Pertanyaan :
Bapak Pengasuh yang terkasih.
1. Apakah orang yang diurapi TUHAN harus melalui pencobaan?
2.Apakah urapan seseorang tergantung dari ukuran jangka waktu atau jenis pencobaan itu?
3. Apakah ini hanya berlaku bagi umat yang lahir baru?
4. Bagaimana dengan umat yang belum lahir baru. Apakah doktrin tersebut di atas tetap berlaku?
Terima kasih, God bless you.
Alex Malando Sinurat
Medan, Sumatera Utara
Jawaban :
WAH, pertanyaan Sdr Alex ini jadi terasa sulit, karena kamu sudah membuat kesimpulan lebih dulu, tapi sayang, tidak ada ayat pendukungnya. Padahal inti pemahaman tentang urapan tidak seperti itu. Baik, mari kita urut dengan rapi dulu. Dalam Perjanjian Lama (PL), pengurapan bisa menyangkut orang, tapi juga benda. Contoh, pengurapan atas tabut dan perkakasnya (Kel 30: 26-28). Di sini jelas pengurapan dilakukan terhadap benda. Dan masih banyak lagi contoh lainnya, seperti pengurapan atas tugu (Kej 28), pengurapan atas perisai (2 Sam 1: 21,Yes 21), dan lain-lain.
Untuk apa diurapi? Tujuan pengurapan atas benda-benda ini adalah penyucian (benda itu disucikan karena digunakan untuk tujuan yang suci dan atas ketetapan Tuhan). Itu sebab, pengurapan harus dilakukan dengan minyak khusus (Kel 30: 22-25) dan oleh orang yang khusus, yang ditunjuk Tuhan, tidak oleh semua orang. Sekali lagi perlu diperhatikan, minyak untuk urapan ini tidak bisa dibuat oleh semua orang dan juga pengurapannya tidak bisa dilakukan semua orang. Alkitab mengatakan hal ini dengan sangat jelas, serba khusus.
Nah, sekarang kita mulai menjelaskan arti pengurapan. Pengurapan atas orang, berlaku bagi pengurapan raja (1 Sam 16-13, 2 Sam 2: 4), kemudian pengurapan atas imam besar (Kel 28), dan juga pengurapan atas nabi (1 Raja 19). Dari semua contoh, jika kita baca baik-baik tiap ayat yang ada, maka pengurapan, baik kepada benda maupun orang adalah mutlak atas perintah Tuhan. Pengurapan disebut sebagai tindakan Ilahi, bukan inisiatif manusia. Dan pengurapan dilakukan oleh orang yang ditunjuk Tuhan, bukan kemauan pribadi. Jika benda yang diurapi, benda tersebut menjadi kudus. Jika orang yang diurapi, dia menjadi penerima kuasa Tuhan. Digambarkan juga orang yang diurapi sebagai orang yang menerima karunia dan dijaga Tuhan (Maz 23: 5-6).
Tidak ada orang yang berani melawan orang yang diurapi Tuhan, apa pun alasannya, dan bagaimanapun kondisi orang itu (1 Sam 24-8). Dalam kisah Daud digambarkan bahwa Daud punya kesempatan untuk menyerang Saul yang mengejar dan bermaksud membunuhnya. Daud punya kesempatan menyerang, tetapi tidak melakukannya karena Saul menerima pengurapan dari Tuhan sebagai raja Israel. Daud menyerahkan perkaranya pada Tuhan, dan berkata, “Tuhanlah yang menjadi hakim antara aku dan engkau”. Daud menghargai orang yang diurapi Tuhan dan membiarkan Tuhan bertindak atas orang yang diurapinya. Di dalam PL kita melihat pengurapan sebagai hal yang spesifik, bukan umum.
Dalam Perjanjian Baru (PB), yang diurapi mengacu kepada Yesus (Kristus artinya yang diurapi, Kisah 10: 38). Dan, orang yang percaya kepada Kritus juga menerima pengurapan (1 Yoh 2: 20). Pengertian pengurapan di sini jelas sekali sebagai yang menerima karunia Roh Kudus, lahir baru, percaya. Artinya, ketika kita menjadi percaya, urapan Roh Kudus ada pada kita. Dengan diurapi, kita disucikan menjadi milik Tuhan. Paulus berkata kamu bukan lagi milik kamu sendiri, melainkan milik Tuhan (I Kor 6: 19-20).
Perlu juga ditambahkan, pengertian minyak urapan di PB, tidak lagi mengacu kepada penyucian benda atau pengkhususan diri, karena semua sudah digenapi dalam Kristus. Karena itu semua yang percaya kepada Kristus adalah orang yang diurapi. Untuk minyak buat orang sakit (Yak 5: 14). Pertama konteks itu harus dibaca satu perikop (Yak 4-20). Maka tampak jelas yang paling penting dari semuanya bagi orang sakit adalah doa (ayat 16; doa orang benar besar kuasanya), bukan minyaknya. Pengkeramatan benda adalah salah besar, tidak sesuai dengan yang diajarkan Alkitab. Bahkan sejak PL pun sudah demikian. Kehadiran Allah, itu yang terutama bukan benda sebagai simbolnya. Minyak di sini memiliki dua kemungkinan, yaitu memang murni obat (seperti minyak zaitun yang memiliki khasiat tertentu). Tetapi lebih tepat sebagai tanda penyertaan Roh Kudus yang menyembuhkan lewat kuasa doa orang yang benar. Awas, jangan sampai terjebak kepada hal-hal yang mistis.
Nah, itulah pengertian utuh tentang pengurapan yang di PB jelas berkaitan dengan iman percaya kepada Yesus Kristus. Sementara itu dulu ya, Alex. Senang bisa menjawab pertanyaan kamu, walaupun terasa tidak pas, karena pertanyaannya sendiri kurang pas. Tapi dengan penjelasan ini semoga menjadi pas sekarang. Teruslah menjadi pelanggan setia tabloid REFORMATA, ya. Tuhan memberkati.
Sumber : http://www.sahabatsurgawi.net/mengupas% ... mei06.html
(Nantikan Kupasan Firman Tuhan selanjutnya!)