Saya kagum sekaligus sedih mendengar berita-berita di Televisi, yg menayangkan Tim dari British Petroleum (BP) telah berhasil mengatasi semburan minyak di Teluk Meksiko. Kagum betapa hebatnya para teknisi itu bekerja, siang malam tanpa henti, kagum betapa seriusnya Presiden USA Barack Obama untuk menyelesaikan masalah semburan ini : . Sedih betapa sengsaranya seluruh Bangsa Indonesia memikirkan masalah Lapindo, sedih karena Lapindo berlarut-larut tanpa bisa menghentikan semburan itu. :(
Walaupun saya sangat tidak simpatik dengan kearoganan USA di kancah International, tapi saya harus acungi 2 jempol atas profesionalitas mereka dalam menghadapi masalah. Kita tahu bahwa USA-Inggris merupakan negara sahabat yg akrab, kerap melakukan kerjasama di bidang apapun. Tapi ketika USA mendapatkan "kerjasama" yg tidak menguntungkan (baca: Semburan), Obama dan seluruh jajaran sepakat untuk "berontak" terhadap Inggris, dia kesampingkan urusan Politik dengan Inggris, melalui PM Inggris David Cameron, Obama menyampaikan "ultimatum" kepada BP untuk segera mengatasi masalah semburan minyak di Teluk Meksiko yg telah menghabisi mata pencaharian orang-orang yg bekerja di Teluk Meksiko. Obama turun langsung sebagai "team leader" untuk terus menekan BP atas "ulah" mereka di Teluk Meksiko :, USA sama sekali tidak mengeluarkan uang untuk itu, 100% dana turun dari BP
Kembali ke dalam negeri, apa yg telah dilakukan SBY sebagai Presiden RI? jawabannya adalah menggelontorkan APBN sampai 11 Trilyun untuk ikut menanggulangi Semburan Lapindo :, dia tidak berani menekan Lapindo yg notabene merupakan punya Aburizal Bakrie yg pada saat itu masih menjabat sebagai Menko Kesra, bahkan SBY dengan begitu mudahnya percaya bahwa Lapindo kehabisan dana untuk mengatasi semburan, sampai-sampai SBY begitu teganya mengorbankan uang rakyat untuk membantu Lapindo. SBY tidak berani berbuat seperti Obama yg mengesampingkan urusan politik dengan David Cameron, SBY terlalu takut dengan Aburizal Bakrie, terlalu banyak kepentingan politik yg bermaen di atas Lumpur Lapindo.
Pakar ITB, Dr.Ir. Rudi Rudiandini mengatakan, sebenarnya tidak ada kata "tidak bisa" dalam mengatasi semburan lumpur Lapindo, hanya satu kata yg dibutuhkan pemerintah yaitu "kemauan". Sekedar informasi, bahwa BP menggelontorkan dana total 25 kali lebih besar dari Lumpur Lapindo untuk menyewa para Engineer Handal dan Alat-alat yg mahal, Rudiandini mengatakan, tingkat kesulitan di Lapindo jauh lebih mudah dibandingkan di Teluk Meksiko (Darat vs Laut).
Jadi, apakah pemerintah masih berlindung di balik ucapan "Lapindo adalah Fenomena Alam"??
Murni dari pemikiran TS, jadi mohon dimaafkan kalo ada kesalahan ucapan :)