Sumber http://rizalimandaengsannang.blog.friendster.com/agama-asli-nusantara
Agama Asli Nusantara adalah agama-agama tradisional yang telah ada sebelum agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu masuk ke Indonesia.
Mungkin banyak di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mengetahui bahwa sebelum agama-agama “resmi” (agama yang diakui); Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha, kemudian kini Konghucu, masuk ke Nusantara atau Indonesia, di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli, seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes, Lebak, Banten; Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur (dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat; agama Buhun di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur; agama Parmalim, agama asli Batak; agama Kaharingan di Kalimantan; kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa, Sulawesi Utara; Tolottang di Sulawesi Selatan; Wetu Telu di Lombok; Naurus di Pulau Seram di Propinsi Maluku, dll. Didalam Negara Republik Indonesia, agama-agama asli Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran animisme, penyembah berhala / batu : atau hanya sebagai aliran kepercayaan.
Hingga kini, tak satu pun agama-agama dan kepercayaan asli Nusantara yang diakui di Republik Indonesia sebagai agama dengan hak-hak untuk dicantumkan di KTP kecuali Kaharingan (pada era thn 2000, Akta Kelahiran, pencatatan perkawinan di Kantor Catatan Sipil ,dsb. Seiring dengan berjalannya waktu dan zaman, Agama Asli Nusantara semakin punah dan menghilang, kalaupun ada yang menganutnya, biasanya berada didaerah pedalaman seperti contohnya pedalaman Sumatera dan pedalaman Irian Jaya........ (A)
...........................................................................................................
.........(A)
Sunda Wiwitan (Kanekes, Banten)
Agama Djawa Sunda (Kuningan, Jawa Barat)
Buhun (Jawa Barat)
Kejawen (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
Parmalim (Sumatera Utara)
Kaharingan (Kalimantan)
Tonaas Walian (Minahasa, Sulawesi Utara)
Tolottang (Sulawesi Selatan)
Wetu Telu (Lombok)
Naurus (pulau Seram, Maluku)
Aliran Mulajadi Nabolon
Marapu (Sumba)
Di masa pemerintahan Orde Baru, para pemeluk agama ini mengalami kesulitan karena pemerintah hanya mengakui keberadaan lima agama, yaitu Islam, Kristen (Protestan), Katolik, Hindu dan Buddha. Pada akhir 1960-an, ketika pemerintah Orde Baru menolak mengakui keberadaan ajaran Madrais, banyak pengikutnya yang kemudian memilih untuk memeluk Islam atau Katolik.
So...
Menurut ane kita mala sibuk menjajah Kepercayaan sendiri dirumah sendiri. :
Kini saatnya meMERDEKAkan agama asli nusantara. :
Banyak sekali situs sejarah di Nusantara yg layak menjadi tempat Jiarah andai agama Nusantara kita sendiri bisa berkembang hingga taraf Dunia. Mari gantian kita yg perdagangkan agama kita kepada Bangsa lainnYan.
Kita memberi mereka pendidikan moral dan kepercayaan kita, agar mereka menjadi manusia yg benar, masuk surga dan bisa memberi kesejateraan kpd kita melalui visitornya. Bila perlu kita perdagangan Arak Tuak sebagai ritual suci dan Situs Sejarah sebagai tempat jiarah. :
Sumatera ada Danau Bidadari berwarna-warni, gunung petunjuk langit di Kab.Lahat.
Jawa kita ada Gunung Energi Tuhan (Bromo).
Kalimatan ada Misba Batu Raksasa (Gunung Kelam).
Sulawesi ada Bank Tuhan (Toraja).
Bali, lombok, irian, maluku (ternate), dll.
Kita bisa ekspor makanan seperti buah anggur dan korma yg selama ini kita impor.
Arak / Tuak versi Nusantara juga byk.
Wah.... kita bisa kaya raya nih :
Wah bisa kaya raya Negeri ini... :