Catatan tentang Film ’2012′
Posted by Saidiman Ahmad under Esei
Oleh Ulil Abshar-Abdalla

FILM 2012 yang digarap oleh sutradara Jerman Roland Emmerich itu sekarang menjadi kegemparan di sejumlah kota di Indonesia. Ribuan orang berduyun-duyun ke gedung bioskop untuk menyaksikannya. Pertama kali pergi bersama isteri ke gedung bioskop Cineplex 21 di Setiabudi Building, saya tidak mendapatkan tiket. Semua tiket ludes, bahkan hingga pertunjukan paling akhir selepas tengah malam. Kebetulan saat itu adalah malam Minggu.
Seminggu kemudian, saya datang kembali, tetap bersama isteri, untuk menonton film itu. Kali ini lumayan beruntung, karena akhirnya kami mendapatkan tiket. Tetapi, kami harus sedikit memendam rasa kecewa, karena mendapatkan tempat duduk persis satu baris sebelum deretan kursi yang paling depan, hanya beberapa meter saja dari layar. Selama film itu diputar, saya harus menonton film itu dengan sedikit mendongak. Usai menonton, leher saya terasa pegal-pegal.
Kenapa film ini mendadak menjadi kegemparan? Pertama, karena judulnya sendiri, 2012. Konon, itulah tahun yang diramalkan sebagai akhir dunia atau kiamat. Publik tentu penasaran, seperti apakah dunia kalau kiamat nanti datang. Kedua, ada komentar dari salah satu petinggi MUI, yaitu H. Amidhan, bahwa film ini mengandung propaganda ‘agama’ tertentu. Maksudnya mungkin agama Kristen (saya tidak tahu, dari sudut mana film ini mengandung unsur propaganda Kristen; Roland Emmerich jelas seorang agnostik, dan tidak peduli dengan soal kekristenan).
Bahkan ada rumor bahwa film ini akan dilarang beredar, karena dianggap tidak ‘Islami’. Khawatir film ini tidak lagi beredar di pasaran, publik tak sabar untuk segera menontonnya. Sebuah media bahkan memberitakan bahwa di Bali, sejumlah penonton rela membeli tiket dengan harga dua kali lipat dari seorang calo.
Suatu kejadian yang menarik saya alami ketika saya menonton film ini Sabtu kemaren, 21/11/09, di teater Hollywood Kartika Chandra. Saya menyaksikan ibu-ibu berjilbab yang ikut antri menonton film ini. Saya mempunyai kesan, mereka ini tampaknya bukanlah ibu-ibu yang masuk dalam kategori “movie goers” atau penggemar film, tetapi ibu-ibu majlis ta’lim yang mungkin baru seumur-umur menonton film. Mungkin karena mendapat kabar ‘burung’ bahwa film ini berkenaan tentang hari kiamat, mereka tergerak untuk menonton. Mungkin juga karena film ini dipersoalkan oleh seorang petinggi MUI, sehingga mereka jadi penasaran untuk melihatnya langsung.
Ala kulli hal, komentar “miring” H. Amidhan dari MUI itu justru menjadi “iklan gratis” bagi film tersebut. Mestinya, produser film 2012 harus memberikan ucapan terima kasih secara khusus kepada Bapak Amidhan karena telah menjadi “juru iklan gratis” bagi film itu.
bersambung . . . . . . . . . .