Mira memejamkan kedua matanya. Lalu Roy mencium bibir gadis itu. Melumatnya dengan mesra. Mira mulai membalasnya. Pelan-pelan Roy merebahkan tubuh Mira di jok mobil itu. Keduanya saling berpelukan. Roy menindih tubuh Mira yang padat dan ramping itu. Tangan Roy mulai mengusap-usap pinggang Mira. Kemudian merambat ke payudaranya. Payudara yang bersembunyi di balik pakaian gadis itu diremasnya. Masih mengkal dan sebesar mangga. Roy yakin baru kali ini payudara itu diremas oleh tangan lelaki. Yaitu tangannya.
Mira menggeliat sambil mendesah.
"Jangan"Roy." desah gadis itu.
Tapi bibir Roy lebih cepat mengulum bibir gadis itu, sehingga tidak bisa berkata lagi. Sedangkan tangannya terus meremas-remas benda kenyal yang membusung itu.
Tubuh Mira menggeliat-geliat. Apalagi ketika tangan Roy merambat turun ke pangkal pahanya. Tangan itu mulai lagi meremas dan memilin di bagian yang sensitive itu. Mira tambah menggeliat dan menggelinjang-linjang.
"Roy"jangan begitu" oooooh.."desah Mira sambil memegang lengan Roy. Menahannya agar tidak menyentuh miliknya yang paling sensitive. Tubuh Mira merinding dan gemetar. Tapi tangan Roy tetap bergerak merambat dan akhirnya menangkap milik Mira yang tersembunyi di balik roknya itu. Roy meremasnya, tapi Mira makin merapatkan kedua kakinya, sehingga tangan Roy tidak bisa meremas milik Mira yang masih rapat dan tersembunyi itu.
"Ijinkan aku mengelus-elusnya, Mira. Ijinkan..."pinta Roy membujuk gadis itu.
"Tidak harus begitu kan, Roy""
"Sebentar saja""
Belum sempat Mira menjawab, bibir Roy sudah melumatnya lagi. Mira segera merangkul leher Roy. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Roy untuk menyusupkan tangannya ke dalam rok gadis itu.
Oooh"., betapa mulusnya paha gadis ini, pikir Roy ketika tangannya merambat ke paha Mira. Lebih halus dan mulus dibandingkan milik Anita. Ketika diremas dan dipilinnya, oooh", betapa padat dan kencangnya paha itu. Lalu jemari tangan Roy menyusup masuk ke dalam celana dalam Mira yang tipis. Jemarinya menyentuh bulu-bulu lebat yang tumbuh disekitar kemaluan milik Mira.
Jemari tangan Roy meremas-remasnya. Gundukan bukit yang ditumbuhi bulu-bulu lebat itu masih amat sempit dan belahannya masih belum berlubang. Benar-benar masih perawan. Ketika tangan Roy menyentuh klitoris di tengah belahan kewanitaan itu dan mempermainkannya, kedua paha Mira mengapitnya sambil menggeliat-gelilat. Mendesah-desah dan seketika itu sekujur tubuh Mira jadi menggigil.
"Roy"jangaaaan""pinta gadis itu. Suaranya terengah-engah sambil memegangi lengan Roy yang berada dibalik celana dalamnya diatas kemaluannya. Roy sadar dan tak ingin memaksakan kehendaknya. Dia kasihan juga. Lalu ditarik tangannya dari persembunyiannya di dalam celana nilon gadis cantik itu.
"Maafkan aku, Mira""keluh Roy.
Mira menatap Roy. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Air mata Mira menetes di pipinya. Roy mengusapnya. Mira bergerak bangun. Roy melihat kedua paha Mira dari balik roknya yang tersingkap. Betapa mulus dan putihnya kulit paha gadis cantik itu. Mira segera menutupi kembali pahanya denga roknya. Roy kemudian memeluk bahu indah gadis cantik itu.
Roy lalu membopong tubuh ramping Mira yang sudah pasrah ke dalam kamar dan merebahkannya di ats ranjang. Roy mulai mencumbu Mira dennga bebasnya. Gadis cantik itu sudah terkena pengaruh mentera Roy sehingga ia melihat Roy sebagai Roy laki-laki yang dicintainya. Gadis cantik itu tidak lagi mencegah setiap cumbuan yang dilakukan Roy. Dibiarkan saja Roy melepaskan roknya, walaupun dia memalingkan muka karena malu, Roy menelan ludahnya melihat sepasang paha Mira yang putih mulus dan ramping. Lalu Roy melucuti blouse yang dipakai Mira. Dan lalu BH dan celana dalam nilon gadis cantik itu. Roy jadi terkesima melihat keindahan dan kemulusan tubuh Mira. Tubuh yang tergolek di ranjang itu. Roy juga melucuti pakaiannya. Tak sehelai benangpun menutupi kedua tubuh insan ini. Kejantanan Roy sudah menegang dan panjang. Dia terangsang sekali melihat kemulusan dan keindahan tubuh Mira itu. Sudah lama dia mengincar gadis cantik ini untuk disetubuhi.
Dari betis Mira yang indah Roy sudah yakin jika gadis cantik itu menyimpan kenikmatan yang luar biasa. Dan setelah berusaha selama 2 minggu akhirnya dia bisa mendapatkan gadis cantik ini.
Payudara gadis cantik itu masih gempal dan sebesar buah mangga. Kedua putingnya masih merah agak kecoklatan. Bertanda belum pernah dijamah ataupun dihisap lelaki manapun. Perutnya yang putih mulus begitu ramping. Pinggulnya belum membesar karena belum pernah ditindih dan digoyang lelaki. Pantatnya juga masih tipis, namun padat dan montok. Belum turun buah pantatnya karena belum pernah berhubungan seksual dengan lelaki. Dan yang paling utama adalah pangkal paha gadis cantik itu yang di tumbuhi bulu-bulu hitam yang cukup lebat dan terawat dengan amat baik. Roy yakin kewanitaan Mira menyimpan kenikmatan yang tiada tara. Dia ingin segera membobol belahan kewanitaan Mira.
Untuk beberapa saat Roy mengusap-usap sepasang paha Mira yang putih mulus itu dan memandangi tubuh Mira yang telentang di ranjang. Namun gadis itu tetap saja merapatkan kedua pahanya untuk melindungi kemaluannya.
"Oooohh"!" rintih Mira lirih ketika tangan Roy menjamah payudaranya dan lalu meremas-remas payudaranya. Roy merasakan betapa bukit kembar milik Mira amat lembut, kenyal, halus, mulus, hangat, dan padat berisi. Jemarinya juga memilin-milin putting susu Mira yang masih mungil dan berwarna kemerahan itu.
Roy lalu menindih tubuh ramping Mira, mulutnya lalu melumat bibir Mira.
Selanjutnya sesuai dengan imajinasi masing-masing deh... he..he..