
"Ibarat air garam, semakin diminum semakin haus"
Mungkin itulah ibarat yang paling tepat untuk menggambarkan betapa hebatnya daya tarik uang terhadap manusia. Sudah banyak fakta yang memperkuat argumen diatas. Tengoklah Si Gayus Tambunan, PNS paling kaya di seluruh kolong langit. Sudah mendapat remunerasi dengan nilai yang sudah tinggi, masih juga korupsi 25 Milyar...nggak puas sampai di situ, ternyata Si Gayus ini juga masih mempunyai harta yang disimpan di safetybox yang nilainya mencapai 74 M.
Sampel fakta di atas, menunjukkan betapa kesejahteraan seseorang tidak berbanding lurus dengan penurunan keinginan untuk korupsi. Sungguh miris hati ini bila melihat fakta-fakta yang terjadi sehari-hari di negeri ini, dimana para pejabat yang tak pernah puas untuk memperkaya diri sendiri kendati sebenarnya kesejahteraannya sudah sangat lebih dari cukup. Agar tidak terjadi fitnah, mari kita tengok guliran usulan dari Anggota Dewan tentang Dana Aspirasi. Tak cukupkah beliau-beliau tersebut dengan kenaikan gaji dan tunjangan yang sudah tidak etis itu? Masihkah harus ditambah dengan Dana Aspirasi yang sudah jelas hanya berkepentingan untuk kesenangan beliau pribadi samata?
Sebenarnya masih banyak fakta lain yang TS rasa tidak perlu diungkapkan panjang lebar di thread ini. Seperti Nurdin Halid cs misalnya. Kalau mungkin sudah tidak takut dengan dosa, setidaknya punyailah rasa malu. Malu untuk menerima sesuatu yang tidak sebanding dengan apa yang telah kita usahakan. Malu untuk bermewah-mewah sementara kondisi rakyat secara umum masih jauh dari kata sejahtera. Mungkin harapan itu pulalah yang TS punyai terhadap para pejabat, para wakil rakyat, dan para aparat pemerintahan di Indonesia. Dengan budaya malu inilah, TS berharap Indonesia akan menjadi bangsa yang bermartabat di mata dunia. Bukannya menjadi salah satu negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia. Semoga Indonesia bisa memperbaiki dirinya demi terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat...