"KULIT KITA SAMA,
BAHASA DAN BUDAYAPUN MIRIP,
SAMA-SAMA MAYORITAS MUSLIM JIKALO KITA BERPERANG
SANGGUPKAH KITA MENUMPAHKAN DARAH SESAMA MUSLIM
KARENA SESUNGGUHNYA SESAMA MUSLIM ITU BERSAUDARA !
SIAPAKAH YANG DIUNTUNGKAN DENGAN PERMUSUHAN INDO-M'SIA ?
HATI2 LAH DENGAN PROVOKATOR !"
membaca salah satu comment dr teman d conference YM soal indo-malay, puyeng jg yah mikirin solusi bagi kedaulatan negara qt ini,,, mulai batas-batas wilayah, TKI, klaim kebudayaan, belum lagi kasus-kasus kontroversial lainnya yg cukup menguras perhatian pemerintah Indonesia, seperti kasus yang sedang menghangat yaitu perlakuan yang tidak manusiawi terhadap WNI baru2 ini..
hubungan indo-malay tidak bisa dilepaskan dari faktor sejarah keduanya. banyak faktor latar belakang meregangnya "relationship" indo-malay mulai 1961 tentang malay (yg merupakan jajahan Inggris) resmi memberitahukan pemerintah RI soal rencana pembentukan negara malay baru. dalam perjalanan sejarah indo dari masa Soekarno hubungan keduanya memburuk yg dilandasi berbagai permasalahan antara lain adanya sikap antikolonialis n antiimperialis yg berbeda dengan malay yg pro kolonialis n pro imperialisme, yg akhirnya menyulut konfrontasi tahun 1963 dengan adanya penegasan dari MenLu Subandrio yg menolak pembentukan malay, dan pd tahun yg sama malay "putus hubungan' dengan Jakarta..
1964-1965 konfrontasi masih terus berlanjut sampai akhirnya indo keluar dari PBB.. n then pas masa Soeharto, konfrontasi berakhir, hubungan sosial budaya antara kedua negara dipulihkan kembali sampai setelah masa 20 tahun Malaysia mengklaim pulau Sipadan Ligitan, disusul Blok Ambalat, serta beberapa kasus kontroversial sampai detik ini..
problem2 tsb jelas memantik persoalan lebih jauh kalo pemerintah indo tdk membuat kebijakan mengenai pentingnya manajemen teritorial negara sendiri. gw pribadi ga berharap bakal kejdian sebuah gerakan negara vis a vis negara.. yg gw kuatirin kebencian bakal jadi bumerang dgn melibatkan gerakan militer, tentu harapan qt semua kalo demo gak jadi konflik fisik, 'cz yg harus diwaspadai adalah gerakan penyusupan yg dilakukan oleh orang yang tidak suka terhadap keteraturan sosial yg selama ini telah menjadi bagian integral dlm relasi antar negara di Asia Tenggara..
bisa jadi, pelecehan lagu Indonesia Raya dilakukan secara sengaja oleh oknum yg gak bertggjwb mancing kemarahan masyarakat indo..banyak orang yg gak suka kerukunan sosial n perdamaian abadi..ada kan sekelompok orang yg krn kepentingan golongannya lalu merusak tatanan yang sudah dibakukan dengan mengacak-acak relasi antar negara, antar bangsa, suku, ras dan agama.. tuh namanya orang mancing di air keruh!
karena itu perlu usaha u/memanage kemarahan agar menjadi energi positif n gak menjadi energi negatif.. energi positif itu adalah bagaimana mengelola kemarahan karena rasa nasionalisme yg terkoyak dan kemudian bisa disalurkan u/mendorong pemerintah melakukan negosiasi ttg banyak hal dengan malay.. sebelum berkoar2 teriak PERANG PERANG n PERANG, qt jg harus introspeksi dengan kelemahan negara qt sendiri,, krn apa? kl gw amatin, masyarakat qt nih pd gampang emosi kl pas udah ada masalah ky gini, tp aksi reaksioner masyarakat ini tuh ga tahan lama, contoh? kasus ambalat, pas panas2nya ambalat semua pada gerah, tp setelah itu ga ada lanjutannya lg, diem, tanpa ada peningkatan self-defence untuk mengantisipasi spy hal yg sama tdk terulang lg, ibaratnya qt ini cuma kaya pemadam kebakaran, nyiram kalo ada api doank,,, pressure itu penting but tentu harus menggunakan mekanisme n saluran yg tepat kan?..
DepLu jelas punya tggjwb besar, selama ini banyak kritikan ttg pentingnya diplomasi u/membangun kesepahaman antar negara sahabat (apalagi negara tetangga), sekaranglah saatnya untuk menunjukkan bahwa Indonesia bisa berbuat banyak dlm rangka mempertahankan wilayah geografis, kaya Pak Mochtar Kusumaatmadja yg mencetuskan pembangunan Hukum Laut yg sekarang nih jadi konsep Wawasan Nusantara..
soal perangnya sih ntar ajja, banyak yg mesti dipikir dl, tidak bisa semena2 melakukan tindakan militer seperti perang selama masih bisa diselesaikan melalui diplomasi (diplomasi ini jg harus tegas), so lebih baik memperbaiki kelemahan negara qt dl, baru lah kl nanti masih tetap ada pelanggaran serupa qt punya alasan yg kuat buat teriak PERANG... karena kejadian yg terjadi akhir2 ini adalah bukti dr kelemahan keamanan negara qt jg,,,
now, pelajaran berharga yg bisa diambil oleh indo
1. pemerintah dan DepLu HARUS membagi perhatian thd isu2 konvensional sprt klaim teritorial,
gak cuma malay aja, tetapi dgn Filipina, Vietnam, n Singapura jg
2. mempertajam komitmen indo kembali sebagai negara kepulauan supaya efektif menguasai seluruh pulau dibatas teritori qt plus komitmen u/ melindungi WNI siapa pun dan dari golongan mana pun
3. pemerintah perlu menerbitkan semacam buku putih berbagai sengketa dan proses penyelesaiannya sebagai informasi yg komprehensif buat masyarakat supaya gak ada salah persepsi.
itu sekedar pemikiran gw, mungkin ada yg mw menambahkan? monggo...