ah tdk juga.. kan disana satu iman,, hee.. rasanya fair enough jka diletakan pd umat manusia yg beda iman, hitung-hitung dakwah sampeyan saya bawa kemari toh.
Ah, mas Drun, kalo mau "bawa dakwah" ya copasnya dimari harusnya topik2 seperti ;
Trinitas, Teologi / Aliran / Denominasi Gereja, dll.
Jadi mas Drun dkk Insya Allah bisa mendapat manfaat dan "hidayah" dari topik2 tsb. :
Kalo intip2 situs / forum agama lain buat nyari "bahan" GFT sih gampang kok mas...
Saya juga bisa, intip2 forum2 islami, toh disono juga sama saja, pasti ada bagian / topik tanya jawab yang "seolah" terjadi konflik / kontroversi diantara membernya, yang notabene tentunya muslim. Sama halnya seperti di forum kristen, apalagi yang didominasi kaum muda sebagai membernya, tentu banyak pertanyaan / topik2 kritis disitu. Jadi keliatannya seolah2 terjadi kontroversi dan kebingungan pada umat tsb. Ehm, rupanya mas Drun pintar juga mencari "bahan"...:
Mengenai "nyanyian" diatas, sebelumnya perlu dipahami dulu secara seutuhnya, jadi harusnya dibaca / dilihat dulu syair lengkapnya. Karena suatu lagu / nyanyian juga adalah "karya seni", seperti halnya puisi, pantun, ataupun buku. Yang baru bisa dipahami dan dimengerti konteksnya jika kita telah membaca / mendengarkan secara utuh.
Jadi, kalo mas Drun bilang bahwa : " lagu adalah bahasa universal, mnrt orang-orang lagu itu mudah diresapi shinngga lbhmudah nyantol di kepala..termasuk lagu-lagu agama.."
Saya mau tanya : apakah memahami / mengartikan makna syair lagunya KLA Project atau DEWA, semudah memahami lagunya Kangen Band, atau misalnya Zivilia??
Maaf bukan berarti saya mengatakan band / penyanyi yang satu lebih "bermakna" sementara yang satunya lagi "kacangan" atau "seadanya". Tapi anda tentu paham maksud saya...
Atau barangkali mas Drun belum pernah dengar lagu2 mereka?? :
Okelah, mungkin saya coba bandingkan, antara memahami syair lagunya Haddad Alwi / Opick dengan lagu Indonesia Raya / Garuda Pancasila tentunya berbeda bukan??:
Nah, anda tentu paham bahwa arti yang terkandung dalam sebuah lagu bisa bermacam2, tergantung dari yang menafsirkan, dan juga dari kadar pengetahuan / wawasan si pendengarnya.
Lebih jauh lagi, perlu diketahui sejarah penciptaannya, kira2 pada waktu / zaman manakah, atau kondisi suasana hati / mood sang pencipta lagu. Juga konteks penciptaannya, ditujukan untuk kalangan seperti apa.
Suatu lagu yang diciptakan orang Barat bisa sangat berbeda tata bahasa dan (mungkin juga) standar "etika" yang dipakai, dibandingkan lagu ciptaan orang Indonesia, yang "terkenal" dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi "nilai2 etika dan kesopanan".
Padahal, yang namanya nilai2 seperti itupun sekarang sudah jauh bergeser, terutama dikalangan anak muda.
Itulah mengapa bisa terjadi "kontroversi" pada anak2 muda Kristen di forum yang anda "intip" tsb.
Belum lagi, yang namanya agama pasti ada yang alirannya "kolot" atau "ortodoks", sementara ada lagi yang "moderat". Demikian juga di agama Kristen.
Saya yakin di agama mas Drun pun begitu juga, kalo tidak, mana mungkin ada yang namanya Ahmadiyah, Muhammadiyah, Syiah, dsb.
Bahkan saya pernah denger ada yang mengharamkan nyanyian / musik segala, karena katanya bisa merusak fokus ibadah kepada allah.
Itu hanya sekedar contoh aja mas, intinya adalah perbedaan persepsi memahami dan mengartikan sebuah lagu tadi bukanlah suatu hal yang esensial bagi kami. Bahkan seorang Pendeta pun bisa berbeda pendapatnya. Justru itu mencerminkan dinamika kehidupan Kristen yang sesungguhnya, dimana umatnya bebas merefleksikan pendapatnya, tidak seperti yang dituduhkan adik kita MR. NEO BEE... :
Makanya saya bilang agar "copas" nya jangan cuma sebagian aja, karena "teman2" mas Drun yang lain saya pikir pasti malas kelamaan buka link situsnya. Ngapain lama2, udah ada "bahan" kok, langsung seraaaang ajaa... :
Dan, lebih dari itu, sebelum "mengintip" lagi, hendaknya ditelaah dulu, setidaknya dalam topik ini, apakah anda sudah mengerti dan memahami, apa itu NKB, KJ, dan buku2 nyanyian umat Kristen lainnya, darimana lagu2 tsb diambil.
Kemudian pada saat apa nyanyian / buku nyanyian itu dipergunakan, karena ada saatnya sendiri dalam liturgi kami.
Kemudian juga dari ayat yang mana nyanyian tsb diambil, sehingga kemudian "dipas pasin" supaya pas dengan melodi / iramanya... :)
Nah, semoga "ngintip" nya bisa lebih sukses lagi mas...
Wassalam, GBU!! :