KITA TIDAK PERNAH TAKUT, JANGAN UJI KESABARAN RAKYAT INDONESIA.
Tiga puluh lima tahun lalu, Malingsea bukan apa-apa, waktu tahun 1996-1998 terjadi krisis moneter wilayah Asia, Korea Selatan, Thailand dan Indonesia terguncang dan limbung mencari pegangan, tapi di Malingsea guncangan tidak terasa bahkan seperti tidak pernah terjadi. Malingsea amat bangga dan jumawa dengan prestasi tersebut.
Visi Malingsea 2020 menjadi negara maju kian tergambar di depan mata, sebuh visi sudah terealisir, semakin merasa di atas langit dan melihat kecil kepada tetangga serumpun. Semakin tak elok perbuatan Malingsea kepada tetangga serumpun Indonesia, sebagai tetangga serumpun dan juga sebagai saudara sesama muslim, Malingsea telah melecehkan dan merendahkan martabat bangsa Indonesia. Penangkapan dan pemborgolan bak kriminal terhadap pegawai negeri RI, yang diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, jelas sebuah tindakan provokasi bahkan konfrontasi dan tidak mengindahkan norma-norma Islam dalam bertetangga.
Kalau mau jujur, Indonesia dan Malingsea bukan hanya sekedar negeri serumpun, saudara sesama muslim bahkan di masa depan dunia, kedua negara ini menjadi kekuatan ekonomi dunia. Kejayaan barat (Amerika dan Eropah) yang mulai pudar, sesuai dengan sunatullah, bergiliran kejayaan.
Malingsea mempunyai pendaptan Domestik Bruto (PDB) terbesar, tapi jangan lupa Indonesia juga mempunyai PDB besar, walaupun tidak mencerminkan kemakmuran perkapita. Bayangkan saja jumlah penduduk Indonesia 10 kali lipat dari Malingsea, kalau jumlah penduduknya sama, Indonesia malahan mempunyai PDB yang lebih besar dari Malingsea.
Indonesia saat ini sudah masuk dalam kelompok 20 besar negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia, sedangkan Malingsea pada posisi 36. Andaikan visi Malingsea tahun 2020 tercapai, Indonesia diperkirakan pada tahun tersebut menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 7 di dunia. Kita rakyat Indonesia tidak pernah merasa takut, jangan uji kesabaran kami.
Betul, rakyat Indonesia yang mengais rejeki di Malingsea sejumlah 20 juta jiwa, tapi harus diingat juga, jika 20 juta jiwa orang Indonesia ditarik pulang, apakah perekonomian Malingsea tidak terpengaruh ?
Belum lagi mantan-mantan pegawai PT. DI yang dibajak Malingsea telah mejadi SDM-SDM yang diandalkan oleh Malingsea, karena rasa nasionalisme mereka terusik lalu pulang ke Indonesia, apakah Malingsea masih tetap jumawa?
Rakyat Indonesia mempunya mantera- mantera ajaib yang sudah terbukti kedahsayatannya di medan laga, mantera "MERDEKA ATAU MATI", "ESA HILANG DUA TERBILANG" dan "MERDEKA !!!", silahkan uji mantera kami, hey Malingsea !!!
Pemerintah RI bisa diam dan sabar dengan tingkah pola Malingsea, tapi kita rakyat Indonesia tak akan pernah diam dan tak akan gentar, jangan sampai kejadian sebelum Proklamasi Kemerdekaan terulang kembali, dimana Bung Karno dengan rasa jengkelnya mengucapkan kepada Pemuda Indonesia, "Ini Batang leherku, silahkan bunuh saya sekarang" jawaban atas ancaman para pemuda, yang mengancam Bung Karno jika tidak melakukan pembacaan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.
:) :