Malaysia Tujuan Ekspor Kedua RI di Asean

VIVAnews - Hubungan Indonesia-Malaysia kembali diuji. Paska penangkapan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia oleh Polisi Laut Malaysia, di perairan Tanjung Berakit, Bintan, 13 Agustus 2010, aksi unjuk rasa terus merebak.
Maraknya aksi demontrasi itu ditanggapi Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman, dengan lontaran pernyataan keras. Malaysia siap mengeluarkan saran-saran perjalanan (travel advisory) kepada warganya untuk berhati-hati ke Indonesia.
Namun, pemerintah Indonesia tidak ingin membuat situasi memanas. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menegaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menggariskan kebijakan untuk menyelesaikan masalah Malaysia melalui jalur diplomasi.
"Kita tegas, tapi kepala tetap dingin. Kita mengambil jalan diplomasi," kata Hatta yang juga ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Hatta juga tidak sepakat dengan sejumlah kalangan yang menginginkan pemerintah menggunakan jalan kekerasan, seperti perang fisik, terhadap Malaysia.
Selain itu, meningkatnya ketegangan hubungan antara kedua negara terkait persoalan perbatasan tidak sampai mengganggu hubungan ekonomi bilateral. "Tidak sama sekali," ujarnya.
Lantas, bagaimana sebenarnya hubungan perdagangan kedua negara, terutama terkait ekspor impor?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Malaysia selama semester I-2010 meningkat 39,6 persen menjadi US$3,15 miliar dibanding sebelumnya US$2,25 miliar pada periode sama 2009.
Ekspor nonmigas ke Malaysia menempati urutan kedua di Asean setelah Singapura yang mencatat nilai US$4,64 miliar atau naik dari periode sama 2009 senilai US$3,94 miliar.
Nilai ekspor nonmigas ke Malaysia itu setara 5,92 persen dari total ekspor nonmigas selama semester I-2010. Sedangkan Singapura menguasai 7,82 persen disusul Thailand 3,32 persen.
Sementara itu, nilai impor nonmigas Indonesia dari Malaysia per semester I-2010 mencapai US$2,18 miliar atau naik dibanding periode sama 2009 sebesar US$1,34 miliar.
Sedangkan pada Juni, impor mencapai US$409,8 juta dari US$358,3 juta pada Mei 2010. Perubahan Juni terhadap Mei mencapai US$51,5 juta. Kontribusi terhadap impor nonmigas sepanjang semester I-2010 sebesar 4,38 persen.
Perolehan itu masih kalah dibanding negara Asean lain seperti Singapura (9,77 persen) yang mencapai US$4,86 miliar dan Thailand 7,35 persen atau US$3,65 miliar. Total impor dari Malaysia mencapai US$4,16 miliar dan menempati urutan kelima setelah Singapura, China, Jepang, dan AS.
Namun, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan Malaysia bukan merupakan tujuan pasar ekspor utama Indonesia. "Bahkan, untuk wilayah Asean, itu (Malaysia) masih kita abaikan sebagai tujuan ekspor," kata Purbaya.
• VIVAnews
Makanya kalo punya duit banyak jangan di korupsi :