Asia Bertumpu Pada Data Cina
Cina akan merilis beberapa data ekonomi utama untuk bulan Mei pada minggu mendatang, termasuk angka inflasi, dan Jepang akan melaporkan data machinery orders inti untuk April, menjelang pertemuan Bank of Japan.
Kantor Kabinet Jepang akan merilis laporan machinery orders pada hari Senin. Data ini dianggap sebagai indikator utama belanja modal perusahaan, namun seringkali sangat fluktuatif. Orders inti tidak termasuk untuk perkapalan dan peralatan tenaga listrik yang besar.
Data bulanan untuk Maret secara mengejutkan mengalami penguatan, dengan kenaikan 2,9%, ketika ekonom telah memperkirakan penurunan 9,6%. Kenaikan ini terjadi meski gempa bumi dan tsunami bulan itu, yang membantu mendorong Jepang masuk ke dalam resesi.
Pada hari Selasa, Bank of Japan akan mengumumkan keputusan kebijakan terbarunya. Meskipun resesi, bank secara luas diharapkan untuk mempertahankan kebijakan yang ada, menjaga suku bunga acuan direntang nol sampai 0,1%.
Beberapa analis mengatakan bank sentral mungkin akan mengembangkan program pinjaman yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan di 18 sektor yang berpotensi tinggi, yang meliputi energi terbarukan dan obat-obatan.
Program pinjaman sektor pertumbuhan diciptakan pada Juni tahun lalu, dan terpisah dari program-program khusus lainnya yang ditetapkan oleh bank sentral untuk membantu ekonomi pulih dari bencana 11 Maret. Pada pertemuan yang pertama dari dua pertemuan di April, BOJ mengumumkan fasilitas untuk meminjamkan total 1 triliun yen (sekitar $12 milyar) dalam bentuk pinjaman satu tahun dengan bunga sebesar 0,1%.
Juga hari Selasa, Cina akan merilis serentetan data ekonomi untuk Mei, termasuk investasi aset tetap, produksi industri dan penjualan ritel.
"Kebijakan moneter belum cukup diperketat untuk memberikan sebuah penurunan tajam baik dalam pertumbuhan atau inflasi," kata ekonom Merrill Lynch. "Dan tingkat tabungan Cina yang sangat tinggi mendukung laju investasi yang sangat tinggi pula. Kecuali jika tingkat tabungan jatuh, kami berpikir perlambatan tajam dalam investasi tetap tidak mungkin terjadi. "
Investor akan mengamati dengan seksama indeks harga konsumen Cina, yang diharapkan untuk menunjukkan tingkat inflasi meningkat meskipun adanya langkah pendingan dan pengetatan oleh pemerintah. IHK (CPI) naik 5.3% di bulan April dari tahun sebelumnya, dan 5,4% pada bulan Maret.
Media China melaporkan bahwa kenaikan CPI bisa mempercepat menjadi 5,5% pada bulan Mei, didorong oleh tingginya harga komoditas global. Terjadinya musim kering parah di wilayah Sungai Yangtze juga mendorong naik harga pangan domestik, yang mencakup sekitar sepertiga dari bobot CPI.
Setiap angka yang berada jauh di atas target resmi pemerintah sebesar 4% akan menaikkan ekspektasi pasar mengenai potensi pengetatan moneter lebih lanjut ke depannya.
People’s Bank of China (PBOC) telah menaikkan suku bunga dua kali dan rasio persyaratan cadangan bank lima kali sepanjang tahun ini. Beberapa analis mengatakan kenaikan lain suku bunga bisa terjadi dalam bulan ini.
Sumber