Kita sering mendengar atau pernah mengalami kehilangan hasrat seksual. Namun jangan bersedih, sebab banyak cara yang bisa dilakukan untuk dapat menemukan kembali hasrat seksual, bahkan yang lebih menggairahkan. Wow, seru juga! Jadi simak artikel ini hingga tuntas dan kami harap Anda akan tersenyum penuh makna.
Gangguan fungsi seksual bisa terjadi baik pada laki-laki maupun pada perempuan, tetapi lebih sering terjadi pada kaum hawa. Hal ini diketahui melalui studi yang dilakukan oleh Laumann et al, didapati bahwa 43% gangguan fungsi seksual terjadi pada perempuan dan 31% pada laki-laki (DeUgarte, 2004).
Master and Johnson (1966) adalah yang pertama kali membagi siklus respon seksual menjadi 4 fase yaitu excitement, plateu, orgasm, dan resolution.
Menurut seksolog dr. Mulyadi Tedjapranata, MD gangguan fungsi seksual disebabkan oleh berbagai faktor, baik psikis, fisik, sosio kultural, pengalaman seksual dan proses belajar.
Seperti kita ketahui bahwa kebutuhan seksual merupakan kebutuhan biologis setiap insani yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Oleh sebab itu, gangguan pada masalah seksual ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakharmonisan suatu pasangan atau keluarga, terlebih lagi apabila tidak ada upaya untuk mencari pemecahan masalahnya atau tidak mendapatkan keberhasilan dalam pengobatan.
Gangguan pada pasangan yang sering ditemui adalah gangguan dorongan seksual atau gairah seksual dan gangguan ereksi (impoten). Kedua keadaan ini timbulnya bisa secara bersamaan dan dapat pula berdiri sendiri-sendiri, yang jelas keadaan ini akan menyebabkan gangguan fungsi seksual seseorang.
Faktor fisik yang menyebabkan dorongan seksual menurun adalah bertambahnya usia yang berhubungan dengan berkurangnya hormon testosteron dan gangguan kesehatan tubuh karena sebab tertentu, khususnya penyakit (hati, ginjal, diabetes, jantung, paru-paru, anemia, kelenjar gondok, hipoglikemia, kadar kalium darah rendah). Begitu pula dengan para pengguna alkohol yang berlebihan juga menurunkan dorongan seksual.
Sedangkan gangguan secara psikis, disebabkan oleh kekecewaan atau tekanan mental yang berat, seperti bau badan yang mengganggu dan bau mulut. Pengalaman seksual yang tidak menyenangkan apalagi menyakitkan juga dapat menimbulkan trauma sehingga dorongan seksual akan tertekan bahkan lenyap sama sekali.
Kemudian yang paling sering dialami oleh manusia adalah stres yang berkepanjangan atau depresi, tentu saja hal ini akan berakibat menurunnya dorongan seksual.
Tidak sedikit pasangan yang mengalami penurunan dorongan seksual, kurang menyadari bahwa pokok pangkal permasalahan yang sebenarnya ada di dalam diri mereka sendiri.
Rasa jemu atau bosan karena sudah bertahun-tahun menikah. Jika dibiarkan, maka mereka akan terperangkap dalam kejemuan. Karena mereka sendiri yang tidak berusaha menciptakan suasana baru. Daya tarik fisik juga mempunyai andil yang sangat besar dalam fungsi seksual dibandingkan daya tarik non fisik lainnya.
Seksolog berkacamata minus ini menegaskan bahwa yang sangat berbahaya dan berakibat fatal adalah apabila timbul rasa tidak percaya yang merupakan dasar komunikasi yang mutlak diperlukan antara pasangan suami istri.
Di samping rasa cemas, stres berat, kekecewaan, hilangnya daya tarik pasangan, dan pengalaman seksual sebelumnya yang tidak menyenangkan, faktor sosial kultur dan budaya ikut berperan menjadi penyebab timbulnya hambatan dorongan seksual.
Langkah langkah apa yang dapat diupayakan mengatasi gangguan dorongan seksual? Berikut poin-poin penting yang diberikan oleh dr. Mulyadi Tedjapranata, MD: