di tempat saya SD dulu, kucing disebut binatang yang "malati" atau binatang yang pamali kalok disiksa dengan seksama....
itu alasan mengapa di catatan ini seekor kucing diberikan kata ganti beliau...
saya pernah khilaf mengolesi balsam dipantat beliau atas ajaran anak sebelah, itu adalah show spektakuler binatang yang pernah saya saksikan, dengan tangan di bungkus plastik yang sudah diolesi balsam, maka tinggal di gosok ke pantatnya dan beliau akan lari secepat peluru hingga pada jarak tertentu kemudian berhenti untuk menggosok-gosokkan pantatnya di tanah....
sungguh itu menjadi penyesalan yang luar biasa buat saya, meskipun seru, jangan pernah ditiru...
atas referensi yang ada, saya tau kalau kucing (felis silvestris catus) tidak nyaman dengan air dingin, kalau tangan anda barusan dicuci di wastafel dan anda memberikan sekepretan tangan basah ke wajah seekor kucing yang sedang mengaso, beliau pasti bangkit seketika itu jua dan langsung ngibrit, apalagi kalau disembur air kumur, parahnya mengolesi balsam dipantat beliau, tapi yang terakhir ini jahat sekali, baiknya jangan dilakukan, bagaimana pun menjengkelkannya beliau meneror...
kucing juga makhluk Sang Pencipta, yang tak dapat anda rangkum ke dalam konsep dosa...
lha iya dong, masak kucing punya dosa, meski beliau mencuri tenggiri bakar lezat terakhir dari meja makan niscaya beliau tetap saja tak menunjukkan wajah berdosa...
geometri wajah beliau lebih menyerupai ekspresi datar, bukan senyum, bukan sedih, rata dan dingin saja karena beliau tak berbibir, dan bulu menutupi seluruh kerut wajahnya..
mungkin berparas culas, kalau ujung luar matanya agak naik ke atas, namun percayalah, kucing yang nyolong menu anda harus dianggap ringan saja: beliau cuma sedang kelaparan..
manusia yang mencuri karena lapar saja wajib ditolerir, tidak boleh dipotong tangannya oleh otoritas sealim apa pun...
jadi, mohon jangan terapkan dosa buat kucing...
hewan tidak dapat membaca, tak punya skala nilai dan tak punya KTP berkolom agama...
hewan adalah hewan dan manusia tetap manusia....
jangan memperhewankan insan, masalahnya dulu ada wartawan Irak yang mbededeg sekali sama bush dan dia mengumpat, “Hewan anu luh, Bush!” lalu melempar sepatu (tapi sayang dua-duanya tak mengena)...
nah kalau bush hewan, dia terbebas dari social-sin pembantaian dan pengibulan seluruh dunia, dong, enak saja...
lihatlah, anjing itu binatang setia, berkali-kali serial dokumenter 911 menayangkan kisah anjing penyelamat, jangan maki orang pake nama hewan itu....
buaya juga, secara ilmu biologi, dia termasuk reptil penganut monogami, kawin cuma sekali (binatang paling setia sama pasangannya) trus kenapa kalo pria selingkuh identik sama buaya?? heran, orang endonesa emang bebal-bebal ya....
nah intinya, untuk kepentingan kemanusiaan secara umum, mari kita jauhi budaya menghewan-hewankan orang, tegaskan bahwa orang yang anda benci bukan kodok, bukan kucing, bukan hewan, dia cuma seekor setan...
di catatan selanjutnya sebenarnya saya masih gatal untuk mengulas hal serupa tentang anatomi tubuh manusia yang dianggap sangat kasar ketika diucapkan apalagi diselipkan di lagu, tapi percuma, beberapa orang "tertib" matanya sudah benar-benar dibutakan sikap "feodal dan arogan" keluarga baik-baik......
ok... kucing sudah berlalu, kucing pasti berlalu, ketika semua orang akhirnya siuman, dunia pun kembali bekerja bergegas-gegas tak kenal perikehewanan dan pribadi rakus enggan berkaca....
PS: tolong, yang merasa ABG jangan berkomentar, tolong, toloong... sejauh fungsi ini kalian cuma mengotori......
say : for nice repost...