Siapa pihak arogan yang dimaksud?
Kalangan yang tidak senang atau yang mengambil suatu penilaian tidak baik, atau tidak senang dengan hubungan baik dua negara.
Konflik sudah lama terjadi, bukan kali ini saja. Apa sebenarnya persoalan dasar antara Indonesia-Malaysia?
Saya tekankan, ini isu panjang, horizontal. Terutama isu soal TKI, itu sentral. Bahwa TKI harus diperlakukan baik, ada political will. Persepsi orang Indonesia saya tahu benar, bahwa pimpinan atau elit Malaysia selalu arogan. Ini terkungkung kenyataan, di sini tidak juga membantu.
Akhirnya timbul reaksi yang memicu ketegangan. Panjang ceritanya, tapi pokoknya, pimpinan harus segera bertindak. Bukan berperang tapi untuk runding.
Untuk media massa, Indonesia yang menganut demokrasi, aturan media bebas. Di sini liputan media dikontrol pemerintah, lain. Perbedaan boleh , tapi kali ini yang bisa kita selesaikan, kita selesaikan.
Apa yang harus dilakukan rakyat untuk menyikapi isu sensitif ini?
Pandangan saya tidak sama dengan pemerintah, pandangan saya berbeda dan kritis. Pesan saya kepada rakyat Indonesia, tunduklah pada hukum. Kalau ada pelanggaran, harus konsisten, negara harus menyelesaikannya.
Supaya rakyat Indonesia mengerti, ada kalangan yang mencintai saudara serumpun. Mereka bisa protes, itu hak demokrasi, tapi kawal tata susila.
Ini pernyataan orang yang simpati dengan Indonesia. Kalau Anda lihat di sini, tiap kali disinggung, baik di parlemen di luar parlemen–Anwar ini tidak nasionalis, dikatakan pro sana pro sini, saya tidak peduli, karena pendirian saya konsisten.
Di kalangan UMNO, dikatakan saya senang , provokator. Buat saya ya itu politik murahan.
Sikap Anda yang simpati pada Indonesia dipermasalahkan?
Ya, secara terbuka oleh banyak menteri, parlemen, juga masyarakat luas. Saya mewakili pandangan yang mau Indonesia dan Malaysia lebih akrab. Kita dulu amat membutuhkan Indonesia. Saya masih ingat perundingan dengan Pak Harto, "Pak tolong pak soal ini, kita merayu ke negeri jiran, banyak kawan berikan".
Penghinaan terhadap bendera Malaysia justru akan digunakan , yang rugi kan rakyat, seperti kami yang menghendaki demokrasi.
Mereka akan bilang,”itu kamu mau demokrasi, demokrasi itu bakar bendera.” Padahal itu tidak benar. Itu digunakan tangan tertentu untuk ‘memukul’ kami.
Beredar spekulasi ada kepentingan politik menggunakan isu ini sebagai alat. Misalnya kekuatan politik di Indonesia, atau di Malaysia yang popularitasnya sedang turun. Benarkah?
Ada juga tafsiran itu, ada kesan soal internal --mereka sengaja mengabdikan ini seolah ada serangan, gugat. Saya lihat mainan spirit, survival Melayu yang keterlaluan, rasis.
Isu ini dieksploitasi, termasuk isu konflik dengan Indonesia. Tapi saya tidak mendapat keterangan atau informasi soal yang jelas soal itu.
Yang mampu saya katakan, bahwa media UMNO sengaja mengaktifkan isu ini. Namun apapun, yang terpenting, kepentingan dua negara jauh lebih penting. Ini yang saya tekankan.
• VIVAnews