Mungkin tidak banyak yang menyadari, Indonesian Under Attack, dilihat dari sisi kedaulatan NKRI, negeri tetangga Malaysia tidak henti-hentinya berpatroli di wilayah NKRI yang jelas melecehkan kedaulatan NKRI, TNI AL yang bersemboyan Jaya Dilaut belum terderngar gema-nya, belum lagi dari segi budaya, klaim-klaim budaya yang notabane berasal dari budaya asli Indonesia.
Belum lagi negara yang pernah mengeruk kekayaan Indonesia, Belanda yang katanya baru mengakui kemerdekaan Indonesia, lucunya kita tidak marah saat Belanda mengatakan baru mengakui kemerdekaan kita....kita tidak butuh pengakuan dari Belanda, memang kemerdekaan Indonesia diberikan Belanda..ditambah RMS yang masih dipelihara Belanda, mengajukan tuntutan menangkap Presiden RI pada hari kedatangan ke Belanda. Dengan alasan tidak dapat intervensi ke pengadilan, pemerintah Belanda membiarkan adanya tuntutan,...kalau memang berniat baik, pengadilan dapat menolak tuntutan karena kejadiannya di negara lain dan kurangnya barang bukti, atau mungkin Belanda masih menganggap Indonesia sebagai negara koloni-nya. :
Itu baru segi kedaulatan, belum dari sosial-budaya, Indonesia under attack, adanya festival film Q, yang memuat cerita tentang kehidupan homoseksual, lesbian dan transgender di pusat-pusat kebudayaan negara Asing, sebagai bukti Indonesia menjadi target komunitas homoseksual/lesbian/transgender Internasional.
Lucunya festival film Q belum ada ijin dan belum lulus sensor, Pemerintah RI membiarkan festival tersebut berlangsung. Alasan takut melanggar HAM tidak masuk akal, sebab dengan membiarkan berlangsungnya festival tersebut melanggar HAM rakyat Indonesia untuk menangkal segala macam penyimpangan sosial.
Homoseksual/lesbian/transgender yang merupakan penyimpangan orienstasi seksual yang dapat dikategori sebagai penyimpangan sosial di masyarakat Indonesia. Homoseksual/lesbian/transgender bisa dikatakan sebagai penyakit kejiwaan yang menular. Saya tidak bisa membayangkan berjuta-juta pemuda/pemudi Indonesia mengalami penyakit kejiwaan dalam orientasi seksual mereka.
Indonesiapun menjadi target sebagai negara freesex, coba saja lihat mulai beredarnya majalah-majalah yang dikenal dengan membagkitkan syahwat, Playboy dan FHM Indonesia. Ada lagi yang mendatangkan artis porno, yang dimulai dari Maria Ozawa, sekarang bintang porno asal Perancis diajak main film oleh produser Indonesia. Kenapa harus bintang porno yang diajak main film, kenapa bukan bintang film yang sudah mendapatkan penghargaan "Oscar" atau "Cannes". Secara mental spritual rakyat Indonesia sedang diserang.
Belum lagi masalah narkotika/psikotropika, Indonesia menjadi target penjualan barang-barang haram, yang dapat dilihat berhasilnya BNN/Polri membongkar pembuatan, penyelundupan dan jaringan narkotika dalam jumlah besar. Bayangkan saja, andaikan berjuta-juta pemuda/pemudi Indonesia menjadi pencandu narkotika.
Bertambah dengan isu-isu terorisme Indonesia, yang katanya Indonesia menjadi target terorisme Internasional.
Dari segala arah Indonesia diserang, kalau pemerintah RI masih bersifat diam menunggu dan takut mengambil keputusan yang tegas dan kita sebagai rakyat Indonesia masih belum menyadari adanya serangan, lambat laun Indonesia akan menjadi negara tanpa budaya (peradaban), tanpa punya jiwa spiritul dan tanpa identitas. Wake up guys...Indonesian Under Attack
:)