Malam minggu ini aku sendiri, temen-temen kostku baru pada pulang kampung, balik ke Indonesia selama liburan. Aku di sini karena aku harus mengikuti short semester untuk mengejar ketertinggalanku di kelas.
Di Australia ini aku kenal seorang cewek namanya Cindy. Dia seorang cewek dengan rambut panjang coklat kemerahan, matanya abu-abu kebiruan, tubuh sintal dan sexy, serta dengan boobs yang tak terlalu besar (saat berpakaian). Biar aku ngga boring aku telepon dia untuk keluar bersama, mumpung dia belum punya pacar.
Alhasil, kami pergi berdua, dia menggunakan rok mini warna merah dengan kaos ketat berwarna merah secara tak kusengaja kumelihat kedua nipple-nya yang kecil dengan boobs yang kira-kira ukurannya segenggaman tanganku, ukuran yang kusukai, rambutnya yang sepunggung dibiarkannya tergerai, dan bibirnya tampak basah dengan lip gloss. Ku ajak dia nonton, maklum ini cara ngajak cewek yang paling murah. Ternyata di dalam sepi, aku pilih tempat yang agak tersembunyi dan dia ngga menolak. Akhirnya aku nonton film berdua dengannya. Film yang kami tonton adalah film horror, sehingga beberapa kali dia memegang lenganku dan menutup matanya ke pundakku. Tercium aroma tubuhnya yang lumayan wangi dan tangannya yang halus, ini membuat cukup mendesir dan menggajak si "mungil" untuk segera bangun dari tidurnya.
Beranikan diri untuk memelukknya dengan sebelah tanganku, dengan penisku yang mulai mengeras setelah melihat boobs dan mencium aroma tubuhnya, sambil berbisik agar dia tak takut karena ada aku disampingnya (wow, betapa beraninya aku). Dia menegang tangan kananku dengan dengan tangan kirinya. Sehingga tanpa sengaja mendarat dibagian dadanya yang merangsang itu, ternyata sangat empuk (kenyal). Cukup lama dia memegangnya seperti itu, ini semakin menbuatku "uuuhhh" penisku makin menegang. Timbul keinginanku untuk menidurinya, ku elus dadanya dan perlahan aku menuju nip-nya. Sesampainya disana ku elus kepalanya dengan lembut dibalik bajunya, nip-nya semakin mengeras.
Sentuhan makin kunaikkan fekuensinya, dia hanya merem-melek dan diam. Genggaman tangannya dia lepaskan dan perlahan tangan kirinya mendarat diatas penisku yang telah mengeras, dengan bantuan tangan kanannya dia mencoba membuka zipper celanaku dan dia bisa. Kini dia memeganginya dan mengelus-elusnya, "mungil" semakin meronta untuk keluar. Kuturunkan tangan kananku, melalui pungungnya ku remas payudara kanannya dengan tangan kananku tersebut demikian pula yang kiri. Kumainkan nipplenya dari luar dan kuremas lembut juga. Benar-benar seukuran genggamanku, nafasnya agak memburu dan dia sudah tak tahan untuk menikmatinya. Begitu pula tangan kirinya kini menyentuk buah zacky, wow nikmat sekali sentuhannya yang lembut.
Filmnya pun sampai pada akhir cerita, kami berhenti dan merapikan diri. Pulangnya ku ajak dia untuk makan malam, dia ingin makan malam di tempatku, tapi aku belum masak. Akhirnya aku membeli masakan Italia, spaghetti ukuran jumbo, take away. Kami naik bus pulang ke boarding house-ku.
Di bus kami duduk yang paling belakang, kami duduk di barisan sebelah kiri dan Cindy duduk di kiri dalam, kami bercakap sedikit (terjemahan ke Indonesia).
"Donnie, kamu sungguh nakal, lihat apa yang kamu lakukan padaku." Tampak dia kubuat nip yang mengeras dan dia menunjukkan daerah vaginanya. "kamu membuat vaginaku basah dan aku sekarang horny, kamu harus membayarnya."
Aku sih mau-mau aja memang itu tujuanku, dan penisku belum juga tidur lagi. Aku duduk menghadap dia dan merogoh roknya untuk melihat seberapa basah, ternyata memang sangat lembab (basah). Ku elus lembut vaginanya. Ternyata Cindy memlototiku untuk menghentikannya.
"Berhenti, ini masih di tempat umum" aku berhenti ku tarik dan ku cium aroma khas vaginanya, sungguh merangsang dan kusuruh dia menciumnya juga. Dia menciumnya dan memjamkan mata.
"Kamu suka, Donnie?" aku mengangguk.
Akhirnya kami sampai di rumah. Aku menyiapkan makanannya dan dia menunggu di ruang tamu, kami berdua makan. Sampai hanya tertinggal satu spaghetti, Cindy mengambil salah satu ujungnya, sedang aku yang lain. Kami makan perlahan dan saling memandang, dan akhirnya kami mempertemukan kedua bibir kami, cindy memjamkan matanya saat itu dan dia menikmatinya. Kami saling berpandangan, ku katakan padanya jikalau ada sisa saus di bibirnya, dia membaca maksudku dan dia ingin kubersihkan.
Ku jilati bibirnya perlahan, Cindy hanya memejamkan matanya, kupeluk dia dan kumulai french kissing Cindy menanggapinya dengan baik. Kugedong dia ke kamarku, sesampainya aku semakin menggila, kuhabisi bibirnya sambil meremas-remas payudaranya. Cindy hanya menggumam mmmh...mmmh...mmmh. Kugandeng dia dan kusuruh dia menelanjangiku dan suck my dick. Dia lakukan perlahan, setelah membuka kaosku perlahan dia turun sambil menciumiku. Dia membuka celanaku seluruhnya lalu dia berlutut dihadapan penisku. (tak ada terjemahan lagi)
"Donnie, it's so hard and a big cock." Aku hanya tersenyum dan dia memulai kerjanya.
Kepala penisku dia jilati dan basahi dengan air liurnya. Ini terasa seperti ratusan volt listrik menerjang penisku, ini sungguh nikmat berkali-kali aku mendongakkan kepala ku. Ku pegang kepalnya untuk megocok penisku dengan mulutnya "Shake it Cindy,..shake", perlahan Cindy lakukan. Kupegang kepalanya pas pada tengkuknya yang halus, besamaan dengan gerakan maju mundur dan sesekali ku jambak dia karena saking nikmatnya. "That, good...Cindy...damn good!" Cindy semakin menggila memainkan penisku, sambil mengemutnya dia memainkan lidahnya mengelus kepala penisku "Oh god...that's good...oh yeah...cindy...smart girl!" Rasa nikmat ini sudah sampai di ubun-ubunku, aku mencapai pucak orgasme. "Ohh Cindy...it's coming...it's coming...ooohhh...aaahhh...aaahh...aahh." Penisku berdenyut tiga kali dengan sperma hangat di mulut Cindy. "What a nice cum, you have, warm and tasty." Lalu dia menelannya dan menjilati sisa di penisku. Sambil di menjilati ku coba melepaskan kaosnya. Perlahan aku dan dia berdiri, tampaklah dia buah tits yang indah, putih mengkal, dengan nipple merah muda. Ku ciumi bibirnya yang masih tersisa peju ku, perlahan turuh ke lehernya yang putih, nafas Cindy mulai memburu dan berat, di merasakan kenikmatan. Turun lagi ke dadanya ku jilati nip-nya yang merah perlahan dan sedikit cubitan dan remasan lalu terdengar ssssshhh...sssshhh...sssshhhh. Suara kenikmatan yang diterimanya. "Oh Donnie you're smart playing your tongue..oooh yeah...play it baby." Aku semakin turun keperutnya, kujilati dan kucoba buka rok mininya, akhirnya bisa. Terlihat didepanku sebuah segitiga puthi yang basah karena cairan vaginanya dengan aroma khas bercampur aroma tubuhnya, ini membuat penisku semakin menegang keras. Ku bimbing dia menuju tempat tidur, kusuruh dia berbaringdan mengangkat kedua kakinya. Vaginanya yang nerah dengan jembut yang dicukur halus dan clitoris yang sebesar kacang polong terbasahi oleh cairan vaginanya. Bagai seporsi ice cream dengan saus diatasnya. "C'mon Donnie, eat it" dia menyemangatiku. Kulit tubuhnya sungguh putih bahkan di daerah lipatannya Nafsuku semakin memuncak, kujulurkan lidahku , kupenuhi vaginanya dengan mulutku, kututupi seluruhnya dengan mulutku dan ku hisap seluruh cairannya ssspp..ssssssppp...sssssppp. "Oh Donnie you're naughty"sambil dia mneggelinjang kenikmatan. Kumainkan c-spotnya perlahan dengan lidahku dan terkadang kuberi tekanan, Cindy semakin menggelinjang dan cairan itu juga keluar "That's the spot...yah...ooooohhh yeah...that's good" dengan tubuh yang agak menegang menahan kenikmatan. Semakin perlahan kumainkan,...aaaaahhh...ssssh...sssssshhh...sssshhhh...ohh god...it's gooood...aaaarrgh...aaahh. Semakin kecang ia menggerang kenikmatan, semakin senang aku mendengarnya, tubuhnya pun mengejang lalu tersemburlah cairan vagina itu banyak sekali dan berdenyut cepat yang terasa dilidahku...aaaaaaaahhhh...aaaaaaaahhh...aaaaaahhh, sambil tangannya menggengam bed coverku, dan kujilati vaginannya.
Kugesekkan kepala penisku di bibir vagina dan clitnya, dia memejamkan matanya, lalu kusodokkan batangnya kedalam vaginannya, wow kencang sekali vaginanya mencengkram penisku dengan cairan vagina yang lengket. Cindy menjerit dikala aku memasukkan penisku, "Donnie, your cock is damn big." Seperti dikomando kugerakkan penisku maju mudur perlahan dengan tekanan pasti "Slow, baby, but sure I like it...ohh yeah." Ternyata dia suka perlahan, sesekali dia menjerit ketika kusodokkan penisku, rupanya menyentuh mulut rahimnya, ...aow...aaaaahhh...aaaaaahh...ssssshh...sssssshhhh...oh yeah...oh yeah...aaah...aaahh...you on the spot. Rupanya aku menyentuh G-spotnya, tepat didekat c-spotnya. Aahhh...yeah...right there...oh it's nice...aaah...aaaahhh. Aku menemukannya, gerakanku tetap perlahan dan tekanan ku variasi, dia mengelinjang kenikmatan dan matanya merem melek "ooh Dooonie...it's come again...It's come...aaaaaaah...aaaah...aaahh!" Dia menegang, memegang erat bed cover dan vaginanya kembali berdenyut, penisku pun measakan guyuran cairan vagina yang hangat. "Oh yeah baby, you're great Cindy!". Penisku masih di dalam dan keras, aku ganti posisi, dia berbaring dan aku juga menghadap kedirinya sehingga tangan dan lidahku dapat meraih dadanya. Kumainkan nip-nya dan Cindy mulai ON lagi. Kami berciuman dan tanganku memainkan dadanya meremas, mengelus dan mencubit. Cindy menikmatinya, ku mainkan juga lidahku, nipplenya makin memerah begitu pula wajahnya dia menikmati setiap gesekan di dinding vaginyanya. Gesekan itu sungguh nikmat, licin lengket dan ada kejutan listrik, dan di G-spotnya sungguk nikmat.
"Aaaahhh...ahhhh...aaaaaahhh...aaahhhh...ssshhhh...oh yeah...sssshh..oh..ssssh...ah..ah..ah..ah..."
Desahan kami berdua merasakan nikmatnya, terutama Cindy dengan nafas yang memburu.
"Donnie it's on teh spot and it's comin again...AAAAHHH...AAAAAAAAAAAH!"
Semprotan hangat kali ini berbeda rasanya lebih lengket dan akhirnya aku pun...
"Cindy, I'm going out too, where d'you like?"
"Inside...inside"
Kenikmatan tak tertahannkan lagi, kuremas kedua dadanya, aku memejamkan mata dan tubuhku menegang..lalu
"AAAAAAAAAAAHHHHH...AAAAAAAAAHHHH...AAAAHHHHH"
Pejuku keluar, kudiamkan di dalam , Cindy tersenyum, kami berpelukan dan berciuman dengan penisku masih di dalam vaginanya, kami tertidur...
Kami bangun bersamaan dengan penisku masih didalamya...kami bercakap cakap..
"Donnie I make a confession to you, last night I'm still a virgin?"
Mendengar itu aku hanya terdiam lalu tersenyum, dia tahu maksudku, bersamaan aku mendengar itu penisku bereksi lagi di dalam vaginannya.
"Wow, it's really big and hard penis, I wanna to have it again"
Kami pun mandi.
Sebelum kuantar pulang kutanya dia
"When do you have your first dick?"
"What a straight question, I had it when I'm in high school, my friend Leo. I suck his penis but I didn't make a sex with him."
"How do you make your clit like that?"
"I train it, like this!" sambil dia membuka cd-nya dan mempraktekkannya didepanku. Cindy membasahi jarinya lalu mengelus c-spotnya. Cindy duduk di sofa dan mempraktekkannya, perlahan dia mengeleusnya dan tampak keluarlah cairan vaginannya perlahan, saat akan menetaes ke sofa kucoba menahannya dengan jilatan dan mengenai bibir vaginanya, mulailah kujilati bibir vaginannya lalu clinta bergantian. Cindy menikmatinya, ia menggerang mmmmh...mmmmhhh...ssssshhh...sssssshhhh...aaaahh. Agar kedua kakinya tak capai kutopang dengan bahuku dan juga agar dapat memberikan tekanan. Perlahan-lahan kujilati clitnya. Aaaaahhhh...aaaahhh...mmmhhhh...oh yeah... that's good...aahh...aahhh...don't stop...
Sambil mengelijang kenikmatan Cindy terus menggumam, kucoba memasukkan lidahku kedalam vaginanya, ternyata bisa dan cukup dalam dia masuk sedang mulutku menutupi vaginanya sehingga memberikan efek vacuum baginya. Lagi-lagi dia menggeram merasakan kenikmatan...don't stop...please...don't... Dinding vaginannya yang halus ku gesekkan dengan lidahku, Cindy menikmatinya, cairan vaginanya perlahan keluar.
...aaahhhh...sssshhhh..ssshhhh...you almost there...yeah right there...aaahhh...uuuhhh yeah...
Ternyata lidahku sampai di g-spotnya, Cindy sungguh menikmatinya, dia memejamkan matanya dan matanya tampak putih serta mulutnya terbuka. Tekanan dan gerakan yang kuberikan kuvariasi, Cindy makin tak tahan untuk menahan kenikamtan yang kuberikan...aaahhhh...oh yeah...it's comin...I can't stand it...aaaaaahhhh...aaaahhh... AAAAAAAAHHHHHHH. Cindy mencapainya lagi, kali ini semburan cairan ini tak telalu besar karena tertahan mulutku. Kubersihkan sisanya dengan celana dalamnya dan kupunjami dia celana dalamku. Setelah istirahat kuantar dia ke halte bis, kami berpelukan dan berciuman. Dia pergi sambil tersenyum "We do it again next time."
Ini pengalamanku bercinta dengan Cindy, cewek Australia. CD nya yang basah masih kusimpan dalam tempat kedap udara dan terjaga kondisinya.