Pertanyaan :
Bapak Pengasuh yang baik.
Tiga hari yang lalu, saya konsultasi dengan seorang Hamba Tuhan dari Medan, tentang anak saya yang sudah berumur 3 tahun 7 bulan, tetapi belum bisa duduk, berdiri, berjalan, dan bicara. Untuk kesembuhan anak saya, kami diminta untuk puasa. Yang saya tanyakan adalah:
1. Puasa menurut Kristen itu, bagaimana? Tidak makan dan tidak minumkah?
2. Mulai jam berapa sampai jam berapa?
3. Berdoa dan membaca atau merenungkan Firman Tuhan kiranya Tuhan Yesus Kristus mengasihi anak saya sehingga ia sama seperti anak normal yang lain yang seusia dengan dia-kah? Atau bagaimana?
4. Apa yang harus saya lakukan?
Josri Onie Sinaga—Bekasi, Jawa Barat
Jawaban :
BAIK Josri yang dikasih Tuhan. Mari kita mulai dari pemahaman tentang apa itu puasa.
Pada umumnya, berpuasa berarti tidak makan dan tidak minum, atau tidak makan saja pada waktu tertentu. Ester berpuasa selama tiga hari, tidak makan dan tidak minum (Ester 4: 16), sementara Yesus, berpuasa 40 hari tidak makan (Matius 4: 2), tapi tidak disebutkan apakah Yesus juga tidak minum, dan juga tidak disebutkan apakah setelah puasa Yesus haus, hanya lapar. Lalu yang lainnya berpuasa seharian (1 Samuel 7: 6). Jadi tidak ada ketentuan mutlak berapa lama puasa itu dilakukan, atau apakah tidak makan dan tidak minum atau hanya tidak makan saja. Sementara orang orang Farisi, ketat ber-puasa, dua kali dalam seminggu sepanjang hidupnya (Lukas 18).
Mengapa orang berpuasa?
Jika kita menelusuri Perjanjian Lama (PL), ada beberapa alasan mengapa orang berpuasa. Antara lain, yang pertama, sebagai sikap merendahkan diri di hadapan Tuhan (Im 16). Kedua, sebagai bentuk rasa dukacita (1 Sam 31). Yang ketiga, sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan (2 Sam12). Dan yang keempat, sebagai bentuk pengakuan dosa, pertobatan (Neh 9-2).
Secara umum dapat dikatakan tujuan puasa dalam PL adalah, cerminan kehidupan orang yang hidup saleh, yang menaruh pengharapan penuh kepada Tuhan, sang pencipta yang mahakuasa. Sementara dalam Perjanjian Baru (PB) puasa lebih tampak sebagai meneruskan tradisi PL. Murid-murid Yesus sendiri pernah mendapat kritik karena tidak berpuasa, namun uniknya Yesus justru membela mereka (Mat 9-17). Di sini Yesus bukan tidak setuju puasa, namun lebih ke arah pelurusan nilai, bukan sekadar tradisi, seperti kebanyakan yang dilakukan orang Farisi.
Rasul Paulus sendiri menyebut puasa sebagai latihan badani yang terbatas gunanya (I Tim 4: 8). Artinya, dengan puasa kita melatih mengendalikan diri (tidak terjebak emosi dan keinginan daging). Namun puasa itu tidak bermanfaat jika tidak disertai ibadah yang benar. Ibadah yang benar/sejati (Rom 12). Di dalam PB kasih karunia Tuhan dalam penebusan di kayu salib menjadi kekuatan inti iman Kristen. Doa tidak akan tambah kuasanya hanya dengan berpuasa. Doa hanya akan berkuasa apabila dinaikkan dengan hati yang benar (Yak 5), sekalipun tanpa puasa.
Hal ini perlu menjadi perhatian, karena ada kecenderungan kuat mensakralkan puasa. Puasa penting tapi bukan yang terpenting. Sikap hati, hidup yang benar, iman yang sejati (Yoh 15: 7), itu yang penting, inti dari kekuatan doa, sekalipun dengan atau tanpa puasa.
Josri yang dikasihi Tuhan, Anda bergaul akrab dengan Tuhan janganlah karena moti-vasi ingin mendapat kesembuhan bagi anak Anda, karena bergaul dengan Tuhan adalah panggilan kita sebagai orang percaya. Soal anak yang belum bisa duduk, berdiri, berjalan, dan berbicara padahal usianya sudah 3 tahun 7 bulan, bagi Tuhan itu masalah kecil. Yang penting sikap iman kepada Tuhan harus benar dulu. Lalu, perlu juga membawa anak ke dokter ahli, apakah ini karena ada permasalahan dengan kondisi tulang atau gizi atau yang lainnya.
Mukjizat tidak selalu berarti “sakit langsung sembuh tanpa obat”. Lewat dokter, Tuhan juga bisa melakukannya. Saya sendiri pernah bermasalah dengan klep jantung. Diope-rasi dan sembuh, dan kisah pengobatan itu sangat luar biasa bagi saya, kesaksian yang tak terlupakan. Jadi ini bukan soal puasa tapi hikmat. Namun, jika mau berpuasa silahkan, tapi bukan dalam konteks anak pasti sembuh. Percayalah Tuhan sangat baik, DIA bisa melakukan apa saja yang DIA mau untuk kita, asal kita hidup dalam kebenaran NYA (Mat 6)
Okey, sekian dulu ya, Tuhan memberkati Josri dan keluarga.
Sumber : http://www.sahabatsurgawi.net/mengupas% ... uni06.html
(Nantikan Kupasan Firman Tuhan selanjutnya!)