sedang ngentot sama istri saya, kata Madroi bingung.
Itu hasil kesepakatan, Madroi .. Kami tidak akan melaporkan hal ini kepada warga asalkan Bos Aseng mau membayar kami dan Markonah melayani kami selama seminggu. Itu tadi tanda persetujuan Markonah bahwa dia mau saya entot selama seminggu, kata pak ketua RT.
Baiklah, saya pergi dulu. Jangan lupa Markonah, nanti malam saya dan Hansip-hansip ini menunggu kamu di pos Hansip jam 11. Hahahaha
kata pak ketua RT sambil ngeloyor menuju pintu.
Satu hal lagi, Markonah. Kalo sampai kamu tidak datang nanti malam, saya akan mengedarkan adegan kamu dan Bos Aseng ngentot yang sempat saya rekam di HP tadi ke semua warga, pak ketua RT mengancam sebelum keluar pintu.
Maafkan saya, mas
Saya gak bisa nolak
kata Markonah kepada Madroi sambil terisak.
Madroi hanya bisa terdiam. Dia hanya mampu memandangi tubuh istrinya yang masih telanjang di hadapannya. Air mani pak ketua RT dan Bos Aseng pelan-pelan merembes keluar dari memek Markonah membasahi pahanya.