Batas yang cerdas
Apa yang terjadi bila kekuatan yang tak tertahankan membentur benda yang tak tergerakkan? Mudah saja – keduanya meledak.
Tetapi ada satu teka-teki yang menggelitik: jika kamu terus bergerak separuh jarak dari dinding, akankah kamu sampai di dinding? Ada sesuatu yang bikin gelisah, kamu akan terus bergerak mendekati dinding tetapi tak akan mencapainya. Teka-teki ini sedikit membuka tabir ketakterbatasan. Untuk mencapai dinding, kamu memerlukan langkah yang tak terbatas, dan mendekati akhir langkah-langkah menjadi teramat sangat terlalu kecil. Weleh weleh weleh.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini bisa bikin sakit kepala. Sekitar tahun 500 SM, Zeno dari Elea melontarkan serangkaian pertanyaan tentang ketakterhinggaan yang membingungkan para filsuf selama beberapa generasi, dan sebagian menyebabkan kebencian terhadap matematika berabad-abad setelahnya. Misalnya pada geometri Euclidean , semua pengertian selalu terdiri dari sejumlah langkah yang terhingga. Ketakterhinggaan dianggap sangat tidak tergambarkan, tidak terukur dan teramat tidak masuk akal.
Namun Archimedes, matematikawan terbesar jaman kuno, menyadari kekuatan ketakterhinggaan. Dia memakainya untuk memecahkan masalah-masalah yang cukup rumit. Proses pemecahannya mendekati penemuan kalkulus – hampir 2.000 tahun sebelum Newton dan Leibniz.
Untuk menuju ke kalkulus, saya akan memulai dengan pengantar-pengantar yang indah. Berupa hitungan-hitungan kuno mengenai lingkaran dan pi.
Mari kita mengingat kembali apa itu pi. Pi adalah perbandingan antara dua garis. Garis pertama adalah garis-tengah (diameter), garis yang membelah lingkaran melalui pusatnya. Yang kedua adalah keliling (circumference), garis yang memutari lingkaran. Pi adalah perbandingan antara keduanya, keliling dibagi garis-tengah.

Jika kamu seorang pemikir yang hati-hati, kamu mungkin sudah mulai ragu. Bagaimana kita tahu bahwa pi bernilai sama untuk semua lingkaran? Mungkinkah nilainya berbeda untuk lingkaran besar dan lingkaran kecil? Tentu saja tidak, pembuktiannya bukan main-main. Berikut penjelasannya.
Andaikan kamu memakai mesin fotokopi untuk memperkecil gambar, katakanlah, 50 persennya. Maka semua garis pada gambar – termasuk keliling dan garis-tengah – akan menciut sebesar 50 persen. Sehingga saat kamu membagi keliling yang baru dengan diameter yang baru, maka angka 50 persen akan terbagi habis, perbandingan tidak berubah. Itulah pi.
Tentu saja kita belum tahu berapa nilai pi itu. Percobaan sederhana dengan memakai tali dan piring sudah cukup untuk mendapatkan nilai sekitar 3, atau kalau kamu lebih teliti akan mendapatkan nilai 3 dan 1/7. Tetapi anggaplah kita ingin mendapatkan nilai pi yang pasti atau setidaknya sangat mendekatinya. Terus bagaimana? Inilah yang membingungkan orang-orang jaman kuno.
Sebelum melihat ke solusi Archimedes yang cerdas, kita perlu menyebutkan hal lain di mana pi muncul berkaitan dengan lingkaran. Area lingkaran (luas di dalamnya) mempunyai rumus:

Di mana A berarti area, π adalah huruf Yunani untuk pi, dan r adalah ruji (jari-jari, radius) lingkaran, separuh garis-tengah.

Kita tentu mengingat rumus ini di SMU, namun darimana rumus ini berasal? Biasanya rumus ini tidak dibuktikan pada kelas geometri. Namun jika kamu mengambil kalkulus, mungkin kamu akan melihat buktinya. Tetapi apakah memang perlu memakai kalkulus untuk membuktikan rumus yang mendasar ini?
Ya, tentu saja.
Yang membuat rumit adalah lingkaran itu bundar. Jika lingkaran terbuat dari garis-garis lurus maka mudah saja. Mudah mencari luas segitiga, bujursangkar dan segilima. Namun sulit untuk bentuk berkurva seperti lingkaran.
Kuncinya secara matematis tentang bentuk berkurva adalah mengandaikan lingkaran terbuat dari banyak sekali garis lurus yang kecil. Sejatinya hal ini keliru tetapi berhasil…jika kamu mendesaknya hingga ke batasnya dan jumlah garis lurusnya tak terhingga. Tentunya garis-garis lurusnya amat kecil sekali. Inilah ide penting di balik semua kalkulus.
Begini salah satu cara mencari luas lingkaran. Mulailah dengan memotong lingkaran menjadi empat bagian yang sama. Lalu susunlah sebagai berikut:
