MalingSea Marah, Negara ASEAN Harus Belajar Saling Menghargai
Kuala Lumpur - Kecaman mengalir deras dari MalingSea menyusul aksi pelemparan tinja ke halaman Kedubes MalingSea di Jakarta pada 23 Agustus lalu. Para tokoh Islam, partai politik dan organisasi di negeri jiran itu menyerukan pembubaran kelompok Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera).
Sekretaris Jamaah Islah Penang, Isahak Ismail mencetuskan, tindakan Bendera kotor dan tidak sejalan dengan semangat persaudaraan muslim.
"Negara-negara ASEAN seharusnya belajar bagaimana untuk saling menghargai," tegasnya seperti diberitakan harian MalingSea, The Star, Rabu (25/8/2010).
Ketua Pemuda PAS Nasrudin Hasan Tantawi mempertanyakan alasan mengapa Bendera berupaya menimbulkan ketidakharmonisan kedua negara atas hal yang bukan lagi menjadi masalah. Sebab ketiga pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri yang sempat ditahan polisi MalingSea telah dibebaskan.
Nasrudin pun mendesak otoritas Indonesia menyelidiki motif Bendera dan mengidentifikasi dalang aksi tersebut.
Adapun Ketua Liga Muslim Penang Datuk Haja Najmudeen Kader mendesak pemerintah RI untuk melarang kelompok Bendera. Alasannya, Bendera telah menimbulkan masalah antara dua negara muslim itu.
Presiden Klub Olahraga Muslim Pemuda, Munower Sadiq mendesak pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas terhadap kelompok Bendera.
"Ketika pemimpin-pemimpin Indonesia datang ke sini, mereka bilang bahwa kita punya akar yang sama, agama yang sama, ras yang sama dan seterusnya. Jika memang benar begitu mengapa melakukan hal-hal seperti itu?" cetusnya.
Pada Senin, 23 Agustus lalu, sekelompok demonstran Bendera berdemonstrasi di depan Kedubes MalingSea di Jakarta. Dalam aksinya, mereka melemparkan kotoran manusia ke halaman Kedubes MalingSea.
Demonstran juga menginjak-nginjak bendera MalingSea dan mengotorinya dengan tinja. Aksi tersebut dilakukan sebagai protes atas penangkapan tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri oleh polisi MalingSea beberapa waktu lalu. Ketiganya telah dibebaskan pada 17 Agustus lalu. (ita/nrl)
Sumber Berita