Sebenarnya yang boleh di bunuh/ di singkirkan itu KESESATANYA, bukan ORANGNYA, karena kalau kita langsung bunuh orangnya, itu sama saja dengan tidak memberi kesempatan kepada orang untuk menemukan/ meninggalkan kesesatannya.
Kadang memang salah kaprah orang- orang yang membaca ayat/ hadist yang tanpa di pelajari lebih detail makna yang terkandung dalam ayat/ hadist itu.
Saya tidak yakin kalau ada ayat / hadist yang memerintahkan untuk langsung membunuh orang, kalau ada itu biasanya tidak akurat/ di ragukan.
Hidup dalam perbedaan itu indah, yang penting tidak saling merugikan satu sama lain kenapa kita mesti berselisih, damai itu indah.
Kalau memang Islam mau di akaui Rahmatan Lillalamin, mari kita selesaikan semuanya secara kekeluargaan, bukan dengan cara KEKERASAN.
“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang, sehingga Allah ta’ala sajalah yang diibadahi dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dijadikan rizkiku di bawah naungan tombakku dan dijadikan hina serta rendah atas orang yang menyelisihi perintahku, dan barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Ahmad no: 4869, 5409)
“Hampir semua ummat mengerumuni kamu dari seluruh penjuru, sebagaimana makanan di atas pinggan (piring). Seorang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah karena jumlah kami yang sedikit pada waktu itu?” Beliau menjawab, “Tidak! (bahkan jumlah kamu banyak), tetapi kamu bagaikan buih, sebagaimana buih di atas air bah. Ia jadikan Wahn di dalam hati kamu, dan dicabut rasa takut pada musuh kamu, karena kamu cinta dunia dan takut mati”. Dalam riwayat lain, mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah Al-Wahn itu?” Beliau menjawab, “Cintamu terhadap dunia, dan bencimu kepada perang.” (HR Abu Dawud no. 3745; Ahmad no. 8356, 21363)
“Bila kamu berjual?beli dengan ‘inah (dengan cara riba dan penipuan), mengikuti ekor?ekor sapi, menyukai bercocok tanam, dan kamu meninggalkan jihad, Allah akan menimpakan kehinaan ke atas kamu yang tidak akan dicabut sehingga kamu kembali kepada agamamu.” (HR Ahmad no: 4765, 5304; Abu Dawud 3003, Lihat Nailul Authar, 5/318; dan Silsilah al Ahaadits ash Shahihah, al?Albani – no: 10, 11).
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati.” (Qs. Al Baqarah, 2: 159)
“Sedekat-dekat manusia dengan derajat kenabian ialah Ahli Ilmu dan Ahli Jihad. Adapun Ahli Ilmu mereka menunjukkan kepada manusia atas apa yang dibawa oleh para Rasul dan adapun Ahli Jihad mereka berjihad dengan pedang-pedang mereka atas apa yang dibawa oleh para Rasul.” (HR Abu Na’im. Ihyaa’ ‘Ulumuddin 1/16).
“… Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya…” (QS. Asy Syura 42)
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hadid, 57)
sebagai penutup
Dari Umar bin Khathab bahwa dia berkata, "hati-hatilah terhadap ORANG-ORANG yang selalu MENGEDEPANKAN RASIOnya. Sesungguhnya MEREKA adalah MUSUH sunnnah. Engkau memperdengarkan mereka berbagai HADIS agar mereka memeliharanya , mereka malah menggunakan rasio. Sehingga mereka SESAT dan menyesatkan"