Pertanyaan :
Saya tahu bahwa Allah begitu kasihnya kepada manusia sehingga rela berkorban mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Namun ada pertanyaan memenuhi benak saya yang belum mendapatkan jawabannya hingga hari ini. Saya tidak berani bertanya pada orang yang saya anggap belum kompeten. Mohon Bapak dapat memenuhi keingintahuan saya ini:
Mengapa Allah begitu “iseng”nya menciptakan manusia di Taman Eden, sehingga perlu dibuat skenario penyelamatan manusia. Dan baru pada penciptaan pertama saja, Adam dan Hawa, sudah jatuh dalam dosa.
Sebelum menciptakan manusia, tentunya Allah menciptakan para malaikat terlebih dahulu. Dan seperti kita ketahui, para malaikat itu juga ada yang mengkhianati Allah sehingga mereka menjadi iblis. Malaikat yang menjadi iblis ini tentunya juga tahu tentang kebesaran dan sifat-sifat penciptanya, tapi kenapa mereka masih tidak percaya juga sehingga membangkang?
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah, namun kenapa mereka selalu “tomat” (tobat-kumat) tidak kapok-kapok?
Noveria—Jakarta
Jawaban:
Bagus sekali pertanyaannya, Noveria. Rasa penasaran atas kenyataan penciptaan dan kejatuhan Adam dan Hawa memang selalu menimbulkan tanda tanya besar bagi mereka yang suka berpikir. Nah, mari kita mulai dengan fakta penciptaan. Tuhan menciptakan manusia itu ex nihilo (dari tidak ada menjadi ada). Apakah Allah iseng? Tentu saja tidak. Bahkan manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Artinya, serius banget (Kej 1-27). Manusia jatuh ke dalam dosa karena melanggar Firman Allah (Kej 2-17). Mengapa melanggar? Karena tertipu oleh iblis yang mengatakan bahwa manusia akan menjadi seperti Allah, jika memakan buah pohon yang dilarang (Kej 3: 4-5).
Pertanyaan akan berlanjut, mengapa Tuhan mengadakan pohon dan aturan/ larangan sehingga manusia jatuh ke dalam dosa? Jawabannya, manusia jatuh ke dalam dosa bukan karena pohon dan larangannya, melain-kan pelanggarannya. Sementara perintah larangan itu justru dibutuhkan sebagai bukti bahwa manusia itu manusia karena ada aturan (perspektif hukum). Bahwa manusia itu manusia karena dipercaya bisa memenuhi tugas-nya (perspektif antropologi). Bahwa manusia itu manusia karena bisa taat (perspektif religius), dan perspektif lainnya, seperti tang-gung jawab dari perspektif sosial.
Jadi tidak ada yang salah di sana. Yang salah, mengapa Adam dan Hawa melanggarnya, padahal mereka diberi kebebasan luas (kemampuan dan tanggung jawab) yang jauh lebih besar ketimbang yang dilarang. Tak seharusnya mereka melanggar nya, itu sebab mereka dihukum. Padahal manusia itu sempurna justru dalam keterbatasannya. Disisi lain, ajaib, pengharapan akan keselamatan di dalam Yesus dinyatakan justru ketika dalam penghukuman (Kej 3), bahwa keturunan perempuan—mengacu pada Yesus—akan meremukkan kepala keturunan ular yaitu setan). Nah, kasih Allah begitu besar, yaitu rela mengampuni manusia sekalipun telah melanggar perintah, dan sekalipun Allah tidak punya kewajiban untuk mengampuni manusia. Jadi, peristiwa Taman Eden justru sesuatu yang sangat hebat sekali, bukan iseng, lho.
Sementara soal malaikat yang membangkang, itu sederhana saja. Manusia bertobat dan kembali ke jalan yang benar itu bukan inisiatif diri, melainkan kasih karunia Allah (Ef 2: 8-9, Yoh 15). Malaikat tidak mendapat-kan pengampunan, sedangkan manusia dapat pengampunan (II Pet 2), bahkan orang percaya akan diberi kuasa menghakimi malaikat (I Kor 6: 3). Jadi, malaikat yang memberontak disebut iblis, dan mereka adalah bapak segala dosa (I Yoh 3: 8). Manusia mati karena dosa (tapi mereka ditebus oleh kematian Yesus, Yoh 3: 16). Iblis tidak mati, bahkan menjadi bapak segala dosa dalam keke-kalan (jadi tidak ada penebusan bagi iblis). Dan, jangan lupa iblis itu roh bukan daging seperti manusia. Wilayah hukumnya jelas berbeda. Puji Tuhan karena DIA memilih kita untuk diselamatkan.
Soal “tomat” (TObat dan kuMAT), itu bukan cuma ada pada bangsa Israel, tapi semua manusia termasuk kita juga. Ya, enggak? Tetapi setiap orang yang percaya dengan sungguh-sung-guh, tidak akan “tomat”, termasuk orang Israel. Paling tidak lihatlah para nabi dan orang percaya di Perjanjian Lama (PL), dan rasul beserta orang percaya di Perjanjian Baru (PB), semoga kita juga disini TOTI, TObat sejaTI.
Sekalian dulu ya, yang lain akan dijawab pada edisi mendatang. Tetap langganan REFORMATA dan informasikan juga kepada saudara seiman lainnya. Semoga REFORMATA menjadi berkat.
Sumber : http://www.sahabatsurgawi.net/mengupas% ... ber05.html
(Nantikan Kupasan Firman Tuhan selanjutnya!)