7: Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
Orang Farisi kelihatannya tidak puas dan tidak bisa menerima dengan jawaban Yesus ini. Mereka kemudian mempertanyakan mengapa Musa mengijinkan perceraian dengan memberikan surat cerai. Apa jawaban Yesus tentang hal ini?
8: Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu, Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Yesus menjawab, karena ketegaran hatimu. Rupanya di jaman Musa, umat Israel berkeras hati ingin kawin cerai. Musa akhirnya dengan berat hati, menuruti kemauan umat yang bebal ini. Padahal, sejak semula, manusia kawin cerai bukanlah kehendak Allah.
9: Tetapi aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
Yesus kemudian melanjutkan bahwa barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah. Jadi, meskipun seseorang sudah menceraikan isterinya sah demi hukum dan memenuhi 'persyaratan-persyaratan' sosial dalam pengadilan agama: istri cacat badan, tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri, dan tidak dapat melahirkan keturunan, Kristus dengan tegas menyatakan bahwa orang itu berbuat zinah. Apalagi mereka yang kawin lagi tanpa bercerai alias poligami. Tinggal tambahkan kata 'banget', berzinah banget.
Kristus menyatakan bahwa seseorang boleh menceraikan isterinya, kalau isterinya itu berzinah dengan orang lain. Di luar itu, tidak ada persyaratan-persyaratan apapun yang membolehkan seseorang menceraikan isterinya, meski isterinya cacat badan, tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri, dan tidak dapat melahirkan keturunan. Kristus menyatakan bahwa suami isteri adalah dua menjadi satu. Satu dalam suka dan duka. Jadi ketika suami atau isteri ditimpa duka, itu adalah duka bersama. Bukan malah menceraikan isteri atau suami karena mendapati salah satu di antara mereka cacat, 'gagal' menjadi isteri, dan sebagainya.
10: Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin." 11: Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
Mendengar jawaban Yesus itu, murid-muridnya menjadi skeptis. Kalau memang begitu keadaannya, lebih baik tidak usah kawin. Apa jawaban Yesus?
12: Ada orang yang tidak dapat kawin karena memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Yesus menjawab bahwa ada orang yang tidak dapat kawin karena terlahir demikian (cacat), ada pula orang dijadikan demikian oleh orang lain (kemaluannya dikebiri), dan ada orang yang secara sadar memilih tidak kawin karena Kerajaan Sorga (Rasul Paulus). Jadi, biarlah kita bisa mengerti bahwa ada tiga jenis orang yang membuat orang itu tidak kawin.
Kesimpulan saya : Kristus dengan tegas menyatakan MONOGAMI adalah kehendak Allah, sejak semula, sebelum dunia dijadikan.
Demikian pendapat saya sesuai iman saya sebagai seorang Nasrani. Silakan jika ada Saudaraku yang ingin menambahi...: